Jikalau bukan karena dirimu...
“Kakak jahat!!!”
Aku hanya bisa berkata, “biarin!”
Selalu saja begitu setiap hari. Seolah tak ada lagi waktu di dunia ini yang bisa dihabiskan dengan hal lain. Hyuuuh...
Aku melangkah keluar. Terkadang, perih hati ini jika melihat seseorang tak punya bakti pada kakak kandungnya sendiri. Entahlah...
Aku melewati pepohonan dan bunga bungaan. Tempatku melampiaskan sedih dan marahku. Aku tak bisa mengatakan langsung kesedihan dan marahku pada orang lain. Karena meski aku bisa mengatakannya, itu percuma. Hanya akan mendapatkan jawaban..
”Kamu tuh udah gede. Harusnya bisa ngalah sama adek adeknya!”
”Udah! Kasih aja yang adek mau! Kamu kan dah besar ini. Gak perlu lagi main mainan anak kecil kayak gitu!”
”Ngalah dikit bisa gak sih?! Emang gak pusing apa dengerin kalian berantem terus gitu. Ini juga nih yang gede! Gak bisa ngalah!”
Dan lain sebagainya...
Tak jarang air mata mengalir di pelupuk mataku bila mendapatkan kata kata seperti itu. Aku hanya bisa menangis dalam diam. Itupun kalau memang tak ketahuan. Karena jika aku ketahuan menangis, aku hanya akan dimarahi dan itu akan membawaku ke situasi yang lebih kejam.
Aku juga punya hak untuk mendapatkan kasih seorang kakak. Pada alam, kuhanya bisa berkata...
”Angin, berhembuslah untukku. Sejukmu adalah sejuk yang kurindu. Dinginmu adalah dingin yang kudamba...”
”Bulan, jangan menjauh dariku. Aku membutuhkanmu untuk menjadi penerangku di kala malam. Gantikan kasih kakakku dengan cahayamu...”
”Mentari yang menghangatkan tubuhku, bersinarlah sesukamu. Karena bersama dengan kehangatanmu, ada senyum kakak yang kurindu...”
Aku hanya bisa berkata...
”Adikku, jikalau bukan karena kasih sayangku padamu, maka aku akan menyengsarakanmu...”
”Jikalau bukan karena cintaku padamu, akan kulampiaskan dendam di hatiku...”
”Jikalau bukan karena kau adalah adikku, aku akan menelantarkanmu...”
”Jikalau bukan karena sayangku padamu, akan kurampas kebahagiaanmu...”
”Jikalau bukan karena Allah, maka aku takkan pernah memberimu cinta dan kasih...”
Setelah semua yang bisa kau lihat dari diriku, maka dengan alasan apa lagi kau tak memiliki kasih padaku, adikku?...
Bagaimana aku bisa memberikanmu doa tuk suksesmu kelak, jikalau kamu juga mendoakan agar aku berjalan santai menuju jurang tak berdasar?
Adikku, keputusan ada dalam genggamanmu. Terserah apa katamu. Hanya Allah yang tahu senang, sedih dan marahku padamu...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus kak. semangat terus ! aku juga menjadi kakak pertama :v
Makasih...
Makasih yang udah baca... ┌(・。・)┘♪
sama sama. tumben baru post? why?
ehehehe. aku lagi rada sibuk gitu lah. liburan malah banyak tugas. hehe
goooood greaaat
Makasih kak...
aku sebenarnya adalah adik
BTW follow aku yak
aku adalah anak pertama yang sudah memiliki 3 adik kandung. berat rasanya ngurus adik laki-laki, 3 pula>< tapi itukan amanah dari Allah...
Kata" nya bagus banget kaakk, menghayati gitu, nulis nya pake perasaan. Sama aku juga menjadi kakak
Iya kak. Makasih ya...
Sama juga nih, para kakak