salma nasita alviana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BLACK PEARL

BLACK PEARL

Tepuk tangan meriah memenuhi tempat dimana area pelatihan Assassin Erigom berada,di tengah lapangan berkumpul para calon Assassin muda.Mereka adalah kumpulan orang-orang yang berhasil masuk sampai ke babak terakhir ini untuk bisa menjadi bagian dari prajurit Assassin Kerajaan Erigom yang sangat diminati oleh khalayak umum.

''Selamat Pagi Assassin muda.Aku,Gerda.Panglima Besar Kerajaan Erigom,sangat senang kalian bisa sampai ke tahap ini.Dimana kalian akan mempertaruhkan nyawa kalian agar bisa menjadi prajurit tangguh yang Erigom butuhkan.Seperti perintah Pangeran Jongnee,pada babak kali ini kalian akan saling berpasangan yang entah itu kalian kenal ataupun tidak.Dan pembagian pasangan Assassin akan dibacakan oleh Panglima Yeolshi.Dan yang terakhir,aku harap kalian berhasil mendapatkan gelar Assassin di pundak kalian.''Ucap Gerda dengan senyum tipis di akhir kalimatnya,namun tidak mampu membuat rasa takut dan gugup para calon assassin muda sirna.Bahkan kini mereka menoleh ke kanan dan kiri mengamati wajah setiap orang yang mungkin akan menjadi lawan ataupun kawan.

''Pagi,aku Yeolshi yang akan membacakan pasangan Assassin kalian semua.''Yeolshi mulai membacakan pasangan-pasangan Assassin dengan tegas,disampingnya Baekhi yang merupakan sahabat dekatnya berdiri dengan senyum hangat kearah junior-juniornya.

''Yang terakhir Hunse dan Sokyung.Akan ada waktu 10 menit untuk kalian beristirahat,gunakan waktu itu untuk mendekatkan diri pada pasangan kalian dan jangan lupakan tentang strategi yang akan kalian gunakan untuk mengalahkan lawan yang akan kalian hadapi di pertarungan ini.Dan kami harap tidak ada diantara kalian yang akan gugur.Sekian,silahkan beristirahat.''Yeolshi mengundurkan diri dan duduk disamping Pangeran Jongnee bersama Baekhi.Senyum hangat terukir di bibir Jongnee untuk menyambut dua panglima hebatnya itu.

''Aku harap mereka akan menjadi Assassin hebat seperti kalian.''

''Tentu Pangeran.''Timpal Baekhi disertai senyuman,pemuda yang terkenal sebagai petarung Luminos terhebat itupun kembali menatap kedepan,dimana para calon Assassin muda tengah bergerombol mencoba mencari keberadaan pasangan mereka.

''Ada apa?Kenapa kau tersenyum seperti itu?''Tanya Yeolshi menatap heran sahabat dari kecilnya itu.

''Hanya flasback saja,bukankah mereka seperti kita waktu dulu?''Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan,yang membuat Yeolshi ikut melihat apa yang Baekhi lihat,senyum tipis terukir dibibir tipisnya.''

'Benar,seperti waktu dulu.'

#1#

''Jadi kau Hunse?''

Ucap seorang gadis berambut ikat kuda dengan poni belah tengah membuat sang pemilik nama berbalik menatap sang gadis bingung.

''Bagaimana kau bisa tau?''Tanya Hunse penuh selidik.

''Hanya menebak saja,aku Sokyung,pasangan Assassinmu.''Sokyung mengulurkan tangannya yang hanya direspon tatapan dingin dari Hunse.

''Kau hanya perlu diam dan jangan mengacau saat pertandingan nanti.''Ucah Hunse lantas berbalik membuat Sokyung mendengus kesal,gadis cantik itu bahkan menggembungkan pipinya.

''Dasar es batu!''Gerutu Sokyung pelan,namun dalam hati gadis itu mengiyakan katampanan pemuda yang entah mengapa sangat tidak ingin ia temui itu.

'Untung tampan.'

''Baiklah,waktu kalian sudah selesai,silahkan menuju tempat yang sudah disediakan.Dan tunggu sampai giliran kalian bertarung.''

Ucap Yeolshi tegas membuat Sokyung dengan segera mengikuti langkah lebar Hunse.

Pertandingan pun dimulai,dari sekian banyaknya petarung kini hanya menyisakan enam pasangan .Termasuk Hunse dan Sokyung.Gadis bermata bulat itu kini hanya duduk manis menatap punggung lebar pasangan Assassinnya yang tengah mengamati jalannya pertarungan.Helaan napas keluar dari bibir kissable itu,bukannya tidak senang ia bisa sampai di babak semifinal ini,namun karena Hunse sama sekali tidak memberinya peluang untuk mengeluarkan kekuatannya.Pemuda itu selalu bisa mengalahkan semua lawan mereka dengan mudah mengingat Hunse memang memiliki kekuatan yang besar,mungkin melebihi dirinya.Tetapi tetap saja,pandangan para penduduk padanya mungkin akan menjadi jelek,ia pasti akan dicap sebagai gadis yang hanya bisa bersembunyi di belakang pasangan Assassinnya tanpa bisa membantu,padahal ia memang bisa saja membantu Hunse hanya saja keegoisan pemuda itu yang membuatnya hanya mampu berdiam diri tanpa melakukan apapun.Sokyung berdiri,berjalan mendekati Hunse.

'''Hunse,biarkan aku membantumu.''Tangan Sokyung tanpa sengaja menyentuh pedang milik Hunse yang tertali di punggung pemuda itu.Refleks Hunse menepis tangan Sokyung di pundaknya.Pemuda itu seakan akan tengah menahan rasa sakit ditubuhnya.Perlahan Hunse mengambil napas dalam,mencoba menetralkan kekuatan yang mulai mengalir secara acak dalam tubuhnya.

Pedang Wolfse,adalah salah satu pedang legendaris yang akan diwariskan kepada kakaknya dari sang nenek moyang.Namun hilangnya sang kakak secara tiba-tiba membuat pedang itu kini harus diserahkan kepadanya.Pedang yang sama sekali tidak mau menyatu dengan tubuhnya sehingga seringkali membuat energinya terkuras habis,seperti yang terjadi saat ini.Namun anehnya kenapa sentuhan Sokyung mampu mengaktifkan pedang Wolfse yang padahal hanya akan bereaksi pada orang-orang tertentu dan tentunya bukanlah dirinya.

''Jangan bertindak bodoh dengan membantuku.''

''Tapi,aku hanya-''

''Tetaplah diam dan ikuti strategiku.''Potong Hunse cepat,pemuda itu lantas berjalan menuju tempat yang tadi diduduki Sokyung,entah mengapa tenaganya serasa terkuras habis.Sokyung hanya diam dengan wajah murung.

''Strategi katanya?Strategi macam apa ini?''

''Pertandingan di babak semi final akan barlanjut,pertarungan kali ini antara Hunse dan Sokyung melawan Lean dan Barry.''

Ucapan Yeolshi membuat Hunse mendecih pelan.

''Sialan,kenapa harus disaat seperti ini.''

Tepukan meriah para penonton pecah saat melihat keempat Assassin tengah berjalan ketengah lapangan.Kini mereka tengah saling berhadap hadapan.

''Heh,beruntung juga kalian bisa sampai di tahap ini.''

''Tapi sayang perjuangan kalian hanya sampai melawan kami.''Tawa keluar dari bibir Barry dan Lean setelah meremehkan Hunse dan Sokyung,namun hal itu tidak mampu membuat mereka berdua terpengaruh.Hunse menyeringai mendengar cemoohan Barry,pemuda dengan tinggi 180 an itu menatap angkuh lawannya.

''Kita kan lihat,siapa diantara kita yang akan kalah di pertandingan ini.''Ucap Hunse santai memancing emosi Barry dan Lean.

''Baiklah,terserah apa katamu,pecundang.''

BLAARRR

Sebuah bola api berukuran sedang menghempas tempat berdirinya Hunse dan Sokyung,membuat Hunse dengan cepat menarik tangan Sokyung untuk sedikit mundur kebelakang.Namun belum sampai mereka memantapkan kekuatan,sebuah gelombang tsunami mendekat kearah mereka.Hunse menggunakan kekuatan anginnya untuk membelah air itu.

''Barry pemilik api dan Lean si pemilik air.Benar-benar pasangan yang sempurna.''

''kita juga bisa menjadi pasangan yang sempurna asal kau tau.''Ucapan Hunse mampu membuat uneg uneg Sokyung keluar juga.Hunse sama sekali tak merespon ucapan Sokyung,tatapannya hanya terarah pada kedua lawannya.Dengan secepat kilat menggunakan anginnya Hunse berlari menuju Barry yang sepertinya akan menyemburkan api panas dari mulutnya.

''Kena kau!''

Hunse membelalakkan matanya terkejut karna kini tubuhnya tak bisa ia gerakkan.Sepuah pusaran air mengelilinginya dan menjerat tubuh bahkan lehernya.

''Arghh.''Hunse mengerang kesakitan,ia tidak bisa bernapas dengan benar.

''HUNSE!!!''

Teriakan Sokyung tak mampu terdengar oleh Hunse karena pusaran air itu kini mulai menyelubungi tubuhnya hingga kini ia benar benar tenggelam.Pandangannya mulai memburam,sangat menyakitkan karena tidak bisa bernapas.Penonton yang melihat adegan di hadapan mereka itu hanya mampu berteriak histeris seakan akan tidak mau pemuda yang berada di dalam gelembung air itu mati begitu saja.Barry dan Lean hanya tertawa keras sambil bertos ria,mereka sama sekali tidak menyadari hawa yang semakin mencekam juga sebutir salju yang entah turun karena apa.

''Hawa ini...Sangat aneh.''Ucap Baekhi lirih.

''MENJAUHLAH DARI HUNSE!!!''

BLAAARRRR

Tiba-tiba saja hujan kristal es turun menghujami seluruh lapangan disertai badai salju.Barry yang terkejut dengan segera membuat pelindung dari api yang melingkupi tubuhnya dan juga Lean yang kini mengerang kesakitan karena tergores oleh kristal es itu.

Bekhi berdiri dan berjalan cepat menuju pagar penghalang tempatnya berada dengan lapangan.Diikuti Yeolshi yang juga tercengang menatap apa yang sedang terjadi disini.

Badai juga kristal yang berjatuhan berhenti namun seluruh lapangan berubah membeku dengan dingin bagaikan di kutub utara.Lean menatap sekitar mencari keberadaan Sokyung.Begitu juga seluruh orang yang hadir di tempat itu,kecuali satu panglima yang hanya diam ditempat duduknya seakan akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

''Mencariku?''

Sontak saja seluruh orang mendongakkan kepala mereka menatap keatas dimana suara itu berasal.Jongnee dan Gerda berdiri dari duduk mereka,semua orang tercengang dengan membulatkan mata mereka seolah olah tidak mempercayai apa yang sedang terjadi disini.Baekhi dan Yeolshi adalah orang yang paling terkejut,bukan karena keberadaan Sokyung melainkan hewan yang menyerupai naga berwarna merah keorange orangenan yang tengah ditunggangi oleh Sokyung.

''Ti-tidak mungkin..''

''Bukankah itu.''

''Maolong.''

...Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post