CERITA INSPIRATIF BATU MENANGIS
Suatu hari di suatu desa di pulau Kalimantan, hiduplah satu keluarga harmonis walaupun mereka serba kekurangan. Sang Ayah dan Ibu bekerja keras demi upah untuk kebutuhan mereka. Namun, kehidupan harmonis itu seketika pupus karena pulangnya sang Ayah ke pangkuan Tuhan. Sekarang, tinggal sang Ibulah satu satunya orang yang membanting tulang bekerja keras demi mencari sesuap nasi untuknya dan anak nya.
Darmi, nama anak tunggal dari keluarga itu. Ia selalu dipuja oleh warga kampung karena ayu ( kecantikan ) wajahnya. Namun, sifatnya tak secantik wajahnya, ia adalah anak manja yang semua keinginan nya harus dipenuhi, ia juga anak pemalas yang tak pernah membantu Ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Setiap hari, ia hanya bersolek dan tak melakukan hal lain selain itu.
Pada suatu hari, Darmi di ajak oleh Ibunya pergi ikut ke pasar untuk menjual hasil pertanian. Darmi mengiyakan namun dengan syarat, saat berjalan menuju pasar, ia akan berjalan di depan dan Ibunya berjalan di belakang. Ibu Darmi pun menyetujuinya. Pernyataan Darmi benar dilakukannya, gadis itu jalan melenggang dengan pakaian bagus dan bersolek, sedangkan sang Ibu berjalan dibelakang dengan pakaiannya yang lusuh dan dekil.
Saat sampai di pasar, semua orang yang melihat Darmi terpesona dengan kecantikan gadis itu. Namun orang orang juga bertanya tentang seseorang dibelakang Darmi, sungguh kontras keadaannya.
Seseorang yang dikenal sebagai teman dari Darmi pun bertanya kepadanya. " Darmi, kau terlihat cantik hari ini. Namun, siapa gerangan orang yang dibelakangmu itu ? Dia ibumu ? " Tanyanya. Sang anak pun menjawab dengan nada angkuh, " Bukan, ia adalah pembantuku!" Jawab si gadis. Pertanyaan dan jawaban itu terus berulang seiring mereka bertemu orang orang yang turut menanyakan dan ikut penasaran.
Mendengar jawaban dari semua pertanyaan yang di ungkapkan untuk sang anak, membuat hatinya sakit bukan main. Anaknya yang ia jaga dan rawat seorang diri semenjak kematian suaminya kini tetap tak berubah sikapnya, bahkan lebih buruk. Sekarang sang Ibu sudah tak tahan lagi, ia mengangkat tangan dan berdoa. "YA TUHAN, AKU SUDAH TAK TAHAN LAGI DENGAN SEMUA HINAAN DARI ANAK KANDUNGKU SENDIRI, HUKUMLAH DIA ! "
Perlahan lahan, tubuh Darmi pun berubah menjadi batu, ia memohon ampun kepada Ibunya namun semua telah terlambat. Orang orang masih bisa melihat bahwa tubuh Darmi yang telah menjadi batu masih terlihat menitikkan air mata.
PESAN MORAL : BAHWA SEORANG ANAK TIDAK BOLEH DURHAKA KEPADA ORANG TUANYA. SEBAGAI SEORANG ANAK, KITA HARUS MEMATUHI PERINTAH ORANG TUA DAN SELALU MEMBAHAGIAKAN MEREKA.
SELASA, FEBRUARI 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar