Antara Qonita dan Adiba #9 || Adiba Menjadi Saksi
Qonita menceritakan semuanya. Tentang keanehan pada nilai Adiba, Kecurigaan Pak Imron, Memergoki Lala, berita di ponsel Tante Nia, sampai saat ia memergoki Lala hari itu. Semuanya ia ceritakan. Kecuali percakapannya dengan Tante Nia. Karena Tante Nia sudah melarangnya untuk bercerita pada siapapun.
Pak Hadi memdengarkan dengan tekun. Ia juga heran bercampur kagum. Sejak dulu Qonita memang siswa yang paling disukainya. Tapi mau Bagaimana pun juga, Pak Hadi harus menanyakan sesuatu yang sedari tadi terlintas di benaknya pada Qonita yang cepat naik pitam itu.
"Kamu punya saksi atas kronologimu itu?" Tanya Pak Hadi.
Qonita terdiam. Sebenarnya ada. Tapi ia telah dilarang Tante Nia agar jangan bercerita mengenai percakapan itu. Kalau ia Kata kan, artinya ia telah melanggar perintah Tante Nia. Dan Qonita bukan seorang pengkhianat. Adiba juga saksinya. Karena Adiba lah semua ini bisa terjadi. Tapi Qonita tak mau menyebabkan Adiba terkena masalah yang lebih pelik lagi. Terlebih ia belum bermaafan dengan Adiba.
Melihat Qonita yang terdiam karena bingung, Adiba angkat bicara. Ia memang agak takut jika disuruh bicara di depan teman-teman. Tapi ia merasa sudah seharusnya ia membela Qonita. Karena ialah Qonita harus melakukan semua ini. Karenanya, Adiba langsung menjawab pertanyaan Pak Hadi dengan tegas.
"Ya, Ada! Orang itu adalah aku." Katanya.
Semua memandang nya.
"Maksudmu apa, Adiba?" Tanya Qonita yang masih bingung memikirkan jawaban yang akan ia katakan.
"Saat Qonita mengintai Lala tadi, aku juga tak ikut olahraga. Aku berniat untuk meminta maaf pada Qonita tentang pertengkaran sepele itu. Jadi aku mengikuti Qonita dari belakang. Tapi saat kulihat Qonita memasuki kelas yang sedang kosong, aku pikir ia hendak melaksanakan rencananya. Jadi aku mengurungkan niat untuk menemuinya dan pergi ke taman dekat teman-teman yang sedang berolahraga. Aku memperhatikan jalannya pertandingan. Tapi 5 menit kemudian, aku melihat Lala yang agak memisahkan diri dari kelompok. Karena teringat cerita Qonita, aku lantas mengikuti nya. Lala berjalan ke belakang taman dekat pagar sekolah. Aku melihat dari pintu gerbang muncul seorang laki-laki. Kukira itu Pak Penjaga. Tapi ternyata bukan. Aku masih tetap mengintip dari balik pohon. Kulihat lelaki itu berbicara pada Lala dan memberikan sesuatu padanya. Setelah itu Lala kembali. Tapi bukan ke tempat pertandingan olahraga, melainkan ke kelas. Aku menunggu di luar dan tak berani mengintip karena takut ketahuan. Tak lama, aku mendengar Qonita berteriak memarahi Lala. Awalnya aku agak takut untuk melerai. Tapi akhirnya aku memberanikan diri dan masuk ke kelas. Lalu sesudahnya sama seperti yang kita ketahui bersama." Kata Adiba menjelaskan Panjang lebar.
Sesaat seisi kelas terdiam. Tapi tak lama kericuhan langaung terjadi. Qonita menatap Adiba dengan pandangan berterimakasih.
Lala yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan cerita Qonita serta penuturan Adiba, mulai angkat bicara. Masih dengan mata yang sembab ia menatap Qonita yang membalasnya dengan tatapan tajam seperti biasanya. Dengan suara bergetar, ia bercerita...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sory yah, singkat dulu. Tapi Insya Allah Episode berikutnya lebih panjang. Setia menunggu yaaaah... :)~♥
Gpp kak,Sering singkat juga gpp,yang penting di lanjutin,hehehe,Semangat ya kak!
Oke, siaapp... Makasih~
yang ke 10 nya kapan ?
jam berapa uploadnya ?