Sintia Mutiara Dewi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 2 pembohong buruk

Perlombaan & Takashi murakami

Terlihat disalah satu sudut ruangan yang penuh oleh buku-buku,terdapat seorang anak perempuan yang tengah mengamati buku-buku yang berada di depannya,anak itu bernama Neri.Neri sedang berada di perpustkaan umum yang berada di kota yang ditinggalinya,tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Ia berada di perpustakaan umum dan sangat besar yang berada dikotanya,ia sedang mencari apa yang ayahnya perintahkan,sebenarnya Neri sudah mencarinya di perpustakaan sekolahnya,namun ia tidak menemukanya.

Neri dengan jeli memperhatikan tumpukan buku,daan akhirnya ia mengambil saalah satu buku yang berada didepanya,setelah mengambilnya ia mencari tempat untuk membacanya,diberjalan di ujung kursi perpustakan.

Neri membuka selembar demi selembar buku akhrinya ia menemukan gambar bunga yang mempunyai kelopak 12 warna bertuliskan “Takashi murakami flower” ,seperti yang berada di pikiranya bunga ini sangat sederhana.

Dibawah gambar tersebut terdapat penjelasan tentang bunga itu,Neri membacanya dengan sangat teliti,ia memahami setiap tulisan yang berada di sana.

Kisah dibalik bunga Takashi Murakami

“Motif bunga ini dibuat oleh seorang seniman jepang bernama Takashi Murakami,dan ini adalah salah satu karyanya yang paling populer.”

Siapa Takashi murakami?

“Takashi Murakami lahir pada tahun 1 febuari 1962 di Tokyo.Ketika ia di besarkan dijepang ia memiliki gairah untuk anime dan manga,termasuk mimpi untuk berkerja di industri produksi animasi.Dengan mimpi ini ia memilih untuk menghadiri Universitas Seni dan musik Nasional tokyo [tokyo geijutsu dalgaku (geidai)].sbenarnya Takashi Murakami tidak menyukai bunga karena bunga membuatnya sakit,tetapi ketika ia melihatnya mereka sangat lucu.”

“inspirasi bunga Murakami berasal dari pengeboman aton di kota hiroshima dan nagaski pada tahun 1945.Beberapa orang mungkin menghartikan bahwa senyum di bunga tersebut senyum kebahagiaan,tetapj jika kamu mengamati dengan cermat dimata yang cerah akan ada air mata yang tersembunyi.Seperti yang Murakami katakan bunga-bunga ini menyampaikan rasa takut akan keputusasaan bahkan jika ada rasa sakit didalam,kita harus tetap tersenyum.”

Neri mencatat apa yang ia baca itu,ia terlihat sedikit sedih ketika mengetahui artinya,ia ternyata salah mengira,ternyata suatu yang sederhana memiliki arti yang luar biasa,sekarang ia paham mengapa ibunya sangat menyukai bunga tersebut.

Sebernarnya Neri ingin menbaca lebih banyak buku di perpustakaan ini,namun hari semakin sore ia tidak ingin pulang telat dan membuat ayahnya kuatir.

Pada saat perjalanan pulang ia sangat menikmati suasa sore hari ini,karena langit terlihat cerah dengan warna jingga yang indah,dan terlihat matahari terbenam di ujung timur sudut kota.

Sesampainya ia dirumah,ia bercerita kepada ayahnya, “ayah,aku sudah mengetahui artinya”,ucap Neri, “benarkah?”kata sang ayah, “aku sudah mencari dan mencatatnya”ucap neri, “apa yang bisa kita ambil dari kisah di balik makna bunga tersebut nak?”ayahnya bertanya kepada Neri, “inti arti dari bunga tersebut,kita harus tetap tersenyum walau kita sedang beredih”ucap Neri,dan ayahnya tersenyum mendengar ucapan anaknya tersebut.

Pagi harinya,saat ini Neri sudah sampai di sekolahan ia tengah terduduk di bangkunya,dan maryam datang menhhampirinya, “apa kau akan mengikuti loba itu?”maryam bertanya kepada Neri, “ya,aku akan mengikutinya,aku sudah berbicara dnegan ayahku”,ucap Neri,

“kau berencana mengambar apa?”tanya maryam, “itu rahasia,cobalah menebaknya”ucap Neri di sertai tawaan kecil, “apakah hal yang mengajubkan?”ucap maryam,

“hmm,kau bisa melihatnya sendiri besok”balas Neri,sedangkan maryam hanya cemberut mendegar jawaban Neri.

Selama perjalanan dikelas Neri mendegarkan apa yang gurunya Sampaikan,ia terkadang menulis hal-hal penting yang disaampaikan gurunya.

Setelah lama pelejaran yang gurunya sampaikan akhirnya bel istrirahatpun berbunyi,Neri berjalan keluar dari kelasnya dan menuju ruang guru,namun langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.

“Neri!”itu seperti suara maryam,dan ketika Neri membalikan pandangan kebelakang,ternyata benar itu suara maryam, “ada apa?”ucap Neri bertanya, “tidak apa-apa,aku hanya ingin bertanya,kau mau kemana?”ucap maryam,”aku akan keruang guru untuk mendaftar lomba itu”ucap Neri, “bolehkah aku ikut?”tanya maryam, “tentu saja”ucap Neri.

Mereka berjalan beriringan ke ruang guru yang berada di ujung ruangan,serelah berjalan sekitar 1 menit akhirnya mereka sampai didepan depan ruang guru,mereka mencoba mengetok pintu” tok tok tok!” Setelah mengetok pintu mereka berjalan ke dalam ruangan.

“Neri maryam!ada perlu apa kalian datang kemari?”seru salah satu guru perempuan yang berada disana, guru itu bernama bu susanti,biasa di panggil bu susan oleh murid-murid, “saya ingin mendaftar”ucap Neri, “mendaftar apa?”tanya bu susan, “saya ingin mengikuti lomba mengambar”ucap Neri kembali.

“Baiklah kau boleh mendaftarnya denganku”ucap bu susan., “apa yang ingin kau gambar untuk perlombaan itu?”ucap bu susan, “saya hanya akan berencana untuk mengambar hal yang sederhana namun memiliki makna yang luar biasa” ucap Neri dengan nada sopan dan senyuman di raud wajahnya.

“Baiklah,lakukan yang terbaik,ibu akkan menunggu hasil karyanu”ucap bu susan,sedangkan Neri dan maryam hanya tersenyum dan berpamitabn karena bel mmasuk akan berbunyi sebentar lagi.

Setelah keluar dari ruagab tersebut,mereka berjalan menuju kelas mereka, Neri terlihat melepas nafas lega, “ah,aku tidak percaya akan mengikuti lomba itu”ucap Neri,

“baguslah,lakukan yang terbaik”ucap maryan menyemangati.”aku akan mencobanya”ucao Neri, “itu baru temanku”ucao maryan,mereka saling tersenyum satu sama lain.

Sepulang sekolah,Neri berjalan ke arah toko perlengkapan sekolah yang sangat besar,ia berjalan sendiri karena ayahnya tidak bisa menjemputnya,akhir -akhir ini ayahbya sangat sibuk,dan berkata, urusan di kantor sangat banyak.

Neri memasuki bangunan toko bercat putih,didalam tokoh itu saangat komplit,dari alat mengambar,menulis bahkan melukis,ia hari ingin membeli peralatan mengambar untuk perlombaan mengambar itu.

Karena lomba mengambar akan di adakan 5 hari lagi,ia terlihat memilih pensil warna dan crayon yang disana,ia membutuhkan 12 warna .

Setelah memutuskan pensil warna yang akan ia beli,ia berjalan ke arah rak buku,ia memilih buku gambar yang tidak terlalu besar dan tidak kecil untuknya latihan.

Setelah mendapat apa yang ia butuhkan,Neri berjalan ke arah kasir untuk membayar belanjaannya,setelah membayar ia berjalan keluar toko dan berjalan ke arah rumahnya.

Hari-hari belakangnya ini,ayahnya terus mengatakan bahwa ia sibuk karena urusan kantor,namun ia tetap menmperhatikan Neri,hanya saja ia tidak bisa menjemputnya pulang sekolah namun tak tidak masalah,Neri bisa pulang kerumah sendiri.

Neri sedang berada di kamarnya,ia tengaah terduduk di meja belajar,ia menuliskan sesuatu di buku diarynya,ia menang sangat suka sekali menulis dan mengambar,bahkan di dalam kamarnya di penuhi oleh gambar-gambar karyanya.

Mungkin bakatnya dalam mengambar keturunan dari ayah dan ibunya,kedua orang tua Neri sangat menyukai musik dan Seni.Bahkan sewaktu muda ayah Neri pernah bersekolah khusus musik lebih tepatnya adalah biola.

Ayah Neri sangat menyukai Biola,namun sekarang ia tidak bisa memaikannya lagi,karena biola miliknya rusak. Padahal Neri sangat ingin mendengarkan dan melihat ayahnya memaikan biola,ia Berharap suatu saat bisa melihat ayahnya memainkan biolanya kembali.

Disaat ia tengah melamun ia mendegar pintu terbuka,ia sudah menebak itu pasti ayahnya,neri langsung menghampiri ayahnya ia menyambut ayahnya dengan senyuman,awalnya ayah Neri terlihat sangat kelelahan namun,ketika ia melihat senyuman mengembang dari wajah putrinya membuatnya seneng seakaan rasa lelah itu sinar begitu saja.

Setelah menyambut ayahnya Neri terduduk di ruang keluarga ia menunggu ayahnya,ia ingin bercerita apa yang terjadi hari ini.

Lama ia menunggu akhrinya ayahnya datang dengan membawa nampan berisi cemilan segelas susu dan secangkir teh,mereka duduk saling berhadapan dan bercerita satu sama lain,tak kecuali canda tawa mereka yang menghiasi rumah ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post