Rendi Herdiansyah Putra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rendi Herdiansyah Putra

Kami, Buku dan perpustakaan

"Semoga pandemi segera berlalu"

Saya adalah salah seorang siswa dari UPTD SDN 06 Gunuang Malintang kec. Pangkalan Koto baru kab. Lima Puluh Kota prov. Sumbar. Sekarang saya sedang duduk dikelas 6. Berbicara tentang buku dan perpustakaan, saya rasa ada yang aneh. Disatu sisi idealnya seorang siswa selalu akrab dengan buku dan perpustakaan tapi, pada kenyataannya banyak siswa seperti saya yang merasa terbebani dengan tuntutan membaca buku sebagai kegiatan literasi yang akhir –akhir ini sering di promosikan.

Kami lebih asyik dan menyenangkan bila bisa bermain HP dan mengikuti Game –game yang beraneka ragam. Ada yang gratis dan ada juga yang butuh kuota yang lumayan besar hingga kami terpaksa meroggoh saku lebih dalam dan merengek pada orang tua agar di sediakan fasilitasnya.

Terlebih selama pandemi melanda, tuntutan belajar dari rumah secara on line atau pun of line (daring atau luring) menuntut orang tua agar menyediakan hp dan pulsanya. Padahal kondisi ekonomi orang tua kami tak semuanya mampu, ada yang hanya punya satu hp dalam satu rumah, bahkan ada yang sama sekali tak punya hp adroid dalam satu rumah, sedangkan yang sekolah ada beberapa orang anak. Belum lagi kalau orang tua bekerja menuntut perlu menggunakan hp android, maka terjadilah tumpang tindih anggota keluarga yang butuh HP. Akibatnya bila salah satu sedang menggunakanya, maka yang lain akan menjadi korban tidak dapat mengikuti pembelajaran secara on line.

Ketika jadwal belajar sedang tidak berlangsung, maka kesempatan itulah yang kami nanti-nantikan agar bisa terus pegang hp dan mengikuti berbagai macam game-game yang tersedia di hp android. Itu sangat melenakan hingga kami sering lupa waktu, makan, bahkan tidur pun bisa kebablasan karena keasyikan bermain. Kadang orang tua juga menegur agar jangan terlalu lama menatap hp karena bisa berakibat fatal pada mata dan kejiwaan karena pengaruh kecanduan game. Tapi kami sering berdalih nyari tugas dan nanya sama mbah google. Habis guru kadang gak punya kesempatan untuk menerangkan pembelajaran di sekolah karena dibatasi oleh peraturan selama pandemi.

Kesempatan kami untuk bisa mengunjungi perpustakaan juga sangat terbatas. Bahkan boleh dikatakan tidak ada karena sekolah tidak dibuka. Khusus buku-buku paket pembelajaran memang dipinjamkan dan dibagikan langsung oleh guru kelas atau guru mata pelajaran. Sedangkan untuk membaca buku-buku lainnya yang ada di perpustakaan sangat minim sekali. Kecuali ada materi pelajaran yang harus dicari dan guru memberikan rekomendasi untuk meminjam buku di perpustakaan.

Beruntung karena bibi saya adalah salah seorang dari guru di sekolah kami. Pada suatu kesempatan beliau mendapat informasi bahwa media guru mengadakan pelatihan sasisabu (satu siswa satu buku) dan saya didaftarkan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Dari pelatihan tersebut saya kenal dengan teman-teman seindonesia walaupun hanya secara virtual. Ternyata banyak teman-teman seusia saya yang sudah mengasah kemampuan menulis dan melahirkan beberapa tulisan bahkan ada yang sudah menerbitkan buku. Semua itu tentu dimulai dengan kebiasaan membaca hingga menjadi suatu kebutuhan sehari-hari. Dan selanjutnya melatih diri untuk menuliskan hal –hal yang dialami sehari-hari atau pengalaman dari bacaan yang sudah dibaca melahirkan tulisan baru.

Saya termotivasi untuk membiasakan membaca setiap hari. Awalnya memang terasa membosankan tapi lama-kelamaan saya merasakan keasyikan tersendiri dengan membaca. Ada hal-hal baru yang saya dapatkan dengan membaca dan tidak bisa didapat dengan bermain bahkan dari pembelajaran di sekolah. Karena pelajaran disekolah sudah ditentukan materi pokok yang harus di pelajari dalam waktu tertentu seperti pada semester ganjil atau semester genab.

Saya berharap, semoga pandemi segera berlalu. Kegiatan pembelajaran disekolah bisa berjalan normal kembali. Hingga kami dapat kesempatan kembali untuk mengunjungi perpustaaan. Membaca bersama teman-teman, berbagi cerita tentang apa yang sudah kami baca. Mudah-mudahan suatu saat nanti saya juga bisa menulis dan semoga buku karya tulis saya akan segera terbit.

“Mencari ilmu dengan membaca, menyimpan ilmu dengan menulis”

Gunuang Malintang, 14 September 2021

RENDI HARDIANSYAH PUTRA

.

BIODATA

Nama Lengkap Saya adalah Rendi Hardiansyah Putra, anak ketiga dari lima bersaudara. Papa saya bernama Edi Safriadi dan ibu saya bernama Wiwiana. Saya lahir di kampuang tangah kecamatan Mungka kab. Lima Puluh Kota Prov.Sumbar. tanggal 7 Juni 2008. Seja kelas tiga SD saya ikut bibi (adik papa saya) di Gunuang Malintang Kec. Pangkalan koto baru kab. Lima Puluh Kota.

Pada Desember 2020 saya ikut kelas menulis Sasisabu yang diadakan Media guru. Sekarang saya sedang duduk di kelas 6 UPTD SDN 06 Gunuang Malintang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

semoga sukses

15 Sep
Balas



search

New Post