Bab 4, Ada Hati Yang Ku Kagumi
Ada Hati Yang Ku Kagumi
"Bahkan aku rela menolak 1000 hati hanya untuk satu hati"
>>>>>>•<<<<<
Senin tanggal 12 bulan April tahun 2018 kali ini, upacara pagi ditiadakan dikarenakan Hujan
lebat mengguyur Sekolah kami, membuat Lapangan licin tak karuan.
beberapa guru terjebak banjir dirumahnya masing masing, ada juga yang sibuk dengan
berkas berkasnya yang hampir terkena air hujan.
Dan berbagai alasan sehingga Jam kosong terjadi dikelas ku dan mungkin dikelas kelas l
ainnya.
"Mohon perhatiannya sebentar, mohon perhatiannya sebentar..." ucap si Fabian, Si ketua k
elas.
Kita semua terdiam setelah mendapat instruksi darinya.
Laki laki berhidung mancung itu tiba tiba menghampiri mejaku, tersenyum lalu
memberikanku sebatang coklat.
Seketika seisi kelas penuh dengan ledekan.
"Ciee Daiii, ekhem!! ganteng cuy ganteng!!" ledek Ijul seraya menyenggol pundakku.
Mata ku menatap punggung Fabian yang kini kian menjauh dari mejaku.
Segera ku berlari menghampiri Fabian si ketua kelas, dengan tekad mengembalikan coklat
yang diberikannya.
"Fabian.." panggilku.
Dia pun menoleh, tersenyum kearahku, lalu menaikkan sebelah alisnya, "Ada apa?"
tanyanya.
Aku pun segera mengembalikkan coklat darinya.
"Maaf, Dai ga butuh coklat ini.." ucapku dengan tangan masih menggenggam coklat
batangan tersebut.
Dia kini terdiam kaku, dengan alis menyatu mempertanyakan alasan yang jelas dariku.
"Dai, Lu mau ga jadi pacar gue? " tanya Fabian yang kini menggenggam tanganku kuat
kuat.
Aku terdiam menatap matanya yang nampak sungguh percaya diri.
Aku pun segera melepas dari genggamannya.
Seisi kelas terdengar riuh, apalagi teman sebangku ku.
"TERIMAA! TERIMAA GA LU!! TERIMA BODOH!" teriak Zahra seraya menggembrak
gebrak meja guru.
Aku terbungkam, tak percaya hari ini akan seperti ini, dimana semua yang tak kuinginkan
malah terjadi.
"Maaf aku ga bisa" Tolakku seraya membuang muka.
Seisi kelas menyoraki ku.
Termasuk partner partner ku, Buna, Zahra, Rai, Candy, dan Nay..
"ga bisa nolakkan??" tanya Fabian seraya mengangkat kedua alisnya berbarengan.
Seisi kelas kini heboh kembali, tepukan tangan bergemuruh di ruang ini.
Aku tersenyum simpul, "Ga bisa beneran Pe'a. Aku dah suka sama yang lain.." jawabku
yang langsung pergi dari hadapannya.
Seisi kelas kini menertawai Ulah Fabian.
"Diem lu semua bangs*t!" teriak Fabian.
>>>•<<<
"qul innamā ana basyarum miṡlukum yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa mang
kāna yarjụ liqā'a rabbihī falya'mal 'amalan ṣāliḥaw wa lā yusyrik bi'ibādati rabbihī aḥadā"
Aku melihat Fadhil tengah menghapal ditengah tengah kelas yang terkapar dilantai.
Kelas 9-2. Kelas yang cukup sunyi dan nyaman untuk menghapal.
Dimana murid murid disana rata rata adalah kaum rebahan.
Aku kini melewati kelasnya dengan sedikit menoleh kesela jendela.
Tersontak kaget aku ketika ia melihat aku yang tengah mengendap endap ingin melihatnya.
"Itu siapa? kok ga diem dikelas?" tanyanya yang langsung menutup alquran birunya.
"Mati kutu aku, dia kan wakil osis"
"Siapa?" tanya nya seraya berjalan keluar kelas.
Aku pun langsung mempercepat langkahku menjauh dari kelas tersebut.
Menolak 1000 hati demi 1 hati.
itulah Aku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar