Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Qonita dan Adiba #6 || Fakta yang Mengejutkan

Antara Qonita dan Adiba #6 || Fakta yang Mengejutkan

Qonita merogohkan tangannya ke dalam tas Lala. Hatinya berdebar. Ia tau perbuatan seperti itu dilarang. Tapi tetap ia memasukkan tangannya kedalam tas Lala. Ia mencari botol tersebut. Botol yang berwarna hitam kalau tidak salah. Saat itu pandangannya melayang ke dalam lemari buku siswa yang terbuka pintunya. Disitu, dia melihat sebuah botol yang berwarna hitam. Qonita tertegun. Dengan cepat, dihampirinya Lemari Buku tersebut. Diambilnya botol berwarna hitam itu.

Qonita meneliti botol tersebut. Tak ada tulisan apa-apa di bagian luarnya. Hanya poloa dan berbahan kaca. Seperti botol-botol obat. Tiba-tiba, pendengarannya mendengar derap kaki menuju kelas. Dengan cepat dimasukkannya botol itu ke dalam kantungnya. Lalu ia pura-pura mencari buku.

Ternyata yang masuk adalah Lala. Ia melihat Qonita yang kelihatannya sedang sibuk mencari sesuatu. Lala menghampiri Qonita.

"Nyari apa?"

"Biasalah. Buku. Entah dimana tadi aku simpan." Kata Qonita mengelak.

"Tapi ini kan lemari bukuku." Kata Lala.

"Iya. Tapi aku udah cari kemana-mana gak ketemu. Lemari bukumu ini tempat terakhir yang belum aku periksa." Kata Qonita.

Qonita memang tidak berbohong. 2 hari yang lalu, buku Novel kesukaannya hilang di kelas. Dan memang cuma lemari buku saja yang belum diperiksa nya. Karena Qonita tidak menemukan bukunya, ia pun kelua. Menuju Taman. Ia sengaja keluar. Karena kebetulan di kelas ada setumpuk kertas yang sudah dinilai Pak Imron. Tapi saat itu Pak Imron sedang mengawasi bazar yanv sedang berlangsung.

Kalau nanti setelah nilai dibagikan dan nilai Adiba masih dibawah rata-rata, itu artinya bukan botol ini yang waktu itu aku lihat sedang dipegang Lala. Pikir Qonita. Ia lalu duduk dibangku taman yang menghadap ke pintu kelas. Jadi kalau ada seseorang masuk kelas, ia akan segera tau. Tapi ternyata tak ada yang masuk ke dalam kelas selama jam istirahat itu. Lala juga sama sekali tidak keluar kelas.

Ternyata Pak Imron belum bisa meninggalkan bazar itu. Ada keributan kecil di salah satu stand. Jadi untuk sementara kelas digantikan oleh Bu Rossa. Pelajaran Bu Rossa kali ini sangat membosankam bagi Qonita. Jadi ia sama sekali tidak menyimak pelajaran.

Dirumah, Qonita cepat-cepat mandi dan shalat maghrib. Setelah itu ia duduk di meja belajarnya. Diambilnya sebuah buku Novel miliknya. Lalu ia menulis namanya dengan pulpen yang paling tebal. Hadiah di hari ulang tahunnya. Dengan hati berdebar dan tangan yang bergetar, Qonita menumpahkan sedikit cairan dari botol itu ke atas tulisan yang baru dibuatnya. Dan ia memandangnya dengan takjub!

Dengan cepat, tulisan yang tadi dibuat Qonita langsung memudar dan menghilang. Qonita menyentuh kertas itu. Kering! Seolah tidak pernah ada sesuatu yang cair menyentuh kertas itu. Qonita mencoba sekali lagi. Dan hasilnya sama!. Qonita membalik halaman Novel nya. Ia mencoba cairan itu di atas tulisan yang diketik. Bukan tulisan tangan. Dituangkannya cairan itu setetes. Dan lagi-lagi tulisan tersebut memudar dengan cepat lalu menghilang bergitu saja. Tanpa jejak!!

Tiba-tiba, Tante Nia masuk ke kamar Qonita. Tante Nia melihat botol yang ada di samping Qonita. Tante Nia mengira kalau itu adalah botol obat.

"Kamu sakit, Qonita?" Tanya Tante Nia

"Enggak kok, Tante." Jawab Qonita sambil nyengir.

"Itu botol obat, kan? Kenapa dibuat mainan?" Tanya Tante Nia lagi.

"Ini bukan obat, Tante. Aku juga gak tau ini apa." jawab Qonita.

"Coba Tante lihat." Kata Tante.

Tante Nia lalu membuka tutup botol itu. Tidak ada bau. Warna cairan itu bening. Seperti air. Saat itu tiba-tiba Qonita bersin keras sekali. Tante Nia kaget dan tak sengaja menjatuhkan botol berisi cairan aneh tadi. Karena botol itu tidak ditutup, cairan yang ada di dalamnya langsung tumpah tepat di atas novel Qonita. Dan tentu saja tulisan yang ada didalamnya langsung memudar dan menghilang tanpa jejak.

Qonita memandang botol itu dengan sedih. Sekarang cairan ajaib itu tumpah. Tapi untunglah cairan itu tidak tumpah semua. Tapi hanya setengahnya saja. Tante Nia memandang keajaiban itu dengan kaget. Tante Nia menyentuh kertas novel Qonita. Kering!

"Cairan Penghilang Tinta!" Seru Tante Nia yang masih belum pulih dari kekagetannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sory ya guys, singkat duluu T_T

08 Aug
Balas

Gp₩p kak,lanjut ya!,Hamasah!

08 Aug



search

New Post