BAB 1 : Tentang Diriku
BAB 1 : Tentang Diriku
Namanya neira,ia berumur 15 tahun.Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.Ibunya bernama Deti dan bapaknya Deni.Mereka tinggal di perkampungan yang sangat indah nan asri,disitu adalah tempat yang ramai akan penduduk.Keluarga sederhana itu sangatlah bahagia ketimbang keluarga yang lainnya.Neira di tempat itu ia di lahirkan,ia tinggal dan di tempat itulah kehidupan nyata neira dimulai.
*****
Cakrawala yang sudah tak nampak lagi,gemuruh angin yang sangat kencang,dan derasnya air hujan yang membasahi seluruhnya.Malam itu neira sedang mengerjakan tugas sekolahnya.Namun di pertengahan itu,neira mendapatkan sedikit kendala dengan matinya lampu dan itu menjadi suatu penghambat untuk dirinya,karena harus berhenti mengerjakan tugasnya.Sedangkan tugas sekolahnya itu sangatlah banyak.
“ Ya Allah,ada-ada saja ini.sudah enak-enak dari tadi mengaerjakan tugas
,eh sekarang malah mati lampu.Haduh.” Ucap neira yang sedikit mengeluh dengan keadaan malam ini.
Pada saat itu neira merasa kesal karena menunggu lama demi sebuah cahaya yang meneranginya untuk kembali bertugas.
“ Lelah aku menunggu.Apakah sebaiknya aku tidur saja ya,lagian ini juga kan sudah larut malam.” Tanya neira pada dirinya sendiri.
Pagi harinya.
Kring...kring...kring...jam beker pun berbunyi,bertanda bahwa neira harus segera bangkit dari mimpinya .Pagi itu waktu sudah menunjukkan pukul 06:00 WIB.Saat itu neira terbangun dari tidurnya,namun itu hanya sekedar untuk mematikan alarmnya saja.
“ Haduhh... berisik banget sih ini alarm,aku ini kan masih ingin bermimpi.” Ucap neira.
Selepas berbicara seperti itu,neira langsung tertidur kembali melanjutkan mimpinya dengan sangat pulas.
*****
06:30 WIB.Berlalu
“ Dor...dor...dor.” Seseorang mengetuk pintu dengan nada yang agak keras.
“ Neira.bangun hey,ayo cepetan bangun,lihat ini sudah jam berapa? Ayo bangun.” Ucap mamah sambil terus menggedor-gedor pintu kamar neira.
Itulah nada seorang mamah,ketika kesal terhadap anaknya.
“ Iya mah iya,ini juga sudah bangun kok.” Ucap neira yang sedari tadi mendengar perkataan dari sang mamah,sembari badan masih telentang diatas kasur.
“ Neira.Ayo cepat keluar,kamu kan harus sekolah sayang!” Ucap mamah kembali.
“ Iya mah.ini juga udah siap-siap kok,bentar lagi juga keluar.” Sahut neira.
“ Ya sudah,mamah tunggu di meja makan.”
“ Iya mah,iya.”
Setelah semuanya selesai,akupun keluar dari kamar dan langsung menghampiri mamah,bapak,dan adikku yang sedari tadi menunggu aku keluar kamar untuk makan bersama.
“ Haii semuanya! Good morning.” Ucap neira menyambut semuanya dengan wajah yang tak merasa bersalah.
“ Loh,kok pada diem sih.Orang aku nyapa,jawab napa mah,pak,dik?” Neira bersuara kembali dengan wajah yang cemberut.
“ Abisnya sih,punya kakak nyebelin banget.” Ucap aila,adik pertama neira.
“ Nyebelin gimana sih dek?” Tanya neira.
“ Ya nyebelin lah kak,orang dari tadi kita nungguin.Lama lagi.” Sahut aila kembali.
“ Ya sudah,maafin kakak deh.” Ucap neira kepada aila.
“ Sudah-sudah.Ayo kita makan,daripada berdebat terus,gak ada manfaatnya,iya gak dek?” tanya mamah kepada adikku yang satu lagi (aulia)
“ Iya mah,lagian ini perut dede udah manggil-manggil nih,pengen di isi.” Kata aulia adik ke-2 dari neira.
“ Ya sudah,ayo kita makan.” Sahut neira.
“ Eh...eh...eh..,jangan langsung santap saja dong kak,biasain berdo’a dulu sebelum makan.” Ucap bapak pada neira.
“ Eh iya,.hehehe..maafin aku pak.” Sahut neira sembari meminta maaf kepada bapaknya.
“ Iya-iya gak papa.” Ucap bapak kembali
“ Ya sudah,sekarang siapa yang mau pimpin do’a?” Ucap mamah bertanya pada semuanya.
Semuanya terdiam sejenak.
“ Ayo dong siapa? Ade saja ya,mau gak pimpin do’a?” Tanya mamah pada aulia.
Aulia tersenyum. “Iya mah,boleh.” Ucap aulia sambil menganggukkan kepala.
*****
Di sekolah
08:00 WIB.
Bel sekolahpun berbunyi,pertanda bahwa jam belajar akan segera di mulai.Hari ini,hari pertama neira bimble untuk persiapan UN.
Saat ini neira duduk di bangku kelas IX SMP.Neira adalah salah satu siswa yang rajin dan aktif,hampir semua ekstra kulikuler ia ikuti,terutama yang paling neira sukai adalah ekskul paskibra dan degungan .Paskibra,walaupun berlatih harus di bawah terik matahari,ataupun di bawah derasnya air hujan,itu tidak menjadikan masalah bagi dirinya dan bahkan sampai kulit bertopengpun itu tidak jadi soal bagi dirinya,yang penting neira bisa menerapkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab pada dirinya dan terutama kepada orang lain.Degungan,neira sangat menyukainya,apalagi ketika ia mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),neira termasuk salah satu anggota yang memegang sekbid 8 yaitu tentang kesenian dan di ekskul degunganpun neira di tunjuk oleh guru seni untuk ikut gabung di pelatihan nari.Apalagi ketika sudah ada yang ngundang untuk tampil,baik di acara apapun itu.Uh..seru banget deh pokoknya.
Kantin sekolah
Ketika selesai bimble,neira pergi ke kantin bersama sahabat-sahabatnya.Waktu itu neira mempunyai 3 orang sahabat cucu,siska dan fitri.Mereka bertiga adalah partner terbaik menurutku.
“ Hey gaes..ke kantin yu,laper nih.” Ucap fitri,sahabatnya neira yang agak tomboy.
“ Boleh,tapi mau makan apa nanti kalo sudah nyampe di kantin?.” Ucap siska sahabatnya yang paling tinggi.
“ Apa sajalah.gimana nanti,lihat di kantin ada apa saja?" Sahut siska.
“ Hem...mending makan mie rebus sama jus jeruk saja yuk,kayanya enak tuh di siang bolong kaya gini?” Sahut cucu,sahabatnya yang doyan makan.
“Uuuhh...boleh tuh.” Ucap fitri.
“ Ya sudah apa sajalah,aku ngikut kalian saja.” Sahut neira.
Sesampainya di kantin,kita berempat langsung memesan makanan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Setelah 1 jam lamanya,kita semua menghabiskan waktu di kantin.Tak terasa tiba-tiba bel sekolah pun berbunyi kembali.
Kring..kring...kring.Itu pertanda bahwa semua siswa dan siswi kls IX harus segera memasuki kelas untuk melaksanakan bimble yang terakhir di hari ini.
Pulang sekolah
Biasanya kalo pulang sekolah aku suka di anterin sama cucu,namun hari ini tidak,karena sahabatku yang 3 ini harus ekskul futsal dulu,sedangkan aku tipe orang yang tidak suka main futsal.
“ Eira,gak papa ya hari ini kamu pulang sendiri dulu,soalnya kita mau futsal dulu.” Ucap fitri pada neira.
“ Iya-iya gak papa lah santai saja,lagian ojek juga banyak kan.” Sahut neira.
“ Oh iya-iya,ya sudah kalo gitu kita pergi duluan yah!.” Ucap siska.
“ Ya sudah iya sok saja.” Sahut neira.
“ See you next time,neira.” Ucap mereka bertiga.
“ Oke.Hati-hati ya,jangan ngebut-ngebut bawa motornya.” Ucap neira kembali.
Fitri dan siska menyaut sambil pergi mengendarai motornya dengan cepat. “ Iya oke siap,nei.”
“ Haduhh.. dasar anak joki,bawa motor pelan saja gak bisa,pengen nya tuh ngebut..terus,nanti saja kalo sudah jatuh baru tau rasa tuh.” Ucap neira dengan nada sedikit kesal.
*****
H-2 Menuju UN
2 hari lagi menjelang UN,dan bahkan biasanya suka tidak lama lagi waktu menjelang pelepasan,tetapi saat itu neira belum ada tujuan untuk melanjutkan sekolah kemana setelah lulus dari sini.
Ketika di sekolah,tiba-tiba wali kelasnya neira mengagetkan lamunan neira.
“ Neira,boleh bapak ngobrol sebentar,sama kamu?” Ucap pak iden ,wali kelas neira.
Neira kaget seketika. “ Boleh pak,mau ngobrol apa ya?” Ucap neira.
“ Gini,sebentar lagi kan pelepasan kelas akhir.Nah bapak mau nanya,setelah lulus dari sini,kamu mau di lanjuttin sekolah kemana?” Ucap wali kelasnya.
“ Hemm..iya pak,masih bingung.” Ucap neira sambil memperlihatkan wajah nya yang kebingungan.
“ Kok bingung? Kan sebentar lagi lulus,berarti harus sudah ada keputusan mau di lanjutin kemana.”
“ Iya sih pak memang benar,tapi?.” Sahut neira dengan tidak menjelaskan alasannya.
“ Tapi apa neira?.” Tanya wali kelasnya penasaran.
“ Gini pak,neira tuh pengennya ngelanjuttin sekolah ke SMK,biar bisa mencapai keinginan neira untuk mahir dalam komputer,tapi keinginan ke-2 orang tua neira berbeda,mereka ingin neira masuk ke pondok pesantren pak.” Ucap neira menjelaskan kepada wali kelas nya.
“ Oh.jadi ini alasannya,terus sekarang mau kamu gimana? Ngikutin kemauan kamu sendiri atau keinginan orang tua kamu?” Ucap pak iden,menanyakan kembali.
“ Neira sih pengennya tetap ke SMK,tapi itu semua saya serahkan kembali kepada orang tua saya.” Ucap neira kepada wali kelasnya.
“ Iya kalo itu mah kan sudah pasti,tapi kan kalo kamunya merasa terpaksa pasti tidak akan baik kesananya.” Ucap wali kelasnya,menasehati neira.
“ Engga lah pak,insya Allah saya tidak merasa terpaksa jika memang ini sudah takdir neira untuk tinggal di pondok.Neira tidak masalah kok pak.” Ucapnya kembali.
“ Ya sudah,bagus kalo seperti itu.” Sahut pak iden.
“ Iya pak.”
“ Semoga apapun keputusannya,itu yang terbaik untukmu neira.” Ucap wali kelas mendo’akannya.
“ Iya amin,makasih pak atas do’anya.”
Biarpun nanti tetap di suruh mondok ya gak jadi masalah,berarti mamah dan bapakku ingin anaknya menjadi lebih baik di bandingkan jika harus sekolah di luar sana. #ucap neira
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar