Tragedi Saat Bermain Lompat Tali -Bab 8
Tragedi Saat Bermain Lompat Tali
Dihari Minggu sore yang cerah, aku sedang menonton film Upin & Ipin di ruang tamu.Tiba-tiba ada suara seseorang berteriak memanggil namaku.
"Rara!..Rara!..."Teriak seseorang itu.
Ternyata, suara itu adalah suara teman-temanku yang memanggil diriku dari balik pintu utama rumahku.Aku pun membukakan mereka pintu.
"Eh ternyata kamu..Ayo masuk."Ucapku
"Tidak usah repot-repot Rara."Ucap temanku yang bernama Adila.
"Iya tidak usah repot-repot, kami hanya ingin mengajak kamu bermain ditaman bermain komplek."Seru Sisil.
Aku dan dua orang temanku yang bernama Sisil dan Adila pergi bersama ketaman bermain komplek.Saat sampai ditaman, kami terkejut melihat jika taman bermain itu sedang direnovasi.
"Oh tidak, kenapa harus sekarang."Teriak Sisil.
"Kamu sabar dulu Sil, mungkin memang sudah takdir kita.Mau bagaimana lagi?."Ucap Adila.
"Adila mah gitu deh.Sabar, sabar dan sabar terus!..Aku bosen tau dengar kamu ngomong itu terus setiap hari!.Terus kita mau bermain dimana kalau taman sedang diperbaiki?!."Tanya Sisil dengan sedikit membentak.
"Sabar Sisil, kita cari solusinya dulu ya.."Jawab Adila.
"Solusi?!.Gak ada solusinya!.Yang pasti kita sekarang udah gak bisa main!."Bentak Sisil.
"Pasti ada kok solusinya.Karena semua masalah pasti ada solusinya."Ucap Adila.
"Gak ada solusinya, Dil !!!."Seru Sisil.
"Pasti ada."Ucap Adila.
"Gak ada!."Teriak Sisil.
Ya begitulah, teman-temanku setiap harinya saat sedang bermain pasti saling bertengkar beradu pendapat.Temanku yang beranama Sisil sikapnya tidak sabaran dan mudah marah.Sementara, temanku yang bernama Adila sikap nya penyabar dan lemah lembut, jadi mereka cocok banget deh.
"Sudah, sudah, jangan bertengkar.Kita mainnya dihalaman belakang rumahku saja, mau tidak?." Ucapku.
Mereka yang mendengar aku mengajak ke halaman belakang rumahku menjadi terkejut, karena mereka tahunya aku tidak mempunyai halaman belakang.
"Eh?!.Kamu memang punya halaman belakang, Ra?."Tanya Sisil.
"Iya, Ra.Kamu bukannya tidak punya halaman belakang ya?."Tanya Adila.
"Aku punya kok.Cuma tempatnya aja yang lebih kecil karena ayahku membangun tembok tambahan dibelakang rumahku.Supaya matahari tidak langsung masuk kerumah, kan aku mempunyai seorang adik yang alergi terhadap sinar matahari.Kamu lupa ya?."Jawabku.
"Oh iya, aku baru ingat."Seru Adila.
"Aku dah lupa, gara-gara ketemu adik kamu itu cuma sekali doang.Itu pun pas dia lagi ngambil minum didapur."Ucap Sisil.
"Udah yuk, kita pergi kerumahku!."Seruku.
Aku dan kedua temanku pergi kerumahku.Saat sudah sampai, Sisil langsung tiduran di sofa terus dia bilang.
"Woi Ra!.Aku capek nich.Aku mau rebahan dulu ya."
Aku pun mengizinkan Sisil istirahat terlebih dahulu, apalagi tadi itu mataharinya lumayan terang.
"Iya gak papa Sil.Btw, kamu kok gak duduk, Dil?."Tanyaku kepada Adila.
"Eh..terima kasih ya sudah mengizinkan."Jawab Adila agak terbata-bata.
"Santai aja kali, Dil!."Seruku.
Aku pun segera pergi ke dapur membuatkan teh hangat untuk kedua temanku.Tetapi, saat didapur aku tidak menemukan kantung tehnya.
"Aduh, kemana sih?!."
Aku mencari kesana kemari tetapi tetap tidak ada.Tiba-tiba ada seorang pembantuku yang datang menghampiri diriku.
"Non, cari apa didapur?."Tanya bibi.
"Aku cari teh, Bi."Jawabku.
"Stok teh dirumah habis, non.Ini bibi aja baru mau pergi belanja."Seru bibi.
Aku terkejut, ternyata stok teh dirumah sudah habis.Karena tidak ada teh, aku membuka kulkas dan mengambil sebotol besar susu yang memiliki rasa cokelat dan vanilla.Aku mengambil gelas dan menuangkan susu itu.Setelah itu aku pun memasukkan susu itu kedalam kulkas kembali.Aku kembali keruang tamu sambil membawakan tiga gelas susu.
"Ini susu rasa cokelat untuk Sisil.Dan ini susu rasa vanilla untuk Adila."Ucapku.
"Widih kau tau aja Ra.. rasa susu kesukaanku."Seru Sisil.
"Terima kasih Rara.Maaf sudah merepotkan dirimu."Ucap Adila.
"Tidak merepotkan kok!."Jawabku.
"Iya Dil.Santai aja kali.Kamu kebiasaan deh selalu gitu."Seru Sisil dengan mulut yang masih penuh susu.
"Sil, habiskan dulu susu didalam mulutmu.Setelah itu kamu baru berbicara, agar tidak tersedak, Sil."Ucap Adila.
"Dih, ngantur Mulu deh kerjaan kau!."Seru Sisil.
"Etsss, aku akan mengusir kalian jika kalian bertengkar lagi."Ancam diriku.
Aku langsung menengahi saat mereka ingin bertengkar.Aku karena sudah capek mendengar mereka selalu beradu mulut.
Kami pun beristirahat sebentar, setelah itu aku pergi mengambil tali.Kita pun pergi kebelakang.
"Tuh kan, mana sih tamannya?!.Orang kagak ada."Seru Sisil.
"Itu tamannya."Ucapku.
"Yang mana, oi!."Seru Sisil.
"Itu iho!. Pintunya ketutup jemuran baju."Seruku.
Aku dan Adila bergotong royong mengangkat jemuran baju itu.Dan sisil.. bukannya membantu tapi malah asik bernyanyi-nyanyi.Setelah mengangkat jemuran baju, aku langsung memencet tombol penggeser temboknya.
"Eh, temboknya kenapa ini?!."Seru Sisil.
Sisil dan Adila seketika terkejut, melihat ada sebuah taman di belakang rumahku.
"Gila!.Bagus banget."Seru Sisil.
Kita bertiga bermain lompat tali.Kita pun suit dan yang menang adalah aku, jadi aku yang melompat duluan.Aku melompat dan tiba-tiba.
"Aduh..."Teriakku.
Saat melompat aku tidak melihat jika ada sebuah batu besar didepan ku.Alhasil kaki ku menjadi berdarah karena terhantam langsung ke batu.Sisil dan Adila seketika terkejut melihat kakiku mengeluarkan banyak darah.Sisil dan Adila langsung mengangkat ku dan membopong aku kedalam rumah.
Adila buru-buru mengambil plester, perban, dan betadin di dalam kotak P3K dirumahku.Dan dia langsung buru-buru mengambil sebuah wadah untuk diisi air hangat dari teko dan kain bersih dari lemari diatas kompor.Sisil yang melihat itu sontak menjadi bengong.Adila juga dengan segera membersihkan lukaku.Aku tidak menyangka jika darah yang keluar bisa sebanyak ini.Adila membersihkan lukaku dengan hati-hati dan pelan-pelan.Meskipun Adila membersihkan lukaku dengan pelan-pelan tetapi aku tetap merasakan sakit.Setelah Adila membersihkan lukaku, Adila langsung memberikan betadin lalu memperban dan memplester luka pada kakiku itu.Dia juga langsung membuang air itu dan menaruh kembali perban, plester, dan betadin kedalam kotak P3K.Tetapi, aku sedikit heran kenapa Adila bisa tahu letak-letak barang yang dia ambil itu.
"Dil...Kok kamu bisa tahu tempat barang-barang yang kau ambil itu sih??."Tanyaku.
"Iya Dil, aku aja sampai bengong."Sahut Sisil.
"Oh itu, aku...Tadi aku mengetahuinya dari pengamatanku.Karena aku melihat bibimu mengambil air hangat dari teko lalu membawanya kekamar adikmu.Terus aku melihat juga bibimu mengambil kain bersih dari lemari diatas kompor.Lalu, aku juga melihat kotak P3K disamping pintu belakang rumahmu saat aku berjalan ke halaman belakang rumahmu."Jawab Adila.
Aku yang mendengar hal itu langsung percaya, karena aku tahu jika ibu dari Adila adalah seorang dokter dan ayah dari Adila adalah seorang peneliti.Jadi menurutku wajar jika Adila memiliki kepekaan terhadap sekitarnya.
Sekarang lukaku sudah sedikit membaik.Tetapi ada kejanggalan pada lukaku, yaitu lukaku yang begitu besar.
"Dil, menurut kamu lukaku itu kenapa bisa separah itu sih?."Tanyaku.
"Menurutku sih, itu karena yang jatuh duluan adalah sikutmu jadinya..Ya gitu deh..."Jawab Adila.
Sekarang sudah semakin jelas penyebab lukaku yang begitu parah.Aku pun berterima kasih kepada Adila dan Sisil yang sudah membantuku.
°•The End•°
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bab 7-nya mana kak?