Miracle In Cell No 7
Cerita ini diperankan oleh tokoh bernama Pak Dodo, beliau adalah seorang penjual balon yang memiliki keistimewaan. Ia hebat dengan segala keterbatasannya. Penyandang autis dengan rasa kasih sayang yang tak ada batasannya kepada anak perempuannya, Ika. Mereka hidup sederhana dengan apa yang ada tapi tak lupa caranya bahagia karena memiliki satu sama lain di sisinya.
Setiap hari Bapak Dodo mengantarkan Ika ke sekolah menggunakan sepeda tua yang di belakangnya terdapat balon-balon yang ingin ia jual. Mereka bersepeda menyusuri hari cerah bersama, bagaikan terbang ke langit karena rasa bahagia yang tiada tara. Dodo berjanji pada almarhumah istrinya untuk menjaga dan mencintai Ika sepenuh hatinya.
Perasaan itu membuat angin biru (kesedihan) yang disampaikan dari cerita ini menjadi semakin kuat dan semakin menyayat hati di setiap alurnya.
Konflik cerita ini berawal dari Bapak Dodo yang mendapat pesanan balon pesta ulang tahun besar anak dari petinggi negri. Semua berjalan seperti biasa hingga suatu kejadian besar merenggut segalanya. Kesalahpahaman serta keegoisan membuat Dodo menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan serta pelecehan anak petinggi tersebut.
Suasana ricuh, perasaan berselimut pilu dan juga resah. Sementara Ika yang berada di sekolah tetap menunggu Bapaknya datang untuk menjemputnya. Bapak Dodo selalu berpesan kepada Ika untuk tetap menunggunya datang dan tidak keluar dari area sekolah. Namun hari semakin sore, Bapak Dodo pun tak kunjung datang. Dan pada akhirnya, Ika diantar oleh salah satu guru sekolahnya sampai ke rumah.
Ika menjalani hari-harinya sendiri sebagai anak yang bersekolah dasar, Bapak Dodo hampir dua hari tak kunjung pulang membuat Ika khawatir dan cemas. Sampai suatu ketika, Ika mendengar berita dari radio dan juga televisi tetangganya dan melihat Bapak Dodo berada di sana. Ika tau apa maksud dari berita tersebut, Ika sangat terpukul dan bersedih namun ia tetap percaya bahwa Bapak kesayangannya tidak akan pernah melakukan hal keji seperti itu.
Ika banyak dibantu oleh tetangga, yayasan, dan guru sekolahnya untuk hidup tanpa Bapak Dodo. Hingga sampai Ika dapat menemui Bapaknya di penjara dengan berbagai cara mulai dari mengumpat dan dimasukkan ke dalam kardus makanan tahanan hingga menginap di sel serta berpura-pura menjadi pengisi acara keagamaan di sana.
Teman sel Bapak Dodo mengetahui kebenaran dari kasus ini, dan mereka sangat menyayangi Ika dan juga Bapak Dodo. Mereka mendampingi Dodo untuk mendapat keadilan dengan pengajuan banding hukum, namun di balik itu Bapak Dodo disandera untuk tidak mengakui kebenaran yang ada dengan ancaman bahwa jika Bapak Dodo berkata jujur maka Ika akan dalam bahaya dan masa depannya akan hancur. Sayangnya, Bapak Dodo di depan para hakim mengakui yang seharusnya tidak ia akui karena itu bukanlah apa yang ia lakukan sebenarnya, hingga ia dijatuhi hukuman mati.
Bapak Dodo rela dihukum mati demi kebahagiaan hidup Ika, anak gadisnya. Maka sebelum hari itu tiba Bapak Dodo berhasil mewujudkan mimpi Ika untuk terbang dengan meminta teman-teman selnya menerbangkan balon udara yang berisi mereka berdua di dalamnya. Saya yakin banyak penonton yang sangat terharu dan menjatuhkan air matanya saat scene ini.
Di atas sana Bapak Dodo dan Ika mengucapkan selamat tinggal dan berharap akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya, Bapak Dodo meminta Ika untuk belajar dengan giat agar kelak Ika menjadi orang yang berhasil. Pada akhir kisah yang memilukan, Ika seorang anak bersekolah dasar menggandeng tangan Bapaknya untuk yang terakhir kalinya. Ika dan Bapak Dodo menggemakan salam perpisahan yang begitu dalam sakitnya. Ika mengantarkan Bapak Dodo di hari jatuhnya eksekusi hukuman mati yang di dapatkan oleh Pak Dodo. Bapak Dodo berharap Ika menjadi bintang paling bersinar di hari esok nanti, dan ia akan bertemu lagi dengan Ibu Uwi (almarhumah) dan Bapaknya yang menjadi keluarga bahagia.
Sungguh memilukan akhir cerita mereka, namun dengan segala rasa sakitnya Ika mampu bangkit dan menjadi pengacara hebat di masa depan. Ia membersihkan nama Bapak Dodo dari kasus 10 tahun yang telah merenggut kebahagiannya di hadapan para media, dan menceritakan betapa hebatnya Bapak Dodo baginya.
Pesan dan pelajaran yang saya dapatkan dari film luar biasa ini adalah bagaimana kita sebagai seorang anak seharusnya mengingat perjuangan besar orangtua kita tanpa melihat keterbatasan dan kekurangannya. Hiduplah mandiri dengan apa yang kamu miliki, belajar dari rasa sakitnya hidup ini, dan berjuang tanpa mengeluhkan keadaan yang Tuhan beri.
Seperti kutipan dialog yang begitu berkesan di dalam hati saya bahwa, "Kita harus baik sama orang, besok orang yang baik sama kita."
Pesan terakhir Bapak Dodo pada Kartika (Ika), "Jangan lupa ya, jangan lupain Bapak!"
Terimakasih Bapak Dodo dan Kartika, hiduplah bahagia sepanjang masa di kehidupan selanjutnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar