Bab 12, Pantaskah Cemburu 3
Pantaskah Cemburu (3)
"Meski yang kau katakan bukan kata kata cinta, namun dapat menumbuhkan rasa tersebut"
•°•°•°•°•°•
"Dai dulu deh, " ucapnya seraya mengangkat kedua alis.
Mataku membulat. mempertanyakan apa maksud dari ucapannya barusan.
"Dai dah punya pacar?" tanya nya seraya menaikkan alisnya.
Pipi ku memerah. Bagaimana tidak? dia yang kukagumi, dia pula yang menanyakan siapa
yang tengah ku kagumi.
Pertanyaan itu hanya kujawab dengan seutas senyuman.
"wah, udah punya nih mah" ledeknya seraya tersenyum lebar.
Aku pun menggeleng.
"Gausah di kasih tau yaa.." jawabku dengan senyuman tersipu.
"oh ternyata bener?" ucap Fadhil seraya manikkan sebelah alisnya.
Dahiku mengernyit, Menerka nerka apa sudah ketahuan??
"be bener apa ya ka?" tanyaku hati hati.
"Bener dah punya pacar.." ucapnya seraya tersenyum meledek.
Hati ku pun lega. Ternyata Tidak ketahuan.
"Dai cuma lagi Mendem perasaan ajah.." jawabku seraya tersenyum.
"eeh. oh ya? hmm yaudah Kaka doain semoga nama orang yang
sedang dipendam, segera tau yaa" ucapnya seraya memamerkan sederetan gigi putih nya.
Hatiku tersenyum. Bahkan dia juga mendoakan
untuk dirinya sendiri semoga sadar akan rasa yang tengah kupendam untuknya.hihi.
Fadhil membuang nafasnya kasar.
"Gaenak ya jadi orang ganteng, banyak resiko nya.." ucapnya seraya tertawa kecil.
Mataku membesar mendengar nya memberikan pujian untuk diri sendiri.
Aku pun tertawa melihat tingkahnya.
"Kaka kan ganteng. Jadi, setiap jalan di motor tapi gaada yang dibonceng, dilirik mulu huh."
ucapnya seraya mengangkat kedua alis.
"Dih pede banget." ucapku seraya mengangkat sebelah alis.
Fadhil kini tertawa keras mendengar celetukan ketusku.
"Bercandaa Dai.. Ya Ampuun.." Ucapnya seraya menatap mataku penuh.
Aku pun tertawa kecil.
"Oh iya, Niat SMA dimana?" tanya Fadhil mengalihkan topik.
"Kalau ka Fadhil dimana?" tanyaku seraya mengangkat sebelah alis.
"Lah, kan kaka yang nanya, kok malah nanya balik.." ucap Fadhil seraya tertawa.
"Karena Dai belum kepikiran." jawabku seraya tersenyum.
Fadhil mengangguk.
"Kalau kaka sih di pondok." ucapnya.
"Oh ya?" tanyaku begitu antusias.
Dahi nya mengrnyit.
"Iya, kenapa?" tanyanya seraya menatap wajahku.
"eh enggak. Dai juga ada kepikiran masuk pondok." jawabku dengan wajah yang sedikit
memerah.
Fadhil mengangguk.
"Oh, rencana Masuk pondok mana?" tanyanya seraya tersenyum.
"Ka Fahesh rencana masuk pondok mana?" tanyaku.
"Lah. kok nanya balik lagi??" ucap Fadhil seraya menahan tawa.
"Dai belum kepikiran mau masuk dimana." ucapku seraya tersenyum.
"Banyak pilihannya. Ada Daarul Quran, Al Multazam"
jawabnya seraya menghitung jari jemarinya dengan jumlah ponpes yang disebutkan.
Aku pun tertawa.
"Cuma dua kok." ledekku seraya tertawa.
"Yee. masih banyak.. mager nyebutinnya" ucapnya seraya tertawa.
Aku pun tersenyum mendengar penjelasannya.
"Oh iya, kaka kenapa gak balik ajah? kan bawa motor sendiri" tanyaku seraya mengangkat
kedua alis.
"Sial nya itu, Kaka diantar Ayah hari ini, jadinya kudu nunggu" ucapnya seraya tersenyum.
Aku hanya ber-oh ria.
Saat kami tengah asik mengobrol, Umi datang menghampiri kami.
"Em enak yaa pacaran berduaan,
bukannya ngulang materi tajwid sama ghorib nya.." ucap Umi seraya berkacak pinggang.
Aku tersipu malu dengan ledekan embel embel pacaran. serasa nyata ajah gituh. haha.
"Yah umi, kan lagi libur. kenapa ga free ajah" keluh Fadhil seraya mengangkat alisnya.
Umi menggeleng tidak.
Hingga Akhirnya, kami pun mengulang ngulang apa yang sudah diajarkan hari hari kemarin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar