Hanya Trauma

"Gimana sih rasanya kehilangan sebelum memiliki?"

°•°•°•°•°•°

"Assalamualaikum, ibu..ayah.." ucapku seraya membuka tali sepatu satu persatu.

Ibu sambut kedatanganku dengan segelas susu hangat.

"Waalaikumsalam teh, nih minum dulu.." ucap Sang Ibu.

Aku pun tersenyum mencium tangan ibu penuh hormat, lalu Minum susu itu di sofa.

Ibu tersenyum, kemudian merangkulku yang tangah meminum susu tersebut.

"Teh, Kok ga cerita cerita sih ke ibu?" tanya ibu lembut seraya tersenyum.

Alisku menyatu, mempertanyakan apa yang ibu maksud.

"Tadi yang nganter kamu pulang, itu siapa?" tanya Ibu seraya memanyunkan bibirnya.

Uluman senyum sudah terukir sejak ibu menanyakan hal tersebut.

"Umh, Dai mandi dulu yaa bu, Makasih susu hangatnya" ucapku seraya tertawa malu.

"Ehh teteh, pertanyaan ibu belum dijawab.. haduh teteh teteh.." ucap ibu seraya melihatku y

ang sudah menaiki anak tangga.

°•°•°•°•°•°

Angin malam dengan sejuta momen dihari itu, membuatku tak bisa henti hentinya t

ersenyum memikirkanmu.

Bahkan, Dia mengantarkan ku pulang, walaupun arah kita berkebalikkan.

Tak ada yang begitu biasa di hari ini, semuanya terlihat luar biasa menurutku.

Dari momen Jus Jambu, hingga mengantarkan ku kerumah.

Hal yang begitu menyenangkan saat ini.

Namun esok, kau akan bertemu dengan sosok pemberi surat tersebut. Entahlah apa yang

ingin kau bicarakan dengannya.

Aku berusaha tak memperdulikan hal itu, walau terkadang hati dan otak tidak sinkron.

Otak mengharuskan bersikap bodoamat, tapi hati berkata tidak.

Terkadang situasi hati seperti ini, membuatku bimbang.

Apakah aku harus utarakan sekarang?

Pertanyaan itu sudah terpampang jelas di pikiranku, namun lagi lagi hati berkata tidak.

Hati tak ingin lagi merasakan perihnya kehilangan sebelum memiliki.

Jangan buat aku bimbang seperti ini

Jika kamu saja tidak ingin tinggal. Namun, hanya sekedar Singgah.