Rival
Rival
Dua pasang mata saling melirik, di tengah lapangan yang tertimpah panas terik. Huh… saling mengejar dan di kejar. Sama-sama mencari poin.
Tapi entah kenapa pagi itu terlihat berbeda. Jadwal imsak, jadwal adzan, dan jadwal imam shalat tarawih tertancap rapi di dinding masjid. Sekilas terlihat seperti biasa di ramadhan sebelumnya. Tapi coba lihat lagi, selebaran berukuran sedang juga tertancap disana.
Kertas apa ini? Anak-anak yang sudah selesai shalat subuh segera mengerumuni sisi tembok tersebut. Mempersulit panitia yang sedang membereskan sisa. Kertas ini tersusun rapih, berisikan tabel, beserta nama-nama orang didalamnya.
"Kalau kalian berbuat kebaikan, maka akan diberi satu bintang"
Seorang panitia remaja ramadhan memberi tahu. Semua orang terkesima.
"Nanti dikasi hadiah."
Panitia lain menambahi. Semua mengangguk. Ini baru, ini "kompetisi".
Baru satu hari. Masih berjalan lancar sejauh ini. Aku mendapatkan 5 bintang pertama ku karena shalat 5 waktu.
Begitu juga hari-hari berikutnya. Sampai ketika…
"Kak, saya juga shalat sunnah."
Aku segera melirik, menatap sinis ke sumber suara. Teman-temanku yang lain juga. Ternyata seseorang mencoba mendapat nilai tambahan.
Biasalah, dia memang terkenal anak yang suka mencari muka. Aku berfikir sejenak, baiklah…
Hari-hari berikutnya berjalan dengan lancar, aku yang juga mulai mengerjakan shalat sunnah. Mendapatkan bintang lebih banyak lagi.
"Kak, saya juga shalat dhuha seminggu kemarin."
Bumm!!
Aku menceletuk, teman-teman yang lain memperhatikan, menatap takjub. Hehe… aku tersenyum jumawa. Ini titik balik. Aku memang suka memberi kejutan.
Tapi sepertinya seseorang memperhatikan ku dengan tatapan berbeda.
Bintang ku yang terbanyak. Aku bisa tenang beberapa saat. Tapi ternyata… itu sebuah kesalahan besar…
Di pertengahan bulan, tiba-tiba aku jatuh sakit. Badan ku panas. Membuat ku tak berpuasa selama tiga hari, sulit untuk shalat, dan lain-lain.
Dan benar saja, saat tiba waktunya aku sempat melihat selebaran itu, aku sudah tertinggal beberapa bintang dari seseorang. Huh… ini menyebalkan. Seketika aku merasa kalah, tidak lagi berniat menambahkan bintang.
Tapi berbeda dengan seseorang di seberang sana, seseorang yang selalu mencari muka itu, beralagak sok baik, dan gemar bertingkah untuk mencari perhatian. Tidak tidak, dulu ku pikir begitu. Tapi sekarang aku sudah tahu, dia tidak buruk, aku yang lalay. Semangat nya itu selalu bisa mengalahkanku. Semangat yang sejak dulu memotivasi diriku.
Dahulu… aku pernah mengejarnya, mengikuti semangatnya. Mengaji setiap malam seperti yang dia lakukan, ikut majlis bapak-bapak seperti yang dia lakukan. Tapi lagi-lagi, tidak seperti dia, aku lalay. Sombong atas keberhasilan. Sampai aku merasa bangga dengan diriku sendiri, dan merasa lebih baik darinya. Sampai akhirnya dia menyadarkan ku kembali kalau dia masih mengejarnya.
Kurang lebih seperti itulah, SEMANGAT RIVAL ABADI KU.
Street!!
Keheningan di tengah tatapan itu pecah, aku segera berlari cepat ke benteng. Rival abadi ku itu mengincarku sejak tadi.
Orang orang berteriak di sekitar lapangan, berlari kesana-kemari. Maju satu, yang lain menjaga benteng.
Ini biasa kami lakukan setiap bulan puasa. Memang terdengar aneh, seharusnya kamu menjaga stamina agar tidak lapar, tapi, ini menyenangkan.
Rival abadi ku kembali menyerang anggota tim ku. Aku menghela napas panjang. Mengejarnya penuh semangat. YAA KENA!
Huuh… beberapa menit berlalu, semua orang telah bubar, kelelahan setelah bermain benteng dari jam 6 hingga jam 9. Jelas itu melelahkan. Tapi berakhir dengan hasil dianggap seri, karena beberapa kecurangan dalam permainan, cekcok sana cekcok sini, peraturan yang hanya menguntungkan sebelah pihak.
Tersisa aku dan dan rival abadi ku yang masih terduduk di lapangan depan masjid dengan baju basah kuyup karena keringat.
Aku menatapnya sekilas. Mengingat tahun depan ia akan pergi ke pondok. Tidak akan ada lagi ramadhan seru berikutnya kalau tidak ada dia.
Kami menuju ruang wudhu masjid, mencuci muka.
"Eh, jangan di minum!"
"Eh… iya lupa."
Rival abadi ku itu terkekeh.
Sulthan Mursyidan, Depok, 1 April 2007
Sekolah: SMP MUHAMMADIYAH 04 DEPOK
Alamat e-mail: mursyidansulthan@gmail
No WA: 0813-8094-5024
Foto:
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar