Bab 1, Pandangan Pertama
Pandangan Pertama
"Aku tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama. Tapi harus kuakui, aku menyukai
apa yang kulihat pada pandangan pertama"
Francisca Todi
>>>>>>>>>•<<<<<<<<<
"qul ara'aitum in aṣbaḥa mā'ukum gauran fa may ya'tīkum bimā'im ma'īn"
Langkah kaki ku berhenti, mendengar lantunan merdu dari seorang laki laki yang tengah
menyetorkan hapalannya kepada guru ngaji ku, Umi.
Ku pandangi wajahnya, seolah olah aku pernah mengenalinya.
Aku pun masih kaku terdiam diambang pintu, hingga seseorang menyuruhku masuk.
"Dai, itu Dai bukan yaa??" tanya Umi seraya menunjukku yang tengah terdiam diambang
pintu.
Laki laki itu melongok kearah pintu, menemukan ku yang masih terdiam di ambang pintu.
"Ada apa?" tanya nya seraya mengerutkan dahi.
Aku tak akan mengira bahwa ia yang akan menyapaku di ambang pintu, sungguh diluar
dugaan.
Dengan acuhnya aku melewatinya tanpa menghiraukan sapa tanya nya.
Jangan tanya debar jantungku seperti apa, aku pun sudah tak bisa mendeskripsikannya
lagi.
Senyumanku terpancar ketika aku mencium hormat punggung tangan Umi.
"Kamu ngapain sih di depan pintu? bukannya masuk.." Oceh Umi seraya memanyunkan
bibirnya.
Aku tertawa mendapat ocehan dari Umi, " enggak umi, tadi tuh aku lagi ngecek ada buku
tajwid apa enggak hehe" jawabku berbohong.
Mulut Umi kini menyerupai huruf "O"
Setelah itu, aku mencari tempat duduk yang biasa ku tempati.
Aku memang sudah lama meneruskan hapalanku di Rumah Tahfidz yang dulu pernah aku
singgahi untuk belajar Qiraah.
Jika senja sudah tampak dilangit langit, Rumah Tahfidz ini lah yang menjadi tempat
persinggahanku .
Saat aku ingin duduk ditempat tersebut, aku menemukan sebuah tas berwarna hitam
terletak bebas di tempat biasaku.
Aku terdiam, celingak celinguk mencari si pemilik tas. Tanpa ragu ku geser tas hitam itu jauh
jauh dan duduk di tempat nyaman tersebut.
Duduk bersila membuka lembaran Al quran dan mencari halaman yang tengah ku hapalkan.
"Ekhem-!" Deheman itu bersumber dari seseorang yang berdiri didepanku dengan tangan
melipat ke dada.
Hingga akhirnya aku pun mendongakkan kepala, melihat wajah dengan alis menyatu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar