BAB 1
Sains Itu Menarik
Sepulang sekolah, Mahira gembira karena hari ini adalah hari terakhir dia bersekolah karena libur akhir semester telah datang. Dia sudah memikirkan hal seru bersama kakaknya, Maura. Karena janji kakaknya adalah pergi ke kebun di rumah nenek.
“Aku pulang!” Seru Mahira, dengan nada senang.
“Mesti ada yang senang karena liburan.” Jawab kakaknya.
“Kak, besok kita pergi ke kebun nenek kan?” tanya Mahira dengan tatapan penuh harap.
“Hmm, karena kakak masih ada PR liburan sedikit, kita pergi ke rumah neneknya beberapa hari lagi ya?” jawab kakaknya. Maura sudah liburan 1 hari sebelum adiknya liburan. Tentu Mahira sedikit kecewa karena pergi ke rumah nenek saat tengah liburan nanti.
Sorenya, setelah Maura menyicil PR, langsung menuju lemari buku di dekat ruang TV. Mahira yang sedang bersantai di ruang TV sambil menonton TV keheranan.
“Kenapa kakak tidak pernah menonton TV denganku? Memang ada yang asik jika hanya membaca buku?” pikirnya. Mahira melihat kakanya dengan tatapan penuh heran. Setelah kakaknya memilih buku dan pergi ke kamar dengan pintu sedikit tertutup, Mahira langsung mematikan TV dan mengintip kakaknya yang ada di kamar.
“Kak, kakak sedang membaca apa sih?” tanya Mahira dengan nada heran.
Maura yang sedang membaca buku langsung menjawabnya “Oh, kakak lagi baca buku Sains.” Jawabnya dengan jawaban pendek.
“Sains? Emangnya seru ya kak kalau baca buku Sains?” Mahira yang sudah tahu dengan istilah Sains langsung teringat pelajaran sekolah IPA di kelas 3.
“Ya seru dong. Kalau mau pintar Sains harus sering baca buku bertema Sains.” Jawabnya.
Mahira yang tidak suka membaca mulai tertarik. Sebenarnya, Mahira suka dengan sains sewaktu kecil. Hanya saja, di kelas 3, dia jarang sekali belajar tentang sains. Tetapi, dia lebih suka belajar sains tidak lewat buku. Tetapi lebih suka dengan penjelasan langsung. Jadi jika kelas Mahira mengunjungi perpustakaan, Mahira lebih sering melarikan diri daripada membaca. Tetapi, akhirnya ketahuan juga sama bu guru kalau Mahira kabur.
“Kak, aku mau belajar tentang sains lagi!” serunya dengan bersemangat.
Maura kaget, bukan main. Karena baru kali ini melihat adiknya bersemangat untuk mempelajari sains. “Ok, kalau mau mempelajari sains, kamu harus mendengarkan kakak! Biar semua penjelasan masuk ke kepalamu. Ok?” jawab kakaknya.
“Ok, kak!” Seru Mahira.
“Tapi maaf Mahira, kakak masih ada PR yang belum selesai. Gimana kalau kamu mulai baca buku sedikit? Kakak akan kasih kamu buku sains yang bergambar, biar kamu nggak bosan bacanya. Setelah PR kakak selesai, kakak berjanji akan mengajarimu sains.”
Mulai saat itu juga, Mahira mulai membaca buku milik kakaknya. Mahira juga tidak lupa meminta izin ke kakaknya. Tetapi, Mahira hanya membaca buku yang menarik perhatiannya dan sains yang mudah-mudah. Dia membaca buku kakaknya yang khusus untuk kelas 3.
Mahira tiba-tiba merasa penasaran kepada kakaknya, kapankah Maura suka membaca buku. Mahira terkejut setelah diberitahu oleh Ibunya, saat Mahira selasai makan siang, “Kakaknya suka membaca mulai sejak kecil.” Jawab Ibu. Setelah mendengarkan penjelasan ibunya bahwa kakaknya suka membaca mulai sejak kecil, maka Mahira lebih bersemangat dan menantang dirinya untuk membaca buku setiap hari.
Setelah satu minggu full dengan buku, rupanya Mahira mulai bosan. Mahira pun menagih janji pada kakaknya untuk diajari sains. Lagi-lagi Mahira kecewa. Karena Maura sedang mengerjakan PR yang terakhir, maka Mahira harus menunggu.
“Oh iya, hari ini hari Minggu, aku izin dulu sama ibu buat nge-game sekalian menunggu kakak selesai mengerjakan PR.” Pikir Mahira. Mahira selalu diberi jatah bermain game saat hari Minggu selama dua puluh menit. Mahira berpikir kalau waktu itu cukup untuk menunggu kakaknya selesai mengerjakan PR.
Dua puluh menit berlalu. Ternyata kakaknya belum selesai. Setelah Mahira bermain game, sekali lagi Mahira memanggil kakaknya, tetapi sayang Mahira harus menunggu sebentar lagi.
Ditengah rasa jenuhnya menunggu Kakaknya yang sedang mengerjakan PR. Tiba-tiba Ibu memanggil.
“Mahira, tolong bantu ibu membuat makan siang di dapur!” Mahira pun segera membantu ibunya walaupun dengan wajah lesu.
“Mahira, kenapa kamu tidak bersemangat?” tanya ibu.
Mahira menjelaskan bahwa Mahira bosan menunggu kakaknya yang sibuk belajar. Janji kakaknya mengajari Mahira sains belum ditepati. Dan malah menyuruh Mahira membaca buku dulu. Padahal Maura tahu Mahira tidak suka membaca.
“Mahira, ambilkan ibu es batu!”
“Brrrrrr, dingin!” teriak Mahira.
“Kamu tahu proses air menjadi es batu ini? Dalam sains ini disebut perubahan wujud benda dari cair ke padat atau disebut dengan membeku. Tanpa membaca buku, kamu tidak akan tahu teori ini. Jadi jika kamu mau belajar sesuatu, maka perkuat dulu pengetahuanmu Mahira.”
“Wah, ternyata begitu ya bu?”
“Kakak bisa menguasai sains, itu semua berbekal dari membaca. Setelah mengetahui teorinya, kakak akan praktikkan,” lanjut Ibu menjelaskan. “Kamu tahu ini apa? Ini adalah daun bayam. Bayam itu bisa masak sendiri lho untuk makanan mereka. Namanya fotosintesis.”
Mata Mahira berbinar-binar, rupanya benar sebelum mempelajari sesuatu, Mahira harus giat mempelajari teorinya sehingga belajar sains yang dia suka menjadi mengasikkan dan menarik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar