Nenek sisil harus berkerja keras untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari hari, se waktu sisil masih sd rumah gubuk tidak memiliki listrik dan air, jika sudah malam hanya menggunakan lilin saja dan hanya menggunakan kipas tangan agar tidak kegerahan, dan jika ingin mandi pun harus membeli air ketetangga, makan pun hanya nasi kecap kerupuk, bahkan nasi terasi sambel saja , tapi sisil tetap tegar menjalani nya sisil menahan iri ketemen temen nya yang bisa menikmati hidup lebih baik dari sisil orang tua lengkap, rumah pun kumplit, sisil ketika ingin menonton tv aja harus ke rmh tetangga, semakin bertambah nya usia sisil, sisil menjalani alur kehidupan saja, setelah smp gubuk sisil pun sudah memiliki listrik dan air sendiri, sedikit demi sedikit gubuk itu pun terisi oleh benda benda.

Nene nya sisil hanya berjualan nasi dan lauk pauk tapi itu bisa membiayai sehari hari, semakin bertambah usia sisil semakin memiliki rasa iri terhadap sekitar yang kehidupan nya lebih beruntung.

Setiap tahun, lebaran idul fitri dimana orang orang bisa berbahagia kumpul dengan keluarga di situ sisil hanya merenung saja karna sangat sepi dan hanya tinggal berdua

Sisil tetap semangat tetap menjalani hidup dengan baik , tetap berjuang dan semangat karna sisil percaya allah pasti sedang menyiapkan kebahagiaan yang luar biasa untuk sisil