Navigasi Web
Afeksi Ibu Takkan Pernah Menua

Afeksi Ibu Takkan Pernah Menua

Afeksi Ibu Takkan Pernah Menua

Oleh: Siti Zakiyah Arrahmahmah Mohammad

(Alumni) SMAN 2 Banjar

Filantropi seorang ibu sudah ada jauh saat kita belum lahir. Ibu selalu menanti kehadiran kita di dunia untuk melengkapi kehidupannya. Saat kita berada di dalam kandungan ibu, hibatnya selalu menghangatkan kita dan memberikan rasa aman serta nyaman. Ketidakpedulian kepada dirinya sendiri dalam mempertaruhkan nyawa diiringi rasa sakit yang begitu hebat saat mengeluarkan kita, hilang seketika dan segera ia lupakan penderitaannya saat kita telah lahir ke dunia dengan selamat.

Kehadiran kita menjadi senyum di wajah ibu. Contohnya berbakti kepadanya, mendapatkan prestasi yang kita raih, selalu membantu dalam membersihkan rumah, dan melakukan kegiatan positif lainnya. Hal tersebut sudah membuat ibu bangga kepada kita.

Namun, kehadiran kita juga menjadi luka di hatinya. Ada kalanya, kita sebagai anak selalu hilang kendali yang membuat hati orangtua, terutama ibu terluka dan sedih atas apa yang kita perbuat kepada mereka. Meski begitu, orangtua selalu memaafkan terlebih dahulu hal yang membuat ia sakit hati, sebelum kita mengungkapkan permohonan maaf padanya.

Kehadiran ibu membuat kehidupan kita senantiasa aman, kehadirannya di dunia ini umpama pohon yang selalu memberikan kesejukan dan ketenangan jiwa dan raga bila kita berada di dekatnya. Ya, ibu bagaikan pohon syurga di dunia.

Didalam do’a seorang ibu, ia selalu memohon kepada Allah SWT agar dipanjangkan umurnya. Seorang ibu yakin bahwa kasih sayang orang lain yang menjaga anaknya, tidak sama tulusnya dengan amor yang ia berikan untuk anaknya sendiri. Oleh karena itu, ibu benar-benar mendambakan untuk menjaga, merawat, dan mengasuh anaknya sendiri agar sang anak mendapatkan rasa kasih sayang penuh dari ibu kandungnya.

Ibu sebagai seorang yang mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membesarkan dan mendidik anaknya. Tak heran jika nabi kita, Rasullullaah SAW menyebut ibu hingga 3x sebagai orang yang harus kita hormati di dunia.

Tidak peduli berapa pun usia kita, sehebat apapun jabatan dan pekerjaan kita, ibu selalu melihat kita sebagai buah hatinya yang mungil. Sebesar apapun uang yang kita berikan, tidak cukup untuk mengganti rasa sakit, perjuangan, waktu, tenaga, ASI dan keringat yang telah ibu pertaruhkan untuk kita, anaknya.

Meski ibu sudah tidak memiliki rambut yang hitam pekat lagi, badan dan kekuatannya yang sudah mulai melemah, namun renjananya tidak akan tumbang. Ketika kondisi ibu sudah demikian, giliran kita yang menjaganya dengan penuh kasih sayang dan ketulusan sama seperti ketika ibu menyayangi kita selagi masih kecil.

Dilansir dari https://republika.co.id/berita/qihws3335/membuat-ibu-bahagia-dan-tertawa-lebih-baik-dari-apapun , paragraf ke-7, Ridha seorang ibu sama dengan Ridha Allah SWT. Rasulullah SAW pernah berkata, "Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua". Artinya, jika hendak melihat Allah SWT tersenyum, maka buatlah kedua orang tua tersenyum, dan sebaliknya.

Informasi Penulis:

Penulis disamping memiliki nama lengkap Siti Zakiyah Arrahmah Mohammad. Zakiyah lahir di Indramayu, 4 Agustus 2003. Zakiyah berdomisili di Kota Banjar. Tahun ini, Zakiyah sudah menjadi alumni di SMAN 2 Banjar. Zakiyah bisa dihubungi melalui WA (0812-2318-4879) atau melalui email [email protected] .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post