Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Qonita dan Adiba #3 || Kekecewaan Adiba

Antara Qonita dan Adiba #3 || Kekecewaan Adiba

Qonita menghapus air matanya yang telah jatuh dari pelupuknya, dan melanjutkan kisahnya.

"Mungkin orang lain mengira aku hanya bisa serius saja. Aku hanya bisa menjadi tajam dan menyeramkan. Tapi sungguh, jauh di lubuk hati terdalamku, aku pendam cinta kasih dan sifat pemaafku. Jadi, sebanyak apapun orang yang benci padaku, aku tetap bisa tegar karena aku bisa dengan mudah memaafkan mereka. Lagipula, mereka yang mencintaiku, lebih banyak daripada mereka yang membenciku. Tapi sekarang aku sadar, sebenarnya aku butuh pelukan dan untaian kata indah yang disertai pembuktian. Aku ingin seseorang yang benar-benar tulus padaku. Aku ingin seseorang yang benar-benar setia padaku."

Qonita menengadah ke langit yang mendung. Langit yang seolah turut suram dengan apa yang Qonita rasakan. Semilir angin dengan lembut menerpa wajah-wajah sendu. Setitik air hujan membasahi kening Qonita yang disertai dengan petir yang keras menderu.

Adiba membantu Qonita bangkit dan mereka bergandengan tangan menuju kelas. Murid lain juga bergegas masuk ke dalam kelas. Tak lama, hujan besar mengguyur. Petir tak henti-hentinya menyambar. Para murid langsung membuat kegaduhan dikelas. Itu membuat para guru kebingungan, apa yang harus dilakukan.

Tapi tak lama kemudian, hujan berhenti. Para murid diizinkan keluar kelas dengan syarat tidak bermain basah-basahan. Adiba mengajak Qonita ke taman tempat mereka bercerita tadi. Dan tentu saja semua bangku di taman basah disiram hujan.

Adiba menatap ke langit yang masih kelabu. Tapi hujan sudah berhenti dan dengan perlahan, kehangatan matahari menyinari bumi.

"Qonita, coba liat itu!" Seru Adiba dengan tiba-tiba.

"Pelangi! Cantiknyaa... Masya Allah." kata Qonita.

"Qonita, terkadang untuk menjadi bahagia kita perlu mengarungi terjangan badai kesulitan. Bahagia bukan berarti tak punya masalah. Tapi hakikat bahagia adalah saat kita punya banyak masalah, tapi kita berhasil melaluinya. Seperti hujan deras yang disusul dengan pelangi yang indah..." Kata Qonita sambil tersenyum.

Qonita terdiam. Raut wajahnya datar. Ditatapnya lagi pelangi yang seolah terlukis di cakrawala dengan rangkaian warnanya yang indah. Perlahan, dia tersenyum dan menatap Adiba.

"Kamu benar. Terimakasih karena sudah mengingatkan, arti kebahagiaan."

"Sekarang, ayo kita kembali ke kelas. Sebentar lagi akan ada pelajaran. Kau tau kan, kalo kita telat bakal dihukum apa?" Kata Adiba.

Mereka kembali ke kelas yang saat itu sedang kosong. Tapi tak lama, bel berbunyi dan semua murid kembali ke kelas. Pak Imron masuk kedalam kelas untuk menyampaikan suatu hal. Sepertinya hal penting. Karena Pak Imron tampak lebih galak dari biasanya. Para murid langsung mengikuti apa yang di instruksikan oleh Pak Imron.

Setelah semua siap di meja, Pak Imron mengambil kertas yang tadi dibawanya. Pak Imron menatap seluruh kelas dengan pandangan aneh.

"Anak-anak, bapak ingin meminta maaf pada kalian semua, karena ternyata nilai Tray Out kemarin ada yang keliru koreksi. Terutama di 5 besar. Bapak menemukan kesalahan dalam pengoreksian. Jadi hari ini, bapak akan umumkan ulang nama-nama yang masuk 5 besar."

Sesaat semua hening. Adiba langsung merasa lemas. Apa lagi sekarang? Pikirnya dalam hati. Lalu, Pak Imron melanjutkan.

"Untuk Adiba, bapak mohon maaf karena tadi bapak salah koreksi. Kamu tidak masuk 5 besar. Tapi tetap semangat untuk belajar ya..."

Adiba tergagap. Oh tidak! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Seolah ada rasa sedih dan kecewa yang mengaliri tubuhnya. Pak Imron mengumumkan nama siswa yang masuk 5 besar. Qonita menjadi salah satunya.

Akhirnya, sore hari tiba dan itu artinya sudah waktunya para siswa untuk pulang. Adiba berjalan sambil merunduk. Dibelakangnya, semua sibuk membicarakan tentang dirinya. Adiba tak terbiasa dengan situasi seperti ini.

Adiba berjalan dengan lesu. Mentari sore hampir terbenam di ujung cakrawala. Tiba-tiba, Adiba mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh ke belakang. Dilihatnya Qonita yang berjalan ke arahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sory kalo tulisan kali ini lebih singkat. Tapi semoga kalian tetep suka yah~

02 Aug
Balas

Banget :)

02 Aug

Makasih, Ariibah... :) ♥

02 Aug

idah lanjuts

03 Aug
Balas

Siaappss ♥

04 Aug



search

New Post