Bab 3, Saktah
Saktah
"Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya
bisa terpana dengan menahan nafas sebentar"
>>>>>>•<<<<<
"Bacaan Saktah, Saktah ialah berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas, di al quran
hanya ada.. ada.." Ucapku terbata bata dipenghujung jawaban.
Celingak celinguk, mengedipkan mata kearah Adin dan Ranti meminta jawaban dari
mereka.
Namun, betapa menyebalkannya mereka, tertawa melihat ku kebingungan seperti ini.
Hembusan Nafas Kasar Umi sudah terdengar jelas. Sedangkan aku, masih bersikeras
mencari jawaban kepada siapapun yang dermawan.
"apa? apaan? 4 ? 3 ? ha?!"
"Dai! berdiri sampe pulang" perintah Umi seraya menunjuk anak yang lainnya.
Aku pun menghela nafasku kasar, "emang ya pada..."
Malu rasanya harus berdiri sendiri, apalagi menjadi tontonan dadakan
seperti ini.
"Fadhil Lanjutin yang Dai gabisa" Perintah Umi seraya memelototi ku.
Aih, aku mengingatnya!
Muhammad Fadhillah Muzakki, MFM adalah nama panggilannya di sekolah ku yang
sekarang.
Fadhil duduk dibangku kelas 9 SMP.
Sempat terpilih menjadi ketua osis tahun lalu saat dia masih duduk dikelas 8.
Aku tak begitu terlalu mengenalnya, ya walaupun sempat menjadi Ketua osis di tahun
ajaran 2017/2018.
Ya, nama itu sering menjadi buah bibir teman temanku.
Ternyata benar adanya dengan apa yang dibicarakan teman temanku.
Aku sendiri saja sudah menjadi pengaggum Rahasianya.
Dengan siap nya, Fadhil berdiri dengan seutas senyuman hangat terukur diwajah nya.
"Saktah, Saktah ialah berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas, dialquran hanya
ada 3 " jawab Fadhil.
Umi tersenyum, "Zidan, tolong lanjutkan apa saja 3 macam itu?.." ucap Umi seraya
memerintah Fadhil untuk duduk kembali.
Zidan yang sedari tadi bengong, sontak terkejut ketika namanya dipanggil untuk menjawab.
"apa umi? hehe" Tanya Zidan dengan sederetas gigi nya yang terpampang.
"Mikirin siapa seh?!.. Mikirin Febri??" tanya Umi seraya mencubit pipi tembam milik Febri.
"ah sakit umiie" teriak Febri seraya tertawa kecil.
Zidan tertawa, " kagak lah mi, apa tadi pertanyaannya Hesh??" tanya Zidan seraya
menaikkan kedua alisnya.
"Dimana aja saktah itu jidan.." jawab Fadhil seraya tertawa kecil.
"oalahh, hehe em anu mi.. hehe" jawab Zidan seraya menggaruk garuk tengkuk kepalanya
yang tidak gatal.
"ZIDAN! BERDIRI!" perintah Umi dengan tatapan elangnya.
Melihatmu saja sudah membuatku seperti bertemu Saktah:))
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cieee,,maraton post nih