Peran Orang Tua Membangun Pemuda Harapan bangsa
Pemuda harapan bangsa mungkin memiliki arti menjadi anak muda yang bisa membanggakan keluarga dan negara. Menjadi pemuda harapan bangsa memanglah kewajiban semua generasi muda saat ini. Karena pasti suatu saat nanti generasi sebelumnya akan digantikan dengan yang lebih muda. Tetapi untuk mencapainya tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus kita lawan dengan susah payah. Salah satunya belajar dengan giat untuk mencapai cita-cita.
Belajar di sini bukan hanya melalui buku, namun juga dari kejadian di hidup kita. Setiap orang pastinya memiliki masa-masa down di hidupnya. Mungkin diakibatkan oleh masalah di sekolah, insecurity, percintaan, atau mungkin masalah keluarga. Pada saat ini lah mental kita diuji oleh Allah SWT. Banyak orang di hidup kita yang berperan penting sebagai tempat bersandar saat kita lelah. Salah satunya adalah orang tua kita sendiri.
Sejak kecil aku lebih sering menghabiskan waktuku dengan ayahku. Ialah yang mengajarkanku cara tuk menaiki sepeda engkol, dan juga saat aku tenggelam beliaulah yang menyelamatkanku. Bagiku beliau merupakan seorang pahlawan di hidupku. Namun semenjak adikku lahir, semuanya berubah. Awalnya aku selalu merasa iri dengan perlakuan ayahku terhadap adikku. Semenjak itu aku selalu membenci adikku. Seiring berjalannya waktu, aku mulai belajar cara mengalah kepada orang lain.
Selain ayah, ibu juga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupanku. Saya tetap menyayanginya walau ia selalu cerewet. Tetapi mau bagaimanapun beliau tetaplah ibuku, itulah caranya untuk menunjukkan kasih sayang. Dengan kecerewetannya aku bisa menjadi lebih baik dalam melakukan sesuatu. Seperti saat menyapu. Dulunya aku kalau menyapu tidak bersih, namun setelah dimarahin oleh ibuku menjadi sangat bersih. Yah walaupun aku masih tidak suka kalau dimarahin ibu.
Suatu hari aku pulang dari sekolah dengan perasaan yang amburadul. Aku langsung masuk ke kamarku dan tiduran di kasur. Hari itu aku mengalami banyak masalah saat di sekolah. Saat di sekolah tadi, aku merasa seperti dijauhi oleh teman-temanku, saat aku berbicara tidak ada yg mendengarkan. Sampai di mana mereka tidak mengajakku bermain lagi secara terang-terangan. Nilai ulanganku saat itu juga sangat jelek. Diriku yang dulu ini memanglah sangat naif, berpikir jika aku tidak memiliki teman di sekolah maka akan sendirian. Sejujurnya aku sering merasa seperti itu, tetapi biasanya akan menghilang sendiri setelah aku menggambar. Berbeda dengan saat itu, menggambar pun tidak menghilangkan stress yang kurasakan. Tanpa sadar, air yang menggenang di mataku terjatuh. Hari itu aku menangis sejadi-jadinya. Kukira suara tangisanku tidak akan terdengar dari luar, namun tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang seperti mendekat. Reflek aku menjatuhkan diri ke kasur dengan posisi wajah menghantam bantal agar terlihat seperti tidur.
Aku sudah yakin kalau ibu pasti akan keluar setelah melihatku tertidur. Tetapi di luar dugaan, ibuku menyentuh pipiku yang basah terkena air mata. Aku memang cengeng tapi selalu menangis dalam diam tanpa ada yang mengetahui, bahkan orang tuaku sendiri. Jadi pastinya ibuku terkejut saat tahu anak perempuannya menangis. Ia menanyakan mengapa aku menangis. Tetapi aku sampai akhir pun tidak menjawabnya. Dulu orang tuaku sering bertengkar sampai pernah hampir bercerai, mungkin dari situlah aku jadi tidak terlalu terbuka dengan mereka. Aku pikir jika aku menceritakan masalahku maka akan menambah beban pikiran mereka. Jadi aku tidak biasa menceritakan tentang kehidupanku saat di sekolah. "Ya sudah, yang penting jika ada apa-apa ibu sama ayah pasti akan membantumu," kalimat itu lah yang membuatku sadar bahwa aku ini tidak sendirian di dunia ini.
Dari situ aku mulai terbuka dengan orang tuaku. Bercerita apa yang terjadi di sekolah, ah tapi jika ada masalah hanya beberapa yang kuceritakan. Aku hanya tidak ingin mereka bertengkar lagi. Lagipula aku pasti bisa mengatasinya sendiri jika itu hanya masalah yang kecil.
Tujuanku saat ini ialah mengejar mimpi setinggi mungkin tapi dengan dibuat menyenangkan. Kata ayahku kalau kita tidak senang saat mengerjakan sesuatu, pasti hasilnya juga tidak akan maksimal. Oleh karena itu, berpikir positif itu penting dalam menggapai cita-cita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar