siti solbiah qurota'ain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
1.senyumnya yang indah

1.senyumnya yang indah

Malam dimana semua orang disekitarnya diliputi dengan penuh kegelisahan. Disana ada sesosok perempuan yang sedang berjuang demi kehadiran sang permata, dia begitu kuat dengan semua rasa sakit yang dia alami ketika proses persalinan akan berlangsung. Semua orang yang menunggu ikut tegang dan khwatir dan menunggu kabar akan datangnya permata.

Dua jam berlalu

ALMIRA NURLAILI SYAFUTRA, seseorang yang ditunggu-tunggu dan di damba-damba oleh semua keluarga. Namanya yang cantik dan sesuai dengan waktu kelahirannya, yang dinamai oleh sesosok pahlawan dalam keluarga, Ridwan Syafutra seorang ayah yang kuat dan tangguh dalam memimpin keluarga, dia sangat sayang kepada semua keluarganya dan dia tidak lupa untuk menerapkan kedisiplinan dalam rumahnya karena sedari dulu dia di ajarkan untuk hidup yang disiplin.

Dan alhamduliah kehadirannya menyelamatkan sosok perempuan yang berjuang mentaruhkan nyawanya demi sang permata itu, Yusi seorang ibu yang mempunyai sikap mulia kepada keluragnya, dia terlahir dari keluarga yang tidak serba ada tapi dia dengan sikap mulianya mampu mengubah takdir kehidupan dengan segala perjuangannya.

“Alhamdulilah dok, bagaimana keadaan yusi dan bayinya?” paman yang bertanya pada dokter yang baru saja keluar dari ruang persalinan

“Alhamdulilah selamat, tapi pasiaen masih dalam keadaan lemah dan bayimya lahir dengan lancar” ujar dokter, dengan kabar gembira keluargapun lega dalam kegelisahan yang dirasa tadi.

Dan setelah Yusi sudah bisa dijenguk keluarga-keluarga yang menunggupun bisa masuk keruangan.

“bagaimana si rasanya lahir anak yang ketiga” tanya paman pada ibu

“hmhmmm alhamdulilah lancar tapi sedikit susah untuk keluar” dengan keadaan masih merasa lemas,

berbincang-bincang lah ibu dan ayah dengan saudara-saudaranya satu jampun berlalu dengan semua pebincangan yang membahas kelahirannya Almira, dan pulanglah semua kelurarga kecuali kakak-kakaknya dan ayah, karena waktu sudah larut malam.

“kami pulang dulu yah” kata tante yang mewakili semua keluarga

“iya tante hati-hati dijalan yah makasih juga untuk semua hadiah yang sudah diberi” ujar ayah

“iya kak ridwan, see you”. Akhirnya semua keluarga-keluarga yang sudah menjengukpun pulang.

“bu lucu banget bayinya, pasti nanti sudah gedenya akan mirip ibu” kata taufik kakaknya yang memang dia yang suka gombalin ibu, mendengar hal tersebut ibupun tersenyum dengan masih merasa rasa sakitnya.

Almira adalah anak dari tiga bersaudara kakaknya bernama Taufik yang sikapnya itu humoris, sering menggombali ibu sampai ibu suka menjadi baper, dia beda 11 tahun usianya dengan Almira dan yang kedua bernama Indra yang sikapnya itu pendiem tapi sekalinya dia membuat lelucon membuat hening dunia hehehe, memang dia tipe orang yang tidak suka mendengar orang yang bawel ya tapi dia baik sekali pada orang.

“yah perutku bunyi” Taufik sambil senyum-senyum dan memagang perutnya yang sudah ingin di isi dengan rezeki-MU

“oh kamu lapar ya!” ayahnya yang sengaja tidak membawa makanannya karena pasti taufik lapar

“di mobilkan ada makanan fik bawa sana” “ayo ndra bantu aku” karena taufik gak mau cape “eh sekalian beliin ayah air mineral didepan” ujar ayahnya yang kehausan. Taufik dan Indrapun datang dengan semua barang bawaannya

“ayo kita makan sudah pengen masukin semua makanan didepan ini buat dimasukin ke perut ini” Tufik yang sudah sangat lapar dan membuat ibu tersenyum

“eh kamu kalo udah lihat makanan pastinya pengen cepet-cepet” ibu yang sambil terbaring dikasur.

Merekapun makan dengan lahap dan ayah menyuapkan ibu karena ibu tidak bisa beranjak dari ranjangnya, akhirnya mereka selesai makannya. Taufik dan indrapun pamit untuk pulang karena dirumah tidak ada yang jaga

“ayah Indra sama Taufik pamit dulu ya”

“iya hati-hati dijalannya” Indra dan Taufkpun pulang

“yang sehat ya bu, by” Indrapun mengeluarkan prakatanya dan mencium kening ibu.

“bagaimana ayah sehat belom ibu” Taufik yang sedang menelpon ayah

“alhamdulilah sudah bisa jalan-jalan tapi masih terasa sakit bekas jahitannya”

“oh istirahat dulu aja ibu yah, biar nanti udah pulang kerumah udah bisa main-main lagi hehehe”,

prak eh apa itu Taufikpun membalikan badannya dan melihat suatu piring pecah, ketika dilihat

“Indra, Indra, Indra ko dia tidak nyaut keman dia?” eh pas dilihat piring pecah itu kelakuan kucing yang nakal kirain ada yang masuk orang lain.

Indra tidak keluar dari kamarnya ada apa dengannya ya?, ketika Taufik masuk kekamarnya eh ternyata masih tidur terlelap,

“hey hey hey bangun lihat jam, sekarang waktunya beresin rumah” memang mereka sudah kebiasan membereskan rumah karena ketika sejak kecil dia sering diajak ibu beres-beres rumah dan sampai dewasapun mereka hidup bersih dan disiplin.

“iya kak, aku masih ngantuk” Indara sambil membuka matanya yang masih susah dibuka

“eh kan ini rumah seharian tidak diisi ndra, ayo cepat bangun” Taufik yang berdiri sambil menarik kakinya Indra untuk bangun.

Merekapun membereskan semua ruangan-ruangan, halaman, dan sekitarnya, dan mereka sangat pintar dalam mengatur waktu jika mereka membereskan semua halaman rumah diwaktu tapi, tidak asal juga membereskannya.

Mereka yang sedang mebereskan rumah suara bel rumah berbunyi “eh ada siapa ya kak?”

“buka aja sana”, setelah dibuka ternyata yang datang seorang perempuan cantik dan behijab

“ada taufiknya?” tanya perempuan itu,

eh ini siapa ya ujar dalam hati Indra “ada kak, mau apa ya?”

“oh iya saya ini teman waktu kuliahnya, pengen bertemu dengan Taufik”

“oh silahkan masuk, silahkan duduk dan tunggu sebentar”.

Indarapun memanggil kakaknya dan Taufikpun bergegas untuk mendatangi tamu yang entah siapa

“eh kamu sil, gimana kabarnya sekrang” ternyata dia adalah sahabat Tufik ketika kuliahnya, merekapun berbincang-bincang dan Indrapun datang untuk memberi minum pada tamu itu

“hmmm, siapa ni calon kakak ipar?”

“eh kamu ini sahabat kakak waktu kuliah buakn pacar dia sudah tunangan, dia mau ngasih undangan, sambil silaturahmi gitu karena udah lama kita gak bertemu" nih sambil memperlihatkan undangan yang diberi oleh sahabatnya itu

“ini adik kamu ya?”

Sila sahabat Taufikpun nanya “iya kak saya adik kak Taufik”. Silapun segera pamit karena masih banyak urusan “jangan lupa harus datang ok, pamit dulu ya, Assalamualaikum” “waalaikumsalam”

Suara telepon handphone Taufik berdering dan Taufik mengankatnya “waalikumsalam” ternyata ayah yang menelpon “ada apa ayah?, bagaimana keadaan ibu sekarang?” “ibu masih belom diperbolehkan pulang karena ibu masih belom fit karena ketika melahirkan, didalam perut ibu masih terdapat kotoran-kotoran yang tersisa, dan akhirnya ibu terpaksa harus dirawat”.

Taufikpun kaget melihat perihal tersebut “terus ibu kapan bisa dibawa pulang?” “ya secepatnya ibu akan pulang”. Indra yang baru saja membereskan rumah mendengar perihal yang dikakaknya bilang “Indra ibu masih dirawat, dan ibu belom bisa untuk dibawa pulang kerumah, karena ada kejadian yang ibu tak di ingin-inginkan1” sontak indra kaget mendengar hal tersebut “jadi ibu masih sakit dan mira gimana?” “ya ibu masih berbaring lemas, karena ketika ibu melahirkan tidak langsung dikeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa dalam rahim ibu oleh dokter, makanya ibu sekarang masih lemas dan tidak bisa berjalan dengan kuat”.

Adzan dzhurpun berkumandang Taufik dan iIndra segera untuk berwudhu dan melaksanakn sholat berjamaah dimasjid yang tak jauh dari rumahnya “kak semoga aja ibu besok bisa pulang dari rumah sakit!” ujar Indra yang sedang berjlan menuju masjid “ya doakan saja semoga saja sekarang juga sudah sehat ibu!” “AAAMIIIN” keduanya melafalkan lafad tersebut.

Prak suara beling yang terjatuh dari meja, dan ternyata ibu yang berusaha mengambil air minum dari gelas karena ibu kehausan “sayang, awas biar aku yang bawa” suara ayah yang baru saja bangun dari kehidupan alam mimpinya karena mendengar gelas yang terjatuh, ibupun diberi minum oleh ayah karena ibu lamas tidak kuat untuk turun “gimana sayang keadaannya? Apakah membaik?” “alhamduliah, ibu sekarang udah bisa sedikit-sedikit pergi ke toilet untuk buang air kecil atau kepentingan lainnya” suara ibu yang masih merasa lemas “syukur alhamduliah, semoga saja besok dokter mengijinkan untuk ibu pulang” keinginan ayah untuk segera pulang dari rumah sakit.

Tok tok tok suara ketukan pintu yang entah itu siapa “silahkan masuk” ujar ayah yang sedang berdampingan dengan ibu, “ini bu, anaknya pengen diberi susu karena belum dikasih ASI oleh ibu dari tadi siang” seorang perawat yang membawa Almira masuk untuk diberikan ASI karena diapun sama-sama kehausan “oh iya terimaksih suster” Ujar ibu yang sambil membawa Aimira dari tangan suster” “sama-sama ibu, saya pergi lagi ya bu karena masih banyak yang harus saya urusi” ujar perawat yang cantik itu “iya silahkan” “Assalamualaikum” “Waalaikumsalam”.

Almirapun dikasih ASI oleh ibu, begitu cantiknya dia mira sampai-sampai sibu masih tidak menyangka dengan lahirnya Almira ini “cantik banget anak yang satu ini” ujar ibu yang sedang melihat wajahnya Mira “ya pastinya, dia akan mirip sekali dengan kamu sayang!” ujar ayah yang sedang dasamping ibu sambil melihat Mira. Ibu yang sedang menyusui Mira memberi nasihat pada ayah”nanti kita didik dia harus lebih dari kakaknya, jangan dimanja-manja karena kita kan kelurga yang anti dengan anak manja” sambil mengankat tangannya dengan mengatakan ok “iya ibu pastinya, apalagi dia kan seorang perempuan, dia harus bisa menjaga dirinya sendiri, harus masuk dalam perguruan bela diri” ujar ayah yang sangat mesti anakn ya perempuan yang harus melatih dirinya dengan bela diri.

Almrapun sudah cukup kenyang dengan ASI ibu diapun tertidur, sontak Taufik dan Indra datang mereka memanggil-manggil Almira, karena melihat ibu sedang membawa Almira dipangkuannya, akhirnya Mirapu bangun dan merengek lagi karena mendengar suara kakaknya yang memanggil-manggil

“Taufik Indra! kalian ya, baru saja adikmu tidur kalian datang dan berisik Mira akhirnya bangun lagi” suara ibu yang penuh kecewa melihat kedatangan kakaknya datang yang membawa kerusuhan “kebiasaan kalian pasti gangguin bayi” ujar ayah yang sedang duduk sambil meminum kopi.

Mereka berdua hanya bisa tersenyum karena mendengar lagam bicara ayah yang seperti itu. Mereka berdua duduk dan minum karena lelah “ibu besok bisa pulangkan?” ujar Indra yang ingin segera ibu pulang ke rumah “ingsyaallah, besok ibu bisa pulang, doaka saja” ibu yang ingin segera pulang dari rumah sakit. Taufik dan Indrapun tertidur lelap karena mereka cape sudah mengganggu adiknya yang sdang tertidur. Malam, lampu yang kerlap-kerlip menghiasi gedung rumah sakit. Ibu yang sedang melihat langit yang penuh dengan bintang, ibu menggambar bagaimana nanti massa depan anak-anaknya sampai ibu terlelap di kursi.

Keesokan harinya, ayah yang bangun untuk solat melihat ibu yang tertidur dikursi segera memindahkannya ke ranjang kasur, setelah semua bangun dan selesai melaksanakn semua pribadinya, dokter datang menemui ayah dan menagatakan bahwa ibu bisa dibawa untuk pulang, alhamduliah akhirnya ibu bisa dibawa untuk pulang, dan segera mereka membereskan semua barang-barang yang ada di ruangan dan juga membawa Almira.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post