Siapa yang telah menciptakan badai?
⭐Selasa 12 Desember 2023.
papa menyuruh aku dan mama untuk bersiap.
"Kali ini, badai yang akan datang, mungkin akan lebih sulit untuk dihadapi. Kita semua harus bersembunyi di ruangan bawah tanah. Kita tidak punya banyak waktu. Jadi, siapkan semaunya. Jangan terlalu banyak membawa barang yang tidak perlu. Yang paling penting adalah persediaan makanan." ucap papa
Mama dan aku mengangguk
kemudian kami mulai melakukan yang papa perintah. Aku pergi ke kamar dan ya, benar, ini lah yang paling tidak bisa ku putuskan saat berkemas ketika badai akan tiba. Semua barang di kamar ku, tentu saja aku memandangnya sebagai barang barang yang berharga.
Buku-buku, baju-baju baru, alat-alat elektronik, semuanya, ah, kenapa badai ini harus kembali lagi? Tiga bulan yang lalu, badai juga datang. Banyak barang yang hilang dan tidak bisa di selamatkan, beruntung papa punya tambungan dan kami bisa kembali membeli rumah dan barang-barang yang lain nya. Sekarang, kami harus kehilangan lagi?
Aku memasukkan laptop baru ku dan beberapa buku. Papa pasti tidak suka, tapi aku pikir, aku harus.
Saat aku menutup pintu kamar,
Papa dan Mama sudah sangat siap. Mama membawa banyak stok makanan dan pakaian, sedangkan aku hanya membawa satu tas aja.
"Biar aku yang bawakan sebagian, Ma" ucap ku pada Mama. Mama hanya menggeleng "Tidak perlu, Sayang. Apa yang kau bawa?"
"Hanya buku-buku" ucap ku
Papa sedikit menatap sinis ketik mendengar kata-kata ku, tapi untungnya selesai saja disitu, ia tidak mengatakan apa pun.
🌸Kami segera memasukkan semua barang ke dalam mobil. Sebelum masuk, aku menatap langit biru di atas sana. Langit cerah yang biru, sekarang di dalam ingatan ku, tidak lagi seindah dulu.
🌸Sejak badai mengerikan beberapa bulan lalu, aku jadi tidak bisa menganggap bahwa langit cerah dan biru adalah hal yang menyenangkan. Itu tidak bisa lagi di adikan patokan. Toh, badai yang akan terjadi, bukan badai seperti yang kalian pikirkan.
💨Selama diperjalanan, aku menyaksikan banyak kendaraan juga. Sudah dapat dipastikan, bahwa mereka semua juga ketakutan dan ingin segera berada di ruangan bawah tanah yang katanya, merupakan tempat yang paling aman.
"Bagaimana sekolah mu?" Tiba-tiba saja Mama bertanya seperti itu. Ini bukan waktu yang tepat, tapi aku tetap menjawab, "Tidak terlalu buruk."
"Bertemu orang baru terus, pasti sulit bagi mu." ucap Mama
Mama tau kelemahan ku, tapi mungkin karena ada beberapa kejadian mengerikan yang sebelumnya terjadi, tantangan menghadapi sekolah dan orang-orang baru jadi tidak terlalu sulit lagi.
"Jangan memanjakan anak, semua anak dan semua orang dimasa seperti sekarang juga merasakan kesulitan yang sama."
Aku mengangguk,
membenarkan.
"Iya, tapi, aku selalu khawatir,"
ucap Mama.
"Sampai kapan? Sampai dia dewasa?" Nada bicara Papa meninggi.
"Sudah-sudah, bukan waktu yang baik untuk mendebatkan ini," ucap ku."
🌺Demi sedikit mencairkan keadaan, aku ponsel dan mulai me nonton video-video di internet. Debat calon presiden akan dinantikan malam. Ah, kami mungkin akan tidak bisa menontonnya. Lagi pula, sebagian besar orang di kota ini memang tidak terlalu tertarik lagi untuk yang seperti itu.
Ada atau tidaknya acara itu, badai tetap akan datang ke kota kami. Lagi
"Papa kenapa kita tidak pindah saja?" tanya ku setelah beberapa saat. Mobil masih melaju dan sepertinya kami hampir sampai ke tujuan.
"Di kota lain juga sama. Ada badai, meskipun Papa tidak tau badai jenis apa. Jadi kita harus berpikir banyak untuk pindah. Nanti Papa pikirkan."
Aku menghela nafas. Sudah ku duga.
💨Tidak lama kemudian mobil mulai mengantri untuk masuk ke ruangan bawah tanah. Aku mencoba memikirkan kiranya berapa lama badai kali ini berlangsung? Beberapa lama kami semua harus berada di ruangan bawah tanah dalam keadaan yang kurang memadai? Ah, bau keringat orang-orang dan suara berisik nya...
🌸Memikirkan semua itu saja aku sudah tidak tahan. Namun, memang tidak ada cara lain lagi. Kamu semua harus menerima keadaan ini dan bersabar.
Menghadapi badai.😿
🌺Semua yang ku perkirakan benar terjadi. Berdesakan, berisik, dan lain-lain. Namun, semua suara se ketika berhenti ketika satu demi satu mulai menyadari kalo badai sudah dekat.🙀
Aku memejamkan mata dan menutup telinga. Berharap tidak mendengar apa-apa yang mungkin tidak ingin aku dengar.
💨Suara kaki-kaki yang berlari se begitu banyaknya, suara meraung-raung yang begitu kerasnya. Walaupun kami di ruang bawah tanah, semua itu tetap terdengar. Gelombang manusia yang terkena virus dengan ganasnya pasti saling bergelut mencari mangsa atas sana.
Semua ini, berawal dari beberapa tahun yang lalu....
Semua ini
berawal dari keserakahan manusia. Keserakahan kamu semua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar