Coba kamu pikirkan, bayangkan. Berapa besar badanmu? Seberapa tinggi dirimu? Besar? yakin?

Sekarang naiklah lebih tinggi menuju angkasa. Pepohonan yang bahkan lebih besar darimu akan terlihat kecil dari atas langit. Lalu perlahan, semakin tinggi kau naik ke angkasa nan tinggi, kamu menyadari gunung-gunung juga akan terlihat kecil. Terbanglah lebih tinggi lagi menuju kegelapan yang tak berujung. Dari angkasa yang luas, bahkan bumipun akan terlihat seperti kelereng. Lantas, seberapa kecilkah dirimu sekarang? Apa kamu dapat melihat dirimu dari atas langit?

Semakin tinggi lagi, kamu melihat bahwa matahari yang suaangaaaaaaaatttt besar menjadi sangaaaatt kecil. Tak lama kamu akan melihat ahwa kamu sudah melewati galaxy kita. Bimasakti. Kamu semakin jauh menuju kegelapan. Dan kamu melihat ada galaksi lain yang ukurannya jauh lebih besar daripada galaksi bimasakti. Dan tak lama setelahnya kamu telah melewati berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar galaksi yang lain. Lantas, seberapa kecilkah dirimu saat ini?

Janganlah mudah sombong, iri hati atau sebagainya. Karena diatas orang yang cerdas, akan ada orang lain yang lebih cerdas. Dirimu itu begitu kecil. Maka pantaskah kamu merasa sombong pada manusia bahkan sampai sombong pada Allah? Lupakah kamu pada cerita tentang Nabi Musa yang ditegur Allah hanya karena ia mengatakan bahwa dirinyalah manusia terpintar? Lalu Allah tunjukkan melalui Nabi Khidir bahwa tak pantas kita berlagak karena di atas orang hebat, pasti ada orang yang jauh lebih hebat.