Sayyidah Redha Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 5, Imam

Imam

عندما اتعمق بتفكيري بك، اجدني مبتسماً

I find myself smiling when i daydream about you.

Aku mendapati diriku tersenyum saat aku melamun tentang dirimu.

>>>>>>•<<<<<<

"Hayya'alasshalaah..

Hayya'alasshalaah.."

Petang ini, Lantunan Adzan dari Fadhil terdengar indah di telinga ku.

Berayun ayun bergelombang dengan kefasihan tartil dan tajwidnya..

Cara Imaman makmuman lah kami lakukan guna praktik sholat subuh.

Entahlah, Jantung ini berdebar hebat ketika Fadhil Memulai Rakaat dengan Takbiran.

"Allahuakbar.."

Deg-!

Tak sekedar bibir yang tersenyum, bahkan hati ikut tersenyum saat pembuka surat itu mulai

dibacanya.

"Bismillahirrahmanirrahim"

Entahlah, aku merasa hanya akulah satu satunya berperan sebagai makmum nya disini.

>>>>•<<<<

"Brebet.. bet .. bet..bet! Dduuuuuuut"

Suara misterius itu terdengar cukup nyaring. Dan membuat kami penasaran dari siapa

suara itu berasal.

Dirakaat kedua ini, kami sudah tidak fokus dengan praktik sholat yang kami kerjakan.

Aroma itu semakin lama semakin terasa di penciuman kami.

"Duuuuuuuut!"

Lagi lagi suara itu semakin ngotot tuk diperjuangkan dari siapa suara itu berasal.

Rasa penasaran kami sudah sangat tinggi sehingga kami saling melirik satu sama lain.

"Assalamualaikum, warahmatullah"

Seusai salam terakhir, Fadhil segera menoleh, dan tertawa.

"Eh siapa yang buang gas Ya Allah..." Ucap Fadhil seraya menutup hidungnya.

Rifqi berkerut, menunjuk Fadhil sebagai pelaku.

"Ih Bukan nya Lu ya?! Buseh bau banget njir.." Ucap Rifqi seraya berlari keluar ruangan.

"Eh enak aja ya lu rif, bukan gua dah demi Allah" balas Fadhil seraya memerhatikan

sekelilingnya.

"Jangan jangan yang cewek nih!, hayoo ngaku ajah sih jan pura pura gatau deh kalian ciwi

ciwi" ledek Rifqi.

Kami pun serentak berteriak, " Tidak bukan kami pelakunya".

"halahh boong yee, cie soal menyembunyikan aib aja bersatu teguh bercerai malu hahah"

balas Rifqi.

Fadhil tertawa dan langsung memukul pundak Rifqi.

"Udahlah Rif, jangan memojokkan perempuan, malu nanti mereka.." ucap Fadhil seraya

tertawa kecil.

"Ya bodo amat lah, namanya melakukan kesalahan itu tidak memandang cewek ataupun

cowok, ye ga jidan?" tanya Rifqi seraya menaikkan kedua alisnya.

Zidan tersenyum enggan lalu menganggukan kepalanya.

Fadhil tertawa dan langsung merangkul teman akrabnya, membisikkan sesuatu kepadanya,

lalu mereka tertawa bersama.

"LU YANG KENTUT YA DAN!" Fitnah Rifqi tak terima.

"Hehe iyaa nih, sakitt perut gue" jawab Zidan tanpa dosa.

"BAU TAYI GILA! CEPIRIT KALI LU?! LIAT DULU SONO" teriak Rifqi seraya menunjuk arah

toilet.

Dengan cepatan kilat, Zidan berlari menuju ruangan di samping tangga.

Tak lama setelah itu, dengan mata elangnya, Umi muncul dari arah tangga.

"Kok berisik ya? umi ga nyuruh berisik yaa.." Tegur umi seraya menggendong Seorang

balita.

"Ayo, ulang solatnya, umi ga liat" perintah umi.

Seketika mulut kami mengaga tak percaya bahwa kita akan mengulangi tuk kedua kalinya.

Namun, rasa itu hilang ketika tau bahwa imam nya masih dengan orang yang sama.

Aku terus senyum ketika terlintas namamu di fikiranku:')

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post