SEFY NUR ANGGITA

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo everyone, nama saya Sefy Nur Anggita, saya tinggal di desa Sidorejo, Madiun, Jawa Timur. Saya lahir di Kota M...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEBUAH BOLPOIN YANG HILANG

SEBUAH BOLPOIN YANG HILANG

``BY: Sefy Nur Anggita``

Rintik-rintik hujan dipagi hari, kicauan burung perkutut yang sangat merdu sekali. Bel kelas telah berbunyi, semua siswa-siswi berkumpul untuk Apel pagi. Gerimis pun telah reda, dan siap untuk memulai Apel pagi. Suasana di MTsN Nongko Ijo sangat sejuk, karena banyak dikelilingi pepohonan yang sangat indah sekali.

Untuk petugas Apel pagi yakni, kelas 9A. Kelas yang dikenal sangat tertib dan terjaga kebersihannya. Apel pagi telah dimulai pada pukul 07.00 dan kini telah selesai pada pukul 07.30. Bel ke-2 telah berbunyi, menandakan jam pelajaran ke-1. Semua siswa-siswi MTsN Nongko Ijo telah berada di dalam kelas masing-masing dan siap untuk mengawali pelajaran.

Suasana kelas 9A sangat bahagia, karena di kelas 9A tidak ada yang mengajar, tetapi sudah diberi tugas oleh Bu Ernawati, yakni guru IPS. Beliau akan pergi ke Kemenag untuk menyelesaikan tugas. Semua pun mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh Bu Ernawati.

Ketika si Rania akan mengerjakan tugasnya, tetapi bolpoin Rania tidak ada di kotak pensilnya. Ia pun menanyakan bolpoinnya ke teman sebangkunya, yakni Lusiana

"Lus, kamu tau nggak bolpoin ku yang kemarin sabtu aku pakai? Bolpoin warna biru yang baru aku beli hari Jum'at itu loh?",

Lusiana pun menjawabnya "Oh.... bolpoin yang kemarin Sabtu itu ya? Perasaan sudah kamu taruh ke kotak pensil deh waktu pulang sekolah hari Sabtu kemarin."

Rania pun kebingungan, ia pun tetap mencari bolpoinnya yang hilang itu

5 menit kemudian, Rania sudah putus asa karena bolpoin satu-satunya itu tidak ketemu.

Ia pun meminjam bolpoin milik Salma. "Salma, aku pinjam bolpoin punya kamu dong, bolpoin punya aku hilang,"

Salma pun meminjami bolpoinnya kepada Rania, dan kebetulan Salma mempunyai bolpoin yang banyak, "Nih Ran, bolpoin aku ada 5 nih...tinggal pilih aja", ucap Salma.

Rania pun menjawab "Terima kasih kawan, aku pinjam bolpoin kamu yang warna kuning ini dulu ya..nanti aku kembalikan".

Bel ke-3 telah berbunyi, waktunya ganti pelajaran, mata pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia lah yang menjadi favorit siswa-siswi kelas 9A. Guru bahasa Indonesia kelas 9A yakni, Bu Zunaidah, beliau adalah Ibu guru tercantik di MTsN Nongko Ijo, dan beliau dikenal sebagai ibu guru yang sangat ramah dan baik hati. Meskipun beliau sudah tua, tetapi beliau sangat semangat mengajar dikelas 9A. Nama panggilan beliau adalah ibu Zun.

Beliau datang dan mengajar di kelas 9A, dan menjelaskan materi-materi. Selesai menjelaskan materi, Bu Zun memberi tugas kepada siswa-siswi 9A,

"Anak-anak, tugas kalian hari ini adalah mengerjakan Penilaian Tengah Semester, jangan lupa dibaca dulu ya materi-materi yang ada di Bab sebelumnya, supaya kalian masih ingat materi-materi yang telah saya jelaskan pada Minggu kemarin."

Siswa-siswi kelas 9A pun kompak menjawabnya "Iya Bu Zun."

Saat si Thalia akan mengerjakan tugas, ia mencari bolpoinnya yang ada di dalam kotak pensil, ternyata bolpoin milik Thalia juga hilang. Ternyata di kelas 9A ada pencuri. Bel ke-4 pun telah berbunyi, menandakan waktu istirahat. Thalia dan Rania kompak mencari bolpoinnya yang hilang. Ternyata bolpoin tersebut ada di dalam lokernya Rangga. Mereka pun menuduh Rangga sebagai pencuri bolpoinnya. Rania dan Thalia pun mengambil bolpoin yang telah dicuri oleh Rangga, dan mereka langsung bergegas menuju ke kantin untuk membeli jajan.

Tak lama kemudian, bel ke-5 berbunyi, menandakan jam istirahat telah selesai. Semua siswa-siswi MTsN Nongko Ijo telah masuk ke kelasnya masing-masing. Saat itu dikelas 9A masih pelajaran Bahasa Indonesia, dan Bu Zun belum masuk ke kelas 9A. Dan anak laki-laki masih sibuk mencari contekan tugas milik anak perempuan.

Rangga akan mencontek tugas milik Rania, tetapi Rania tidak mau memberi contekan untuk Rangga. "He.. Ran, aku nyontek tugas yang tadi dong!",

Rania menjawab "Nggak".

Rangga terus memaksa supaya Rania mau menconteki tugas kepadanya "Ayo dong plis!".

Rania tetap tidak mau menconteki tugas milik dia kepada Rangga "Hmmm".

Rangga sangat heran kepada Rania "Kenapa sih Ran, kok kamu nggak mau memberikan contekan kepadaku? Biasanya kamu selalu memberikan contekan kepadaku saat ada tugas. Tolong berikan alasan kamu Ran! Apa salah aku ke kamu?,"

Rania menjawab "Tanya aja ke diri kamu sendiri apa salah kamu, jangan tanya ke aku, dan kamu jangan pura-pura nggak tau tentang masalah itu."

Rangga terkejut karena ia tidak berbuat kesalahan apapun, dan Rangga segera meminta maaf kepada Rania, meskipun ia tidak berbuat salah "Yaudah iya, maaf jika aku berbuat kesalahan kepadamu, tapi jujur aku tidak tau apa salah aku ke kamu Ran, sampai-sampai kamu memarahiku."

Rania bersikap cuek kepada Rangga dan tidak menghiraukan permintaan maaf nya Rangga. Rangga pun mencoba meminta contekan kepada Thalia "Thal, conteki aku dong!,"

Thalia menjawab "Nggak mau."

Rangga semakin heran kepada Rania dan Thalia. Rangga bertanya kepada Thalia "Kenapa sih kok kamu sama Rania nggak mau berbagi contekan kepadaku?,"

Thalia menjawab "Mangkanya jangan mengambil barang yang bukan milik kamu, bolpoinku dan bolpoin punya Rania ada di lokermu, kemungkinan yang mengambil bolpoinnya ya kamu."

Rangga sangat terkejut, karena ia tidak mengambil dan mencuri bolpoin milik teman-temannya "Loh.. aku nggak mengambil bolpoinmu dan bolpoin punya Rania."

Rangga pun menanyakan kepada Rania "Ran, bolpoin kamu yang hilang dilokerku itu berwarna apa ya? Kalau boleh tau bolpoin kamu itu yang kayak apa?."

Rania menjawab "Warna bolpoin ku biru, bolpoin itu baru beli, gambarnya Doraemon, kok ada dilokermu ya? Kalau kamu bukan yang mencuri, lalu siapa lagi?."

Thalia pun segera meminta bukti kepada Rangga "Rangga. kalau kamu bukan pencuri bolpoinku, buktikan!."

Rangga menjawab "Oke lah aku akan buktikan, tapi kamu dan Rania bantu aku ya, untuk mencari pencuri yang sebenarnya, dan aku akan buktikan kalau aku bukan pencuri."

Thalia menjawab "Iya, gampang itu, asalkan kita ber tiga mau bekerja sama."

Sangat penasarannya, Rania pun bertanya kepada Rangga "Emm... kira-kira siapa ya yang mencuri bolpoin punyaku dan punya Thalia?,"

Rangga menjawab "Kemungkinan Ridho, Rosi, dan Gilang, soalnya dia duduk berdekatan denganku, kalau bukan mereka ya siapa lagi hahaha."

Mereka ber-3 bermusyawarah dan akan menjebak pencuri bolpoin dengan meletakkan bolpoin yang sudah ditandai dan ditulisi dengan nama pemilik masing-masing, dan bolpoin itu diletakkan di dalam loker bangku milik Rangga.

"Habis ini kita bakalan tau siapa pencuri bolpoin yang sebenarnya" ucap Rania kepada Rangga.

Rangga pun menjawab "Iya, tenang aja nanti aku pantau kok."

"Tet..tet..tet." Bel ke-6 berbunyi, mata pelajaran selanjutnya adalah Al-Qur'an Hadis. Guru mapelnya yakni, Pak Ahmad. Setelah Pak Ahmad masuk ke kelas 9A, Pak Ahmad langsung menerangkan materi-materi, setelah itu Pak Ahmad memberikan tugas kepada anak-anak kelas 9A. Saat mengerjakan tugas, Rangga melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Ridho, teman sebangkunya mengambil bolpoin yang ada di dalam loker milik Rangga.

Akhirnya Rangga bertanya kepada Ridho "Dho, itu bolpoinnya siapa?."

Ridho menjawab "Punyaku dong, ini baru beli tadi, bagus kan."

Rangga tetap pura-pura tidak tahu dan pura-pura percaya bahwa bolpoin itu milik Ridho. Dan Rangga bergegas memberi tahu Rania dan Thalia tentang jebakan bolpoinnya tadi "Rania, Thalia...penting!,"

Thalia terkejut dan bertanya kepada Rangga "Ha? Penting apa, cepat bilang!,"

"Gini lo, ternyata yang mencuri bolpoin selama ini adalah Ridho," ucap Rangga.

Rania pun menjawab "Kok bisa? Emang ada bukti?,"

Rangga menjawab "Iya, tadi bolpoin yang kamu taruh di lokerku diambil sama Ridho, dan tadi aku pura-pura nanya ke Ridho, katanya Ridho itu bolpoin milik dia."

Thalia bergegas menghampiri Ridho dan bertanya kepadanya "Hai Ridho, ini bolpoin siapa yang kamu buat menulis? Kok cantik sekali."

Ridho pun menjawab dengan penuh rasa tidak bersalah "Iya dong, ini lo aku baru beli, bagus kan,"

Rania pun ikut menghampiri mereka berdua, dan berkata "Oh..bagus (sambil tepuk tangan), dasar pencuri, coba kamu lihat yang ada di dalam bolpoin itu ada tulisan nggak!."

Ridho menjawab dengan lancang "Ini bolpoinku! Kenapa kamu menuduh aku sebagai pencuri."

Akhirnya Rangga pun datang dengan berkata "Emang kamu itu pencuri bolpoin kok, lihat en yang ada di dalam bolpoin itu! Jangan bohong kamu Dho, kalau pencuri ya pencuri, jujur saja apa susahnya!"

Akhirnya Ridho khilaf dan langsung meminta maaf, karena ia yang telah mencuri bolpoin "Iya maaf ya teman-teman, aku udah mencuri bolpoin kamu, aku udah jujur, ini emang bolpoin milik Rania dan Thalia, maaf ya kalau aku mencuri, aku janji deh nggak akan mencuri lagi."

Thalia menjawab "Halah...paling kamu akan mengulangi dan mencuri bolpoin lagi."

Rania pun berkata "Hust...jangan ngomong gitu, masih bagus lo Ridho mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf."

Rangga pun menyela-nyela pembicaraan mereka ber dua "Sudah-sudah jangan berisik, anggap aja masalah ini udah selesai, dan Ridho udah meminta maaf, dan jika masalah ini akan terulang, maka pencuri bolpoin akan mengganti bolpoin curian sebanyak 3× lipat, deal?."

Thalia pun menjawab "Oke..deal, ini baru adil."

Bel ke-7 pun sudah berbunyi, menandakan waktunya pulang. Dan semenjak kejadian tersebut, mereka telah bebas dengan masalah bolpoin yang hilang.

~TAMAT~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post