siti solbiah qurota'ain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
2. KEBANGGAN

2. KEBANGGAN

Akhirnya Almira dan ibu bisa kembali untuk berkumpul dengan keluarga. Ayah yang sudah mempersiapkan kamar untuk Almira dengan desain ayah sendiri yang bernuansa pink karena ayah tahu yang akan lahir anak ketiga itu perempuan jadi ayah membuat kamar untuk Almira dengan selucu dan sefeminime mungkin, Mirapun ditidurkan dikamar itu dengan barang-barangnya seperti mainan, beneka dan yang lainnya dan perlengkapan bayi yang lengkap, serta lemari, kasur dan tempat untuk ganti popok atau bajupun ada semua itu sudah disiapkan dari dini hari SIAP PAYUNG SBELUM HUJAN, ya ayah itu tipe orang yang seperti itu karena ayah tidak suka mengerjakan dengan waktu yang mendesak, wajar saja sekarang ayah punya usaha yang besar.

Ibu yang melihat kamar dan barang-barang yang terdapat dikamar Mira sangatlah lucu-lucu, sampai ibu ingin pindah kamar dengan Mira karena ibu menyukai warna pink. Mira yang masih tertidur lelap, ibupun sambil membuat pasakan untuk makan siang dan membuat sayur bening untuk menambah nutrisi ibu, meskipun memasaknya hanya sederana dan tidak membutuhkan banyak rempah, ternyata kandungan gizi di dalam sayur bening ini tidak kalah dengan sayuran dengan banyak rempah lainnya. Dan semua masakanpun sudah matang, ayah, Taufik, Indra dan ibupun melahap masakan ibu yang sudah lama tidak mereka rasakan akhirnya mereka menyantapnya kembali.

“bu pasakan yang kita tunggu-tunggu akhirnya kami rasakan kembali, pokoknya makanan terTOP sedunia deh bu” ujar Taufik yang sangat lahap memakan pasakan ibu

“ibu juga udah lama pengen masak-masak lagi tapi gak ada yang bantuin, tapi nanti ibu udah ada yang bantuin masak jadi gak kecapean banget gitu, kan kalian jarang bantu ibu tapi kalo udah soal makan kalian terdepan!” ujar ibu yang sedang membawa nasi ke kiping sambil tersenyum, ayah, Taufik dan Indrapun ikut tersenyum karena memang mereka merasa seperti apa yang ibu katakan.

Suara bayi yang bangun dari tidurnya pun terdengar keras, ibu yang baru slesai makannya segera menuju kamar Mira dan ketika dilihat dia bangun dan kayaknya pup jadi dia sudah gak enak, ibupun menggantikan popok Mira dan membawanya ke taman belakang untuk mengajak ngobrol dan menidurkannya kembali.

Ibu membayangkan sesosok wanita yang dulu dia sangat sayangi, ibu meneteska karena menyesal kenapa ketika waktu ibu masih ada nenek belum bisa banggain dia tapi baru sekarang dan hanya bisa memperlihatkan lewat doa dalam sepertiga malam ibu melihatkan betapa rasa syukur ini tertutur sangat rapih berkat dia saya bisa menjadi orang yang suskses, jika tidak ada dia ibu tidak akan bisa menjadi orang yang seperti sekarang, ibu ingat kata-kata yang pernah nenek katakan

“nak terus capai semua cita-citamu, jangan menyerah slalu optimis dan tidak lupakan sang penciptamu”

tiba-tiba air mata menyirami pipi ibu, dan ayah datang ibupun mengusap air matanya

“kenapa bu?” ujar ayah sambil menepuk pundaknya ibu

“engga kok perih mata tadi kena debu” ibu yang sambil mengusap air matanya

“pasti ingat ibu yah”, ayah pasti tahu apa yang sedanh dipikirkan oleh ibu karena ibu sering mencurahkan rasanya lewat air mata karena ibu tipe orang yang sangat pendiem dia tidak suka menceritakan apa yang ibu rasakan pada siapa[un tapi ibu suka mencurahakn semua rasanya lewat air mata yang ibu keluarkan. “sudah jangan di ingat-ingat lagi kita hanya bisa menceritakan semua ini kepada sang ILAHI ROBBI” ayah yang sedang menenangakan ibu “Mira udah tidur kasian kita bawa ke kamar ayo, biar ayah yang bawa” ayah yang sambil membawa Mira dari pangkuan ibu, dan membawa Mira ke kamarnya dan menidurkannya.

12 maret 2006

Almira yang sudah bertumbuh besar dia sekarang sudah berumur 5 tahun, dia sudah ingin masuk sekolah dasar padahal harusnya dia masih sekolah TK tapi dia tak mau karena teman-teman yang dekatnya sudah masuk sekolah dasar, tapi asalnya ibu tidak membolehkan Mira untuk masuk sekolah dasar karena masih kecil tapi Mira pengen banget masuk sekolah dasar ibupun membolehknnya dan termasuk ayah juga. Mira itu orang cerdas hingga ia memasuki nilai terbesar padahal dia itu Masih sangat muda umurnya untuk masuk sekolah dasar tapi dia pintar dan cerdas.

“ibu aku masuk nilai terbesar!” Almira yang sambil memasuki rumah dan berlari membawa kertas yang berisi nilai tersebut

“anak pintar ibu, tidak sia-sia ibu memasukimu ke sekolah” ibu yang memuji Mira

“ iya dong anak siapa dulu ibu sama ayah” Mira yang bangga dengan nilainya.

Mirapun disuruh untuk makan siang oleh ibu karena dia terlihat merasa lapar “makan dulu, ibu sudah menyiapkan makanan di atas meja” Mira yang sangat lapar langsung melahap semua makan yang ibu masak

“jangan lupa berdoa dulu, nanti tersedak'

Mira lupa tidak berdoa dan diapun batuk-batuk krena tersedak “tuh kan ibu bialng berdoa sebelum makan” “iya ibu aku lupa” kata Mira yang sedang minum karena tersedak.

Setelah selesai makan Mirapun mandi dan diteruskan untuk istirahat, ya dia tidur karena sudah lelah, ketika Mira tidur ayah pulang dari kantornya dan melihat suatu kertas yang tergeletak dimeja, dan ketika dilihat kertas nilai yang Mira punya, ayah terkejut bercampur bahagia karerna melihat niali yang didapatkan seorang anak yang dicintainya, ayah tak menyangka Mira akan ,emdapat nilai seperti ini karena dia harusnya masih di TK tapi dia membuktikan bahwa Mira juga bisa meskipun dia belum pantas masuk sekolah dasar tapi dia bisa membuktikannya dengan semua usaha yang dia lakukan dan akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan. Akhirnya diapun dipercaya oleh keluarganya diapun bisa melewati rintangan yang ibu beri.

Kakaknya dan ayahpun mulai mempunyai rasa sayang padanya Taufik yang terbilang cowo yang suka menggombali para cewe dia sangat sayang dan sama suka menggombali adiknya yang cantik itu, tapi tidfak dengan Indra yang pendiem tapi sibalik diamnya itu dia mempunyai rasa ingin sekali mengajari adiknya untuk bisa semua pelajaran dan semua eskul yang terdapat di sekolahnya.

Keesokan harinya Mira, ibu, ayah dan kakaknya memulai pekerjan pribadinya kembali dan tidak lupa dengan sarapan dan membereskan semua ruangan-ruangan, karena dirumahnya itu tidak terdapat seorang pembantu, sengaja ayah tidak ada pembantu karena supaya anak-anaknya menjadi pribadi yang disiplin dan tidak terbiasa menyuruh orang untuk membantu apa yang masih mereka laksanakn sendiri, jadi ayah dan ibu itu sangat ketat dalam masalah mengurus anak-anaknya karean ibu dan ayah tidak mau punya anak yang manja, anak yang manja itu nanti besarnya tidak akan menjadfi orang yang pribadinya disiplin dan akan terpengaruh serta bisanya hanya menyuruh-nyuruh saja.

Mereka segera bergegas berangkat kelokasinya masing-masing.

Dia yang datang dengan muka tidak dikenal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post