Semua Itu Butuh DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas, Tawakal)
Hai, Semua!
Hm... sebenarnya aku bingung mau mulai dari mana, soalnya, ini adalah pertama kali aku ceritain pengalamanku.
Oh iya, aku mau nanya. Apa kalian suka membaca dan menulis? Misalnya, kalian suka, itu adalah hal yang bagus! Apalagi membaca.
Sebelum kita ke inti, aku mau cerita pengalaman membaca dan menulisku.
Aku dulu nggak suka baca, apalagi buku pelajaran. Semenjak aku kelas enam SD, teman-temanku banyak yang tertarik membaca dan menulis. Aku ikut-ikutan tertarik, terutama menulis diary.
Waktu kelas satu MTs, aku bertemu dengan kakak kelas, sebut aja Kak Ilia. Kelas tiga. Dia orang yang selalu support aku untuk menulis. Aku diajari Kak Ilia cara menulis cerita. Mulailah aku menulis cerita karanganku sendiri. Awalnya banyak yang nggak jelas. Tapi seiring berjalannya waktu, aku yakin kemampuan menulisku bisa berkembang.
Sekolahku punya acara tahunan, namanya Bulan Solidaritas Palestina (BSP). Diadakan setiap bulan November, biasanya disemarakkan dengan berbagai perlombaan. Salah satunya lomba menulis cerpen. Aku berminat ikut. Ingin tahu sudah sampai mana pencapaian menulisku. Tapi, ada lah rasa ingin menang.
Pada awalnya, aku bingung menulis cerpen apa. Sempat terpikir tidak jadi ikut, karena takut kalah. Tapi, seorang temanku bilang, “Nggak apa-apa kalo kalah. Dalam perlombaan, menang dan kalah adalah hal biasa. Yang penting kamu mau mencobanya.”
Nah, waktu pengumuman juara, sayangnya namaku nggak disebut. Tapi nggak masalah, namanya juga masih permulaan. Artinya, aku harus kembangin lagi!
Sebulan kemudian, para anggota ISMA (semacam OSIS di sekolah lain) mengadakan perlombaan. Menulis cerpen masuk daftar. Teman-teman mendukung untuk partisipasi kembali. Akhirnya aku ikut!
Jujur, aku tidak yakin. Soalnya, konsep lomba itu mengarang di tempat. Menggunakan kertas folio dan bolpoin. Temanya islami. Aku bingung, otakku loading tapi sedang tidak ada internet. Akhirnya pasrah deh, tulis aja apa yang melintas di pikiran. Ngalir ikut arus.
Tanpa disangka, aku masuk deretan pemenang, juara dua! Aku seneng banget! Alhamdulillah.... Aku sadar, kalo kita kita serahin semua ke Allah, pasti usaha kita nggak akan sia-sia.
Pesan untuk semua, jangan takut untuk mencoba! Kalau gagal dalam proses, ayo coba lagi! Kembangin apa pun bakat yang kita punya, selagi itu baik. Nggak perlu takut ada yang ngerendahin. Ini cerita kamu, bukan cerita mereka. Nggak usah dengerin cibiran orang. Karena mereka cuma menghakimi tanpa mau dihakimi, menggurui tanpa mau digurui. Namanya juga manusia.
“Tapi, mereka suka komen yang bikin sakit hati.”
Ya udah, biarin aja.... Bukan tugas kita mikirin omongan yang bukan berupa masukan. Memangnya, mereka bisa ngelakuin hal serupa?
Kalo kata Kak Ilia, “Biarkan lelah bicara bahkan sampai mulut berbusa. Ini tentang kita. Mereka tidak tahu apa-apa.”
Kita hidup harus siap sama komenan orang. Masing-masing dari kita udah diberi kelebihan sama Allah. Tugas kita asah dengan sabar dan ikhlas, setelahnya tawakal.
Seperti dalam salah satu hadits shahih, “Jika niatmu tulus karena Allah, biar Dia yang menentukan hasil akhirnya.”
Hasil memang nggak selalu baik. Tapi, setelah imbang doa dan usaha, kita serahkan ending kepada-Nya.
Semua itu butuh DUIT. Doa, Usaha, Ikhlas, Tawakal.
Sekian dariku. Jika ada kesalahan, kata yang bikin kalian nggak nyaman, aku minta maaf. Terima kasih sudah mau baca. Sampai ketemu di tulisanku selanjutnya!
Lampung Selatan, 16 Februari 2024.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar