Srianzela

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
After he came

After he came

Bab 1: Aira kecil

" Nenekkkkkkk"suara nyaring yang berasal dari anak kecil berumur 12 thun yang berlari sambil memegang pialanya itu mencari seseorang yang ia sebut Dengan sebutan nenek. Ia terus berlari mencari neneknya yang bernama nek suri di setiap sudut rumah gubuknya itu namun, yang ia cari belum juga ketemu sehingga ia memutuskan untuk menanyakan kepada tetangga rumahnya " bi nenek mana?" Tanya nya dengan suara terpotong potong karena lelah mencari nek suri yang tak kunjung ketemu sejak tadi ” haii aira udah pulang sekolah kamu? Wah kamu bawa piala lagi aira memang hebat ya kamu itu dapat piala terus" kata tetangganya sambil mengusap- usap kepala anak yang ia panggil dengan sebutan Aira " ohh iya bi Alhamdulillah aira dapet piala lagi. Aira dapet juara satu tau bi" ucapnya bangga sambil memeluk pialanya tersebut " oh iya bi, bibi belum jawab pertanyaan Aira, Nenek mana? Aira pengen kasih tau nenek kalo Aira dapet juara satu lagi. Nenek dimana bi...?" ucapnya kembali karna pertanyaan nya tadi belum di kunjung di jawab oleh tetangga yg dia sebut bibi itu" oh nenek kamu lagi di sawah ra, tdi nek suri nitipin ini dan berpesan ke bibi katanya kalau kamu sudah pulang sekolah kamu disuruh ganti baju lalu makan" kata tetangga nya tersebut sambil menyerahkan kunci rumah kepada tetangga kecilnya itu " oh iya bi. Makasih ya, Aira mau masuk ke rumah dulu abis menjalankan perintah nenek tadi, aira mau langsung ke sawah bantu nenek, kasian nenek kan udah tua tapi masih tetap aja ke sawah" ucapnya dengan sedih " yaudah terserah kamu aja. Kamu Aira" ucap tetangga nya itu sambil mengusap kepala Aira lagi. Aira pun meninggalkan rumah tetangganya itu dan langsung masuk ke rumah, tentunya setelah ia membuka konci rumah ya. Setelah ia menjalankan semua perintah nek suri tadi, ia pun langsung menyusul nek suri ke sawah untuk membantu neneknya tersebut, ia tau seharusnya nek suri tidak boleh bekerja karna usianya sudah cukup tua namun apa boleh buat, ia hanya tinggal berdua dengan neneknya tersebut di gubuk atau yang mereka bilang rumah itu . Bahkan kalau di lihat-lihat rumah itu kurang layak di tempati mereka berdua. kenapa di bilang kurang layak..?? Ya karna atap atap yang bolong serta pagar pagar yg mereka jadikan sebagai dinding itu sudah mulai banyak bolongnya bahkan satu orang aja muat nyelos di situ seperti yang sering di lakukan Aira ketika ia di kurung di rumah oleh nek suri.

Aira terus berjalan melewati rumput rumput ilalang yang bisa di bilang sudah sangat panjang karena memang tidak ada yang memotong atau mencabuti rumbut tersebut " nenekkkk" teriak aira yang sudah mulai deket dengan seseorang yang ia sebut nenek, namun hanya dibalas dengan senyuman dan gelengan oleh si nek suri tersebut karna melihat cucu nya berlari menghampiri ia sambil teriak teriak " nenek aira bantu ya, nenek duduk aja di situ di bawah pohon yang ditanam rindang kan dari tadi nenek kerja terus di sawah sekarang aira yang kerja bantuin nenek" ucap aira dengan semangat nya ketika sampai di depan nek suri namun hanya dibalas dengan senyuman serta anggukan oleh nek suri pertanda iya. Aira pun menggantikan kerjaan neneknya mencari padi satu per satu di sawah atau yang biasa di bilang dengan sebutan'ngasag'. Nek suri yang duduk sambil melihat perkembangan cucunya tersebut tersenyum, namun senyumnya hilang seketika ketika melihat cucunya Aira menangis karna tanganya terkena alat untuk mengambil padi tersebut yang biasa di sebut 'arit' nek suri pun berjalan menghampiri aira yang terus menangis karna merasakan sakit di tanganya itu "nenek tangan Aira sakit, Aira gak mau tangan Aira hilang nek, kata teman-teman aira kalau kena arit tangannya nanti di potong sama dokter. Aira gak mau nek" ucap aira yang terus menangis sambil mengangkat tangannya ke depan nek suri, nek suri yg melihat tingkah cucu yg menurut ia lucu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Mana ada cuman terkena arit sedikit bahkan darah yang keluar dari tangan aira pun hanya sedikit bisa membuat ia kehilangan satu jari nya si. ada ada saja pikir nek suri " gak akan di potong tangan kamu sayang, Yaudh yuk pulang nanti di rumah nenek obatin tangannya. Gak usah nangis lagi ya, cucu nenek kan pinter" ucap nek suri sambil mengusap kepala aira yang hanya dibalas anggukan oleh aira pertanda iya. Aira dan nek suri pun akhirnya sampai dirumah "aira mandi dulu ya nanti kalau sudah mandi lukanya langsung nenek obatin" ucap nek suri yang hanya di balas anggukan oleh aira. Selang berapa menit aira pun keluar dari kamar mandi dengan muka yang sudah segar nek suri yang melihat cucunya telah segar karna telah selesai mandi pun langsung mengobati luka pada jari aira yang terkena arit tadi. " Aira sudah makan..? " Tanya nek suri tanpa melihat aira karna matanya masih terfokus pada luka Aira dan terus mengobati luka aira dengan telaten namun hanya di jawab anggukan oleh aira karena menahan rasa perih di jarinya "nahh sudah selesai, sekarang aira tidur ya" acap nek suri lgi yang hanya di balas anggukan lagi oleh aira. nek suri yang hanya dibalas anggukan kepala terus menerus oleh cucunya itu hanya bisa tersenyum dan berkata " kenapa dari tadi nenek ngomong tapi aira hanya ngangguk ngangguk terus hmm.. apa aira marah sama nenek..?" Aira yang mendengar pertanyaan neneknya hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat pertanda apa yang di ucapkan neneknya tersebut salah "tangan Aira sakit nek, untuk bicarapun Aira males, maafin Aira ya nek" ucapnya sedih nek suri yang mendapat jawaban dari cucunya tersebut merasa kasihan kepada cucu satu satunya ini.. seharusnya ia tidak menuruti kemauan cucunya untuk membantunya bekerja di sawah untuk mencari padi mungkin aira sekarang tidak akan merasakan sakit di tanganya" yaudh sekarang aira tidur ya", ucap nek suri sambil mengusap kepala aira . Aira yang mendapat perintah dari neneknya langsung berbaring untuk segera tidur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post