Sayyid Ahmad Rifqiy Arasy

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PLASTIC MEMORIES
The Tiny World Of An Anime Amateur

PLASTIC MEMORIES

Tsukasa Mizugaki, seorang pemuda berusia 18 tahun, gagal masuk universitas dan mendapatkan pekerjaan di Terminal Service melalui koneksi ayahnya. Tanpa pengalaman kerja sebelumnya, Tsukasa awalnya tidak tahu betapa beratnya pekerjaan ini. Ia dipasangkan dengan seorang Giftia bernama Isla, seorang veteran di Terminal Service, tetapi terlihat canggung dan tidak percaya diri saat bertugas.

Isla memiliki tubuh mungil, rambut perak panjang, dan mata biru yang mencerminkan kesedihan tersembunyi. Meskipun sudah lama bekerja di Terminal Service, ia sering membuat kesalahan, seperti tersandung atau menjatuhkan barang. Awalnya, Tsukasa merasa frustrasi bekerja dengannya, tetapi perlahan ia menyadari bahwa Isla memiliki hati yang lembut.

Saat menjalani tugas, Tsukasa mulai menyaksikan berbagai momen perpisahan antara Giftia dan pemiliknya. Ada yang merelakan dengan ikhlas, ada yang menolak melepas, dan ada yang memilih menghabiskan detik-detik terakhir dengan penuh cinta. Hal ini membuat Tsukasa semakin sadar bahwa waktu yang dimiliki setiap orang dengan Giftia mereka sangat berharga.

Seiring waktu, Tsukasa mulai menyukai Isla. Meskipun Isla terlihat kaku dan sulit didekati, ia sering menunjukkan sisi manisnya, seperti merawat tanaman di asramanya dan memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Tsukasa pun berusaha mendekatinya, mengajaknya makan bersama, dan mulai menggali lebih dalam tentang Isla.

Namun, Tsukasa tidak tahu satu hal—Isla sudah mendekati batas waktunya. Masa aktifnya hanya tersisa kurang dari tiga bulan. Semua orang di Terminal Service tahu hal ini, termasuk rekan-rekan mereka seperti Michiru Kinushima dan Zack, tetapi tidak ada yang berani memberitahu Tsukasa. Isla sendiri tahu bahwa ia tidak punya banyak waktu lagi, sehingga ia menahan perasaannya dan menjaga jarak dari Tsukasa.

Suatu hari, setelah mengetahui kebenaran ini, Tsukasa merasa hancur. Ia mulai mempertanyakan apakah ia seharusnya tetap bersama Isla atau menjauh agar tidak terlalu sakit saat perpisahan tiba. Namun, setelah berbicara dengan teman-temannya, ia menyadari bahwa lebih baik menikmati waktu yang tersisa bersama Isla daripada menyesal nantinya.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa Isla akan segera pergi, Tsukasa akhirnya mengungkapkan perasaannya. Isla, yang awalnya menolak, akhirnya menerima cinta Tsukasa. Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu yang tersisa bersama, menciptakan kenangan yang indah meskipun mereka tahu bahwa kebahagiaan ini hanya sementara.

Mereka mulai melakukan hal-hal kecil bersama—berjalan-jalan di taman, memasak, dan bahkan berkencan seperti pasangan biasa. Isla, yang sebelumnya selalu takut berinteraksi dengan manusia karena takut kehilangan, mulai membuka hatinya dan benar-benar menikmati hidupnya.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan akhirnya waktu Isla hampir habis. Malam terakhir mereka bersama, mereka menghabiskan waktu di kantor Terminal Service, tempat mereka pertama kali bertemu. Isla mengenakan gaun putih yang anggun, dan mereka duduk bersama di balkon, melihat matahari terbit untuk terakhir kalinya.

Saat matahari mulai naik, Isla bersandar di bahu Tsukasa. Dengan suara lembut, ia berterima kasih kepada Tsukasa karena telah membuatnya merasa dicintai. Ia meminta satu permintaan terakhir—agar Tsukasa tersenyum saat ia pergi.

Dengan air mata yang tertahan, Tsukasa menggenggam tangan Isla erat. "Terima kasih sudah datang ke hidupku, Isla," ucapnya. Isla tersenyum lembut, lalu perlahan memejamkan mata. Dalam hitungan detik, Isla dinonaktifkan dalam pelukan Tsukasa.

Setelah Isla pergi, Tsukasa tetap tinggal di Terminal Service. Meski hatinya terasa kosong, ia tidak menyesali keputusannya untuk mencintai Isla. Ia menyadari bahwa meskipun seseorang pergi, kenangan yang mereka tinggalkan tidak akan pernah hilang.

Beberapa waktu berlalu, dan Tsukasa tetap bekerja di Terminal Service, menangani Giftia lainnya. Ia tidak melupakan Isla, tetapi ia belajar untuk melangkah maju. Di akhir cerita, ia melihat tanaman yang pernah dirawat Isla masih tumbuh subur, seolah-olah Isla masih bersamanya dalam bentuk lain.

Meskipun kisah cinta mereka singkat, cinta Tsukasa dan Isla tetap abadi dalam kenangan.

sumber:

Anime Plastic memories(2015):Studio Doga Kobo

Chat GPT

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post