Di Ambang Putus Asa
Jalanan menjelma sunyi
Angin berbisik kosong sepi
Virus datang tanpa permisi
Menyerbu tanpa henti
Kita dimana?
Hidup dalam dunia maya
Berbincang tanpa raga
Adanya jarak antar manusia
Tak boleh berkeliaran
Terperangkap bak tahanan
Menghindari virus mematikan
Corona, banyak insan menjadi korban
Dimana indra perasaku?
Tak lagi nikmat masakan ibu
Dimana penicumanku?
Aku rindu wangi parfum ayahku
Tuhan marah
Bumi sudah lelah
Kami kehilangan arah
Kami terlalu serakah
Baskara mulai memancarkan eloknya
Tapi tidak dengan dunia
Banyak manusia berduka
Senyumnya tak lagi ada
Pertarungan sang medis melawan virus semakin sengit
Entah siapa yang menang kita harus bangkit
Segala doa kami panjatkan
Tuhan, boleh aku meminta agar seluruh manusia diberi kesehatan?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus Rev(。♡‿♡。)
Keren puisinya Kak