Negeri Kutu Buku
Negeri Kutu Buku
Sejak zaman dahulu. Dunia telah mengenal buku. Buku adalah lembaran-lembaran kertas yang dijilid menjadi satu, berisi tulisan, gambar-gambar atau tempelan. Beberapa contoh adalah, buku cerita, komik, dan album foto. Banyak ditemukan beberapa benda-benda bersejarah seperti tulisan-tulisan kuno, dan lain sebagainya, yang membuktikan bahwa buku sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Beberapa fakta menarik tentang buku mungkin belum kalian diketahui. Salah satunya tentang buku phobia. Phobia buku itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu, Bibliophobia, adalah phobia seseorang yang takut akan bau buku, memegang buku, bahkan takut berada di perpustakaan. Kebalikan dari Bibliphobia, buku fobia jenis yang kedua biasa dikenal dengan nama Abibliphobia, yaitu fobia seseorang yang takut berada jauh dari buku, atau takut akan kehilangan sesuatu untuk dibaca. Fakta unik lainya mungkin tak pernah kalian sangka, ternyata istilah “kutu buku” yang kita kenal saat ini benar terjadi secara online. Pasalnya, beberapa serangga sejenis ngengat memang suka memakan buku.Nah, sebenarnya istilah “kutu buku” sendiri yang melayani orang yang hanya sibuk membaca buku, disaat seharusya dia bersosialisasi.
Adakah diantara teman kalian yang sering membaca buku, sampai dijuluki “kutu buku”? atau, adakah teman kalian yang suka membaca buku? Masih adakah orang yang suka mengoleksi buku? Jika tidak, mengapa demikian?
Di indonesia sendiri jumlah penulis buku sangat sedikit. Hanya beberapa penulis terkenal seperti Andrea Hirata, Tere Liye dan Asma Nadya, yang terus membuat karya-karya nya. Beberapa orang lainnya mungkin sama sekali tak tertarik mendengarkan buku.
Diduga, faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah sarana membaca dan toko buku yang sulit di jangkau. Beberapa fasilitas antar daerah di kembangkan. Agar semua dapat mengalirkan dengan baik, termasuk ilmu.
Bahkan. Kini, berkembang seiringnya zaman, kitd Mulai Mengenal Istilah e-book ( buku elektronik). E-book adalah inspirasi buku dalam versi digital. Teknologi ini diciptakan untuk membuat sarana membaca yang lebih memadai, lebih efisien, praktis dan mudah di jangkau. Sedangkan untuk buku biasa. Terlihat lebih usang, mudah rusak, dan copot, memiliki bau yang aneh bagi sebagian orang.
Meskipun teknologi e-book memiliki banyak keunggulan. Namun dilihat dari faktor kesehatan. Memandangi handphone atau layar gadget seharian sangat tidak baik untuk mata. Membaca buku secara langsung adalah salah satu cara terbaik menghilangkan stres.
Pada kenyataannya, meskipun teknologi telah memasukkan e-book . pembaca di indonesia masih saja kurang. Beberapa orang memegang handphone mereka setiap hari. Namun tak sempat melihat e-book . Beberapa orang tak memiliki ponsel, bosan, tapi tidak mengisi kebosanan dengan hal yang lebih bermanfaat seperti membaca atau hal lainnya.
Dilihat dari hasil survei UNESCO. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak, mencapai 267.026.366 jiwa lebih, indonesia peringkat kedua setelah Bostwanna, dengan peringkat total dari 61 negara.
Mengapa demikian? Tentu bukan karena lembaga-lembaga yang bersedia membaca dan menulis. Bahkan banyak program literasi telah dikerahkan. Perpustakaan berjalan. Bazar buku. Lomba menulis dan membaca. Bahkan kini kita bisa mengikuti semuanya hanya dari rumah, dari rumah, mendapat keuntungan hanya dengan duduk bersantai.
Tapi tetap sepi. Mengapa? Menurut saya sendiri. Jelas, semua karena minat yang kecil. Semua butuh minat dan usaha. Minat itu sendiri terbentuk karena seseorang merasa tertarik dengan suatu hal, atau mendapat motifasi.
Memang beberapa orang memiliki fasilitas lengkap, tapi sama sekali tak berminat, beberapa yang berminat namun tak punya bakat, lainya lagi bakat tapi tak memiliki fasilitas memadai.
Mari berusaha. Bila memang kau berminat, berusahalah untuk mengasah bakat mu. Bila memang kau peduli, berusahalah untuk kedepannya yang lebih baik. Kita penerus bangsa. Kita yang menentukan kedepannya. Jika sejak kecil kita tak suka membaca, seperti apa kita di masa yang akan datang.
Mari, tunjukan bakatmu. Menunjukkan bahwa anak indonesia akan ilmu yang mampu, mampu menjadi sastrawan. Baca ... baca ... baca. Kembangkan teknologi. Harumkan nama bangsa. Tunjukan bahwa indonesia Negeri Kutu Buku .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar