Bab 7, Pengaggum Rahasiamu (1)
Pengaggum Rahasiamu (1)
"Aku memilih mengaggumimu diam diam, sebab dalam diam tidak ada penolakan"
>>>•<<<
Waktu yang kunanti akhirnya tiba, bel pertanda pulang sudah berdering sejak tadi, dan aku
segera keluar dari kelas, mencari sosok Fadhil.
"Nyari siapa Dai?" tanya Zahra seraya melangkah menyamakan langkahnya denganku.
Mataku masih berkeliling mencari si pemilik nama tersebut.
"Eh Dai! gue tanya juga, malah dikacangin.." Kesal Zahra seraya menghentakkan kaki.
Aku pun menoleh, tertawa melihat temanku yang kini sudah berkacak pinggang.
"Gue nyari kak Fadhil Zah.." jawabku seraya tertawa kecil.
Alis Zahra menyatu, dahi nya berkerut seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Ka Fadhil? Wakil osis? punya hubungan apa lo sama dia?" tanya Zahra seraya memainkan
ujung krudung miliknya.
"Gaada hubungan apa apa kok, cuma ada yang mau dibicarakan ajah .." jawabku seraya
tertawa kecil.
Mulut Zahra kini mengulum senyuman kecil.
"Dai.." ucap Zahra lirih.
Alisku terangkat sebelah pertanda jawaban atas panggilannya.
"Emm anu.. gue boleh nitip surat ini ga?.." ucap Zahra seraya memberikan surat dengan
pita pink diatasnya.
Aku terdiam, menatap surat indah tersebut yang penuh dengan lettering.
"Nitip boleh yaa Dai.." pintanya dengan uluman senyum manisnya sehingga terlihat jelas
lesung dipipinya.
"Untuk?" tanyaku seraya mengangkat kedua alis.
Zahra tersenyum malu, dengan sedikit membuang wajah.
"Yang lo mau temuin" jawabnya seraya tersenyum malu.
Dengan berat hati, ku terima surat itu.
Surat dimana sahabat ku juga mengaggumi sosok yang ku kagumi juga.
"Jangan dibaca yaa.. makasih loh.." ucap Zahra seraya melambaikan tangannya.
"Gue duluan yaa, jangan lupa!" teriak Zahra.
>>>•<<<
"Dai...."
Aku pun menoleh, menemukan sosok Fadhil yang tengah tersenyum.
"Nihh kaka belikan yang baru, Maaf jilbab mu jadi kotor begitu.." Ucap Fadhil seraya
memberikan Hijab putih polos.
Aku tersenyum, "Gapapa ka.. terimakasih.." ucapku seraya menerima hijab tersebut.
"Kk duluan yah, sampai jumpa di umi.." ucap Fadhil seraya pergi menjauh.
Aku pun tersenyum.
Tak berapa lama setelah itu, aku teringat dengan surat titipan Zahra.
Namun, aku terlambat untuk menyampaikannya. Dia sudah melaju dengan motor vespa
nya.
"Bikin penasaran ajah, apa yaa isinya..." Ucapku yang langsung membuka isi surat tersebut.
Mataku membulat, melihat isi surat berpita pink tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar