BLACK PEARL 2
''Bukankah itu...''
''Maolong.''Salah satu panglima besar sebelum Gerda itu berdiri,menatap nyalang pada gadis yang kini menatap angkuh semua orang.Tatapannyab terpaku pada Maolong,salah satu hewan legendaris yang dikenal sebagai hewan penjaga bagian Utara kerajaan Dandhie.
''Gerda.''Panggilnya mermbuatnya Gerda berbalik menatap penuh panglima dengan topeng yang menutupi wajahnya.
''Royal,apa kau berfikir tentang apa yang sekarang ku pikirkan?''Tanya Gerda yang mendapat anggukan singkat dari Royal.
''Dia terpengaruh aura jahat dari Maolong.''Ucap Royal seraya bergerak maju mendekati Pangeran Jongnee.Dan ucapannya mampu membuat semua panglima terutama Baekhi menatap Royal penuh tanda tanya.
''Pangeran,''Royal bersimpuh dihadapan Jongnee.
''Biarkan saya yang menyelesaikan ini.''
Anggukan singkat menjadi jawaban dari sang pangeran.
''Jangan sampai melukainya.''
''Laksanakan.''
Usai mengucapkannya Royal meloncat turun menuju arena perlawanan.Disana ia dapat melihat jelas Maolong juga si gadis pengendara yang cukup membuatnya merasa tertantang,karena berhasil menjadikan Maolong sebagai hewan miliknya.
''Kalian pergilah ketempat yang aman!''Seru Royal tanpa sedikitpun menoleh kearah Barry dan Lean yang sekarang berwajah pucat.Perintah itu mendapat anggukan ragu dari keduanya.
''Siapa kau sebenarnya?''Tanya Royal kepada Sokyung yang kini mulai turun dari kepala Maolong.Gadis itu menatap tajam Royal,mendesis tidak suka karena pemuda itu sudah membebaskan mangsanya.
''Apa maumu?''
''Aku?Aku hanya mau kau menyerah dan tidak menyakiti penduduk desa.''
''Apa pangkatmu memerintahku?Oh,jadi kau Royal?Orang yang dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin itu?Jadi sekarang kau ingin membunuhku?Hahhaha....Itu tidak akan pernah terjadi.''Sokyung menyeringai kearah Royal yang hanya mendengus mendengar ucapan gadis itu.Memang benar jika ia dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin,tapi ia hanya membunuh orang-orang yang ingin menguasai daerahnya,Negrinya,Erigomnya.
''Jangan menyakiti gadis itu.Aku tau kau adalah Ratu Force.Penguasa Negri Kegelapan.''
Sang gadis semakin melebarkan senyumnya,kemudian tertawa lepas dengan aura hitam yang mulai menyelubungi tubuh Sokyung.
''Kau benar,tidak salah aku memilih lawan.Bertahun tahun aku menginginkan Erigom dan sekarang waktunya aku membalaskan kekalahanku.Dengan Maolong dan si gadis pemilik Black Pearl,aku akan menguasai Negri ini.Lihat saja nanti.''
''Hal itu tidak akan terjadi.''Teriak Hunse yang kini berjalan tertatih tatih mendekati Royal.
''Kau tidak akan membawanya,dia partnerku!Sokyung,dengarkan aku!Kau harus bisa melawan energi itu dari dalam tubuhmu.''Hunse menarik pedang Wolfse dari sarungnya membuat beberapa orang terbelalak terkejut.Siapa yang tidak tahu Wolfse,pedang yang mereka kira telah lenyap itu kini dibawa oleh orang yang sama sekali tidak mereka ketahui asal muasalnya.Hunse mencoba untuk mengangkat Wolfse meski harus kesakitan tapi ia yakin ia akan terbiasa.Dan entah mengapa tekadnya untuk menyelamatkan gadis yang mulai ia anggap sebagai partnernya itu membuat Wolfse mampu ia kendalikan.Hunse tersenyum tipis melihat pedangnya yang kini mulai mampu beradaptasi dengan tubuhnya.
''Wolfse?Kukira itu sudah menghilang.''Yeolshi ikut mendekati Royal,dibelakangnya Baekhi membawa pedang Luminos miliknya.
Yeolshi menatap Hunse penuh,''Bukankah kita memiliki senjata yang sama?''Yeolshi mengeluarkan senjata yang kini ia pegang.Arcse,adalah busur dengan panah yang tak kasat mata.Panah yang dilesatkan mampu membunuh beribu-ribu pasukan,bahkan Arcse adalah salah satu dari tiga senjata legendaris yang salah satunya juga wolfse.
''Arcse?Jadi kaulah pemilik Arcse yang legendaris?''
Yeolkshi tersenyum menanggapi kemudian menatap sengit Ratu Force yang kini mnguasai tubuh Sokyung.
''Gerda,buatlah pelindung di sekitar sini,aku rasa akan terjadi perang besar disini.Dan hubungi seluruh kerajaan,kita membutuhkan bantuan mereka semua.''Perintah Jongnee mendapat anggukan mantab dari Gerda.
''Force,tidak akan ku biarkan kau membuat kerusuhan disini.''Gumam Jongnne,pemuda itu mengeratkan genggaman tangannya pada sisi pagar emas.
''Jadi,kita berperang?''Force mengeluarkan smirk miliknya,menatap angkuh keempat orang dihadapannya itu.Royal hanya menghela nafas,ini tidak akan mudah.Ia menatap Hunse yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya kedepan,senyum terbit di bibirnya meski tak terlihat.
''Hunse,kau sudah besar ya...''
Hunse menatap terkejut kearah Royal,bibir pemuda itu bergetar seakan akan tidak mempercayai apa yang ia dengar.Perlahan pedang Wolfse ia turunkan,menatap penuh kearah Royal tanpa sedikitpun mengalihkan tatapannya.
''Kak Dhenri?Apakah itu kau?''
Royal hanya diam bergeming di tempat,kemudian berlalu mendaului ketiganya.
''Tidak akan kubiarkan kau bersenang senang lebih lama lagi,Force.''Ucap Royal seraya mengangkat tangan kanannya tinggi.
BLAARRR CTAAARRR
''RAAARRHHHH!''Sebuah petir dengan warna biru tua menyambar tubuh Maolong membuat naga itu mengaum keras,petir itu membuat sebuah kurungan yang membuat pergerakan Maolong dapat teratasi.
''Dia memang selalu bisa diandalkan.''Baekhi tersenyum menatap Royal,kemudian melesat maju menyerang Force yang terlihat marah.
TRAANKK
Pedang Luminos berhadapan dengan pedang kegelapan,Force menatap tajam Baekhi.
''Kau tidak akan bisa mengalahkanku,Luminos.''Force mendorong pedangnya membuat Baekhi harus mundur beberapa langkah.Belum sempat Force bernapas lega sebuah anak panah melesat kearahnya disertai percikan api,panah itu hampir saja tak terlihat oleh Force.Namun dengan mudah wanita itu menghindar menciptakan ledakan luar biasa dari arah anak panah tersebut.
Melihat ada kesempatan membuat Hunse dengan segera mengayunkan Wolfse,menyerang Force.Keduanya terlihat sangat lihai dalam mengayunkan pedang,terutama Force yang beberapa kali membuat Hunse terluka meskipun hanya tergores.Pergerakanb Hunse yang terlihat masih lamban itu membuat Force tarsenyum senang,wanita itu membuat pusaran angin yang membuat Hunse mampu terdorong sedik jauh.
''Sial,dia kuat sekali.''
''Hunse!Gunakan kekuatan Wolfse!''Teriak Yeolshi mampu membuat Hunse tersentak,
''Bagaimana mungkin aku bisa,mengayunkannya saja suda cukup membuatku mengeluarkan tenaga.''Gerutu pemuda itu,menghela napas pasrah.
TAP
''Eh?''Hunse menatap seseorang yang kini ikut memegang pedang Wolfse yang membuat pedang itu sangat ringan.
''Kau...Panglima Royal,''
''Jangan mengeluh,akan kakak bantu.''Senyum terbit dibibir Royal atau bisa dipanggil Dhenri,pemuda itu membuka topeng yang selama ini menyembunyikan wajah tampannya.
DEG
''Jadi kau,benar benar kan Dhenri.''
''Maafkan kakak,Hunse.''
...Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar