Terkenang Selalu Kasih Ibu
Terkenang Selalu Kasih Ibu
Oleh: Reva Hidayah N.
Bagiku, ibuku adalah matahariku. Di mana pun, dalam kondisi apa pun aku selalu mengingat ibu. Saat aku kesusahan, selalu ibu yang muncul dalam bayangku. Saat aku kebingungan, aku selalu mencari ibu. Bahkan di saat mati lampu, aku meneriakkan nama ibu. Ibu selalu ada di sisiku. Jika pun aku dan ibu tidak bersama, aku merasa bahwa ibu selalu ada di sampingku. Ternyata benar, ibu mencari aku lewat handphone yang dia genggam. Jari itu, jari yang terasa kasar karena mengerjakan pekerjaan rumah, mengetik dengan khawatir. Mengetikkan namaku, menanyakan kabarku, apakah aku baik baik saja atau tidak. Suasana seperti itu terasa lembut dan mengalirkan atmosfer hangat. Karena itu aku memanggil ibuku dengan sebutan pahlawan dalam kegelapan, seperti matahari.
Tanggal 22 Agustus adalah hari yang aku tunggu-tunggu, karena biasanya aku selalu mendapat hadiah dari ibuku. Pagi itu, ibu memberi aku kecupan manis. Segala doa ibu panjatkan padaku, agar bisa menjadi anak versi terbaik. Aku dipeluk ibu, pelukan hangat nan nyaman. Lalu, ibu memberiku hadiah boneka. Mataku berbinar ceria kala itu. Boneka Hello Kitty, boneka yang diidam-idamkan anak perempuan sepertiku. Ibu tersenyum melihat tingkahku yang kegirangan.
Saat usiaku menginjak 12 tahun, ibu sudah tidak memberi aku boneka. Mungkin ibu berpikir kalau aku sudah tidak butuh hadiah seperti itu lagi. Bahkan beberapa kali ibuku mengatakan untuk membuang boneka itu, karena sudah usang. Akan tetapi aku tidak mendengarkan perkataan ibu. Boneka-boneka tersebut masih tersusun rapi dalam kamarku. Bahkan boneka itu sering aku peluk ketika aku sedang sedih.
Dulu ibu sering menyuruhku untuk mencabut ubannya. Jika aku menolak, ibu takkan memberiku uang. Maka dengan semangat aku memilah rambut hitam ibu. Dengan telaten, aku mencari rambut warna putih yang tersembunyi. Satu uban berharga seribu rupiah. Karena itu, aku berusaha mencari sebanyak-banyaknya. Sambil mencari uban, aku berfikir bahwa ibu sudah semakin menua. Rambut ibu yang dulunya hitam lebat, kini perlahan berubah warna menjadi putih. Hatiku teriris, apa aku sudah membahagiakan ibu? Apa aku sudah menjadi anak yang ibu inginkan?
Aku tahu, ibu tak pernah menuntutku untuk menjadi ini dan itu. Ibu tulus menyayangiku. Meski sering kali aku berontak pada ibuku, ibu tetap saja dengan tutur lembutnya menasihati aku. Padahal ibu bisa saja memukul atau memarahiku dengan nada keras, tapi ibu tidak seperti itu. Ibu memilih mengupaskan aku buah jika aku sedang marah.
Seiring berjalannya waktu, kini tinggiku sudah hampir menyalip ibu. Aku dan ibu sering kali bertukar pakaian, karena tinggi dan bobotku sudah hampir menyamai ibu. Kami sering bertukar pakaian. Terkadang diam-diam aku mengambil pakaian ibuku lalu aku sembunyikan di dalam lemari. Aih, jadi geli kalau ingat itu.
Masa remaja adalah masa-masa dimana anak sepertiku lebih dekat dengan teman sebaya daripada keluarga sendiri. Aku pun merasakan hal itu. Aku semakin tertutup kepada ibu dan lebih terbuka kepada teman-temanku. Ibu tidak tinggal diam. Beliau memintaku untuk mengajari bagaimana cara menggunakan media sosial yang sering digunakan di kalangan anak muda. Ibuku juga mulai mengikuti fashion yang sering digunakan anak muda saat ini. Aku tahu, ibu melakukan itu semua bukan tanpa alasan. Ibu lakukan itu demi aku. Ibu tidak ingin jika jarakku dengan ibu menjadi jauh.
Begitu banyak jasa dan kasih sayang yang telah ibu berikan dan aku tidak tahu bagaimana cara membalasnya. Yang jelas aku bersyukur karena Tuhan pernah menitipkan aku di rahimnya. Tak terbayang rasa sakit, perih, saat ibu bertaruh nyawa demi aku. Semoga Allah yang membalas jasa-jasa ibu.
Biografi Penulis
Reva Hidayah Nurfadilah duduk di bangku kelas 9 MTs Negeri 2 Jember. Aku lahir pada tanggal 22 Agustus 2006. Aku tertarik untuk menulis sejak masih duduk di bangku kelas 5 SD. Untuk info selengkapnya, bisa hubungi aku melalui:
ig: @n.revas
no wa: 081335318463
no hp biasa: 085257287766
email: [email protected]
blog: http://revahidayahnurfadilah.sasisabu.id/
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar