Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Qonita dan Adiba #5 || Tante Nia dan Percakapan dengan Lala

Antara Qonita dan Adiba #5 || Tante Nia dan Percakapan dengan Lala

Qonita menatap kertas didepannya. Ia agak sedih karena Adiba sepertinya tidak mempercayai nya lagi. Tapi dia tak tau harus berbuat apa. Karenanya, Qonita hanya membereskan kertas-kertas soal didepannya sambil memikirkan hal apa yang akan dikerjakannya.

Sementara itu, Adiba keluar kelas dengan dagu terangkat. Ia sendiri merasa heran kenapa berani berbicara kasar didepan Qonita, Sahabat yang sangat dikaguminya. Tapi sekarang ia memang benar-benar meragukan cerita Qonita. Ia keluar kelas dan bermain bersama Annisa.

Sorenya, Qonita pulang sekolah dengan lesu. Seolah ada beban sangat berat di pundaknya. Dia masuk ke kamar dan langsung berganti baju. Selesai shalat Maghrib, pintu rumahnya diketuk dari luar. Bunda membukanya. Ternyata yang datang adalah Tante Nia, tantenya Qonita. Qonita sangat senang karena tantenya datang.

Ternyata, Tante Nia bermaksud menginap selama seminggu di Rumah keluarga Qonita. Qonita jelas sangat senang. Diantarnya tantenya ke kamarnya yang rapi. Setelah Tante Nia berganti pakaian dan makan malam bersama keluarga Qonita, Tante Nia masuk ke kamar Qonita untuk menceritakan kisah hidupnya sebagai seorang detektif perempuan. Qonita memang sangat suka cerita detektif yang membantu polisi mengatasi tindakan kriminal.

Tante Nia mulai dengan kisahnya,

"Qonita, dalam kasus yang baru saja Tante terima, membuat polisi dan petugas keamanan menjadi pusing. Karena ada salah seorang napi yang kabur dengan diam-diam dari penjara. Dia memang sangat pandai melarikan diri. Bukan hanya itu, dia melenyapkan tulisan tangan Inspektur polisi dan Jendral yang berisi tentang hukuman bagi para napi dengan cara yang aneh."

"Aneh gimana, Tante?" tanya Qonita tertarik.

"Tulisan-tulisan itu bukannya hilang. Tapi berubah isinya. Ada beberapa kalimat dan nama yang tertulis di kertas-kertas tersebut menjadi lain dari yang sebelumnya ditulis oleh inspektur dan jendral. Anehnya, saat diperiksa dengan pemindai khusus itu merupakan dokumen asli. Yang sekarang menjadi pertanyaan bagi kepolisian adalah, Bagaimana cara merubah kalimat yang tertulis di kertas itu tanpa meninggalkan jejak sama sekali."

Qonita mendengarkan dengan penuh perhatian. Pikiran aneh-aneh mulai timbul dalam benaknya. Tentang komplotan, pengkhianatan, kejahatan, dan lain-lain. Tiba-tiba nafasnya tersentak. Tante Nia melihatnya dengan pandangan cemas.

"Ada apa, Qonita? Kamu sakit?"

"Enggak kok tante. Tapi tiba-tiba aku jadi ingat sesuatu. Kejadiannya hampir sama seperti yanh tadi diceritakan tante. Cuma mungkin agam beda sedikit. Hehe" Kata Qonita.

"Coba ceritakan ke Tante. Mungkin tante bisa bantu sedikit" Kata Tante Nia.

Qonita lalu menceritakan pengalamannya kemarin dan hari ini. Tentang Lala yang tidak sengaja dipergokinya, Pertengkaran dengan Adiba, dan kertas-kertas soal milik Bu Rossa. Qonita kurang jago bercerita. Tapi kalau ia sudah merangkainya dalam tulisan, membuat semua orang terkagum-kagum.

Tante Nia seperti nya tertarik. Tante Nia memang pendengar yang baik. Apalagi untuk Qonita yang kata-katanya banyak yang tidak bisa difahami. Tapi akhirnya Tante Nia mengerti.

"Besok, minta maaf sama Adiba ya. Kalian bertengkar bukan karena hal yang besar, kan?" Tanya Tante Nia.

"Iya, Tante. Tapi Tante tau gak, kira-kira cairan apa yang ada di botol Lala?" Tanya Qonita balik.

"Tante tidak tau. Tapi sepertinya itu hanya cairan pembersih pulpen yang biasa kamu pakai." Jawab Tante Nia.

Akhirnya Qonita tertidur. Ia terbangun karena Tante Nia menyipratkan air ke mukanya sambil tertawa.

"Ayo bangun! Jam setengah 6 lho! Kesiangan tuh Shalat Shubuhnya." Kata Tante Nia tegas.

Qonita langsung bangun dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Di sekolah, ia bertemu Adiba. Qonita menghampiri Adiba untuk mengajak nya berbaikan.

"Adiba, aku minta maaf soal yang kemarin ya. Tapi aku memang jujur kok, dengan ceritaku. Maaf kalau kamu gak percaya." Kata Qonita sembari mengulurkan tangannya.

Adiba hanya memandang uluran tangan Qonita lalu membalikkan badan. Qonita jadi sedih. Ia juga tersinggung. Qonita berjalan ke mejanya lalu mulai membaca buku sampai bel berdering.

Selama pelajaran berlangsung, Qonita tak bisa fokus. Diperhatikannya Lala yang sedang mendengarkan penjelasan Pak Imron. Qonita berniat akan mengajak Lala bicara 4 mata. Qonita memang sangat berani melakukan hal-hal seperti itu. Karenanya, ia tak merasa takut pada resiko yang akan dihadapinya.

Akhirnya bel istirahat berbunyi. Seisi kelas sudah kosong kecuali Adiba, Qonita, dan Lala. Adiba sedang tak ingin keluar kelas. Jadi ia hanya mengerjakan latihan soal sambil memperhatikan Qonita yang berjalan ke meja Lala. Saat itu Lala sedang mencari sesuatu. Karenanya saat Qonita menyentuh pundaknya ia langsung kaget.

"Ada apa, Qonita?" Tanya Lala.

"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu. Boleh kan?" Tanya Qonita balik.

Lala terdiam sesaat.

"Ya, tentu saja." Katanya sesudah itu.

"Kamu udah lihat berita di tv belum?" tanya Qonita memulai percakapan.

"Iya. Sudah. Yang tentang perubahan kalimat di dokumen yang ditulis pihak kepolisian dan jendral kan?" Kata Lala.

"Iya. Aku masih bingung dengan bagaimana napi itu melakukannya. Maksudnya masa iya sih tulisan tangan seseorang bisa dihapus tanpa meninggalkan jejak. Kalau pakai pensil memang bisa saja. Karena kita punya alat namanya penghapus. Tapi nyatanya itu ditulis pakai pulpen yang tintanya tebal dan sulit untuk dihapus." Kata Qonita.

"Aku juga bingung. Tapi aku sendiri gak ambil pusing sih. Aku gak tertarik dengan berita-berita begitu." Jawab Lala.

Tiba-tiba terdengar suara ribut diluar. Ternyata kakak-kakak SMA mengadakan bazae dadakan. Bazar tersebut berisi stand-stand permainan berhadiah. Lala memandang nya dengan kepingin. Lalu ia bangkit.

"Aku ingin lihat bazar itu. Kamu mau ikut?" Tanya Lala.

"Aku gak suka keramaian bazar. Mendingan di sini aja." Jawab Qonita.

Lala pun keluar kelas. Diikuti oleh Adiba yang juga keluar karena penasaran. Tinggallah Qonita sendiri di kelas. Yeah! Ini kesempatan bagus untuk melakukan rencananya!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maaf yah, aku postnya dikit dulu ><

07 Aug
Balas

Gpp kak,Lanjut ya...,Ana tunggu

07 Aug

Kok dikit banget siiih ?

07 Aug
Balas

Lagi seru serunya padahal

07 Aug



search

New Post