Shadrina Putri Syaura

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku dan Masa Depanku
Aku dan Masa Depanku

Aku dan Masa Depanku

Hari ini pada tanggal 14 April 2025 pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia saya sudah memasuki bab 6 yang bertema Merencanakan Masa Depan. Di dalam bab ini menanyakan tujuan saya untuk merencanakan sekolah apa yang akan saya pilih seperti SMA atau SMK. Saya tentunya akan memilih SMAN 48 (Sekolah Menengah Atas Negeri) karena saya ingin meraih pendidikan setinggi mungkin. Selanjutnya rencana saya setelah lulus SMA saya akan mendaftar di Univeritas Indonesia dan jika ada rencana saya yang tidak tercapai tentunya saya mempunyai rencana cadangan seperti saya akan menunggu satu tahun lagi atau memilih universitas swasta.

Pada halaman selanjut nya saya belajar tentang bagaimana merancang masa depan dan menyusun rencana hidup dengan membaca dua kutipan cerita inspiratif dari novel "Negeri 5 Menara" dan "Laskar Pelangi". Kedua cerita ini memiliki benang merah yang sama, yaitu tentang impian, perjuangan, dan pilihan dalam menatap masa depan.

Cerita pertama diambil dari novel Negeri 5 Menara. Dalam kisah ini, tokoh utamanya, Alif, baru saja lulus dari madrasah tsanawiyah dan berhasil meraih nilai tinggi, bahkan termasuk dalam sepuluh besar se-kabupaten. Ia begitu semangat untuk melanjutkan pendidikan ke SMA terbaik di Bukittinggi. Ia bahkan sudah merancang masa depannya: kuliah di universitas bergengsi seperti UI atau ITB, dan bercita-cita melanjutkan studi ke Jerman seperti sosok idolanya, B.J. Habibie.

Namun, impian itu seketika goyah ketika ibunya—Amak—mengajaknya bicara. Amak punya harapan sendiri untuk anaknya. Ia ingin Alif melanjutkan pendidikan ke madrasah aliyah, bukan SMA. Bukan karena biaya, tapi karena Amak berharap Alif bisa menjadi pemimpin agama masa depan seperti Buya Hamka, tokoh agama besar dari kampung mereka. Ia ingin Alif menjadi ulama besar, seseorang yang bisa membimbing umat. Perasaan Alif pun campur aduk. Ia merasa sudah cukup belajar agama selama tiga tahun dan ingin mendalami ilmu lain, tapi di sisi lain ia sangat menghargai harapan ibunya. Di sinilah ia dihadapkan pada pilihan besar: mengikuti suara hatinya atau memenuhi harapan orang tua.

Cerita kedua diambil dari novel Laskar Pelangi. Tokoh dalam cerita ini memiliki semangat besar untuk mengembangkan dua minat utamanya: bulu tangkis dan menulis. Ia menyusun rencana A, yaitu menjadi atlet bulu tangkis berprestasi dan penulis yang berbobot. Ia pun membuat rencana B sebagai jalan cadangan jika rencana A tidak berhasil. Semua itu ia pelajari dari buku-buku pengembangan diri dan juga berkat pengaruh dari seorang teman jenius bernama Lintang. Lintang adalah sosok yang membuka pikiran anak-anak kampung di Belitong bahwa mereka juga berhak bermimpi besar. Ia sendiri bercita-cita menjadi matematikawan, dan menjadi orang Melayu pertama yang berhasil di bidang itu. Sosok Lintang menyihir dan membakar semangat teman-temannya untuk tidak menyerah pada keadaan.

Ada pula tokoh bernama Mahar yang ketika ditanya apakah sudah punya rencana A dan B, ia hanya menjawab bahwa masa depan adalah milik Tuhan. Sebuah jawaban yang sederhana namun penuh makna. Meski begitu, cerita ini tetap menyampaikan bahwa memiliki cita-cita dan arah masa depan itu penting, walaupun hasil akhirnya tetap di tangan Tuhan.

Dari kedua cerita ini, saya belajar bahwa cita-cita tidak selalu mudah diwujudkan. Terkadang harus berbenturan dengan keinginan orang tua, seperti Alif dalam Negeri 5 Menara, atau harus melawan keterbatasan dan keadaan seperti tokoh-tokoh dalam Laskar Pelangi. Namun yang terpenting adalah kita tetap punya semangat, keyakinan, dan rencana yang jelas. Dan jangan lupa, selalu siapkan rencana cadangan karena hidup penuh dengan kejutan yang tak terduga.

Kesimpulannya, hari ini saya belajar bahwa merencanakan masa depan bukan hanya tentang memilih satu jalan, tapi juga mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan. Karena seperti kata pepatah, “berencana itu manusia, menentukan itu Tuhan”—tapi manusia yang baik adalah manusia yang punya arah dan usaha.

Setelah membaca dua kutipan novel "Negeri 5 Menara" dan "Laskar Pelangi", saya jadi semakin menyadari pentingnya memiliki rencana masa depan dan bagaimana setiap orang punya jalan dan tantangan yang berbeda untuk mencapainya. Kedua teks tersebut memiliki tema yang sama, yaitu tentang cita-cita dan perencanaan masa depan. Ide pokok dalam teks pertama adalah perjuangan tokoh “aku” (Alif) dalam menghadapi perbedaan antara keinginannya sendiri dengan harapan ibunya, sementara pada teks kedua ide pokoknya adalah usaha tokoh “aku” dalam menentukan cita-cita dengan menyusun rencana A dan rencana B, meski berasal dari lingkungan yang penuh keterbatasan.

Dalam teks Negeri 5 Menara, rencana A tokoh "aku" adalah masuk ke SMA unggulan di Bukittinggi, lalu melanjutkan kuliah di universitas ternama seperti UI atau ITB, dan bermimpi untuk belajar ke Jerman seperti B.J. Habibie. Ia ingin mendalami ilmu pengetahuan umum dan keluar dari jalur pendidikan agama yang sudah ia jalani selama tiga tahun. Namun, inspirasi besar yang mempengaruhi keputusannya justru datang dari ibunya, Amak, yang memiliki harapan besar agar anaknya menjadi pemimpin agama seperti Buya Hamka. Sedangkan pada teks Laskar Pelangi, tokoh "aku" terinspirasi oleh sosok Lintang—teman jenius mereka yang membuat semua anak kampung berani bermimpi besar. Dari Lintang, ia belajar bahwa meski hidup penuh keterbatasan, cita-cita tetap bisa digantungkan setinggi mungkin.

Dalam cerita Negeri 5 Menara, rencana masa depan tokoh "aku" sangat dipengaruhi oleh ibunya. Amak adalah sosok yang ingin anaknya tetap melanjutkan pendidikan agama, bukan karena keterbatasan biaya, tapi karena ia ingin melihat anaknya tumbuh menjadi ulama besar. Ini menunjukkan bahwa terkadang, orang tua punya pandangan sendiri tentang masa depan anak-anaknya, yang belum tentu sejalan dengan keinginan si anak. Dari cerita itu, saya menyimpulkan bahwa tokoh "aku" memiliki cita-cita besar untuk meraih pendidikan tinggi di bidang umum, namun ia juga terjebak dalam dilema antara impian pribadinya dan keinginan orang tua.

Jika saya berada di posisi Alif, saya akan mencoba menyampaikan pendapat saya kepada orang tua dengan cara yang baik dan penuh hormat. Saya akan menjelaskan bahwa saya punya cita-cita yang kuat dan sudah mempersiapkan rencana untuk mencapainya, sambil meyakinkan mereka bahwa saya tetap akan menjaga nilai-nilai agama meskipun memilih jalur pendidikan umum.

Sementara itu, dalam teks Laskar Pelangi, Mahar menyatakan bahwa masa depan adalah milik Tuhan. Meskipun benar, namun dalam berdiskusi kita bisa menambahkan bahwa manusia tetap harus berusaha dan merencanakan masa depan agar tidak hidup tanpa arah. Usaha kita adalah bentuk kesungguhan, dan perencanaan adalah bentuk tanggung jawab atas hidup kita sendiri.

Saya sendiri sudah memiliki rencana A dan B. Rencana A saya adalah melanjutkan pendidikan ke SMA favorit, lalu masuk jurusan teknik informatika di universitas impian saya dan menjadi pengembang perangkat lunak. Rencana B saya adalah masuk ke sekolah vokasi dan mempelajari skill praktis seperti desain grafis atau coding, agar bisa langsung bekerja atau membangun bisnis sendiri. Tantangan utama yang mungkin saya hadapi adalah keterbatasan finansial atau nilai akademik yang belum cukup. Untuk mengatasinya, saya akan lebih giat belajar, mencari beasiswa, dan aktif mengikuti pelatihan atau lomba untuk menambah pengalaman.

Yang paling akan membantu saya dalam mencapai rencana tersebut adalah dukungan dari keluarga, semangat diri sendiri, dan konsistensi dalam belajar serta berdoa. Saya percaya bahwa cita-cita bisa tercapai jika dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh dan sikap pantang menyerah.

Sebagai penutup, saya belajar bahwa merencanakan masa depan bukan sekadar menyusun cita-cita, tetapi juga tentang bagaimana kita menghadapi rintangan, berkompromi dengan keadaan, dan tetap berjalan dengan keyakinan. Seperti Alif dan tokoh dalam Laskar Pelangi, saya ingin tetap teguh dalam mimpi, namun juga bijak dalam menyikapi kenyataan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post