02. Hari pertama di sanggar
Hari Pertama di Sanggar
Pagi hari pun tiba, cahaya sinar matahari mulai menerobos jendela kamar ku. Aku pun membuka mataku dengan perlahan, dan seperti biasa, langit langit kamar ku lah yang menjadi objek utamaku saat aku membuka mata. Kemudian aku mulai beranjak dari tempat tidurku, dan mengambil beberapa pakaian. Setelah selesai mandi dan merapikan diri, aku pun menuruni satu persatu anak tangga dan menuju ruang makan.
”Pagi mom, dad.” Sapa ku pada mereka. ”Pagi sayang, apa kau siap untuk menjalani hari ini?” Tanya dad membalas sapaan ku. Aku pun mengangguk senang. ”Bagaimana tidak? Setelah pulang sekolah nanti, aku akan mengikuti kelas balet.” Ucapku seraya tersenyum. Mereka hanya tersenyum menanggapi perkataan ku.
Sarapan pagi ini berjalan dengan khidmat. Selepas sarapan pagi, aku dan dad berpamitan kepada mom untuk melanjutkan aktifas kami. Aku pergi kesekolah diantar oleh dad. Setibanya aku disekolah, aku pun berpamitan dengannya, dan dia mulai melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
Aku menyusuri koridor sekolah, dan sampai tepat di depan kelas.
”Pagi, semua.” Sapaku pada beberapa murid yang sudah berada di dalam kelas. Aku pun segera menuju tempat duduk ku. Tak lama setelahnya, bel pun berbunyi pertanda kelas akan dimulai.
Author POV
Waktu sudah menunjukkan pukul 5.20, bel pulang telah berbunyi 20 menit yang lalu. Namun, Queen belum juga dijemput.
”Dimana dad? Kenapa terlambat menjemput ku?” Tanya Queen entah pada siapa. ”Queen, sini-!” Panggil Tn.Pitaloka pada Queen.
Queen berlari menghampiri daddy nya. ”Kenapa dad telat menjemput ku? Aku sudah menunggu 20 menit. Lihatlah, aku sendiri disini sekarang.” Ucap Queen kepada Tn.Pitaloka dengan sedikit rasa kesal. ”Maafkan daddy mu ini sayang. Perjalanan tadi sangat macet, haruskah kita terbang untuk pulang?” Tawar Tn.Pitaloka memberi candaan kepada sang putri. Queen malah mem-pout kan bibirnya. “Daddy, bercanda terus. Bagaimana jika aku terlambat mengikuti sanggar balet dihari pertamaku ini?” Ucap Queen pada daddy nya dengan penuh rasa kesal. “Huh, kau ini. Baiklah, mari kita pergi ke sanggarmu.” Ucap Tn.Pitaloka pada Queen yang merajuk.
Mereka pun telah sampai di tempat Queen mengikuti sanggar balet. “Hai, Queen. Hallo, uncle.” Ucap Lexa, kakak sepupu Queen dengan membungkukkan dirinya hampir 90 derajat. Queen dan Tn.Pitaloka hanya membalas dengan senyuman. “Apa kau sudah tau dimana letak lokernya?” Tanya Lexa pada Queen. Queen menggelengkan kepalanya pertanda bahwa ia belum tahu dimana letak loker. “Mau ku antar?” Tawar Lexa pada Queen. Queen menganggukkan kepalanya pertanda setuju akan tawaran Lexa. “Baiklah, dad akan menjemputmu setelah kau menyelesaikan sanggarmu. Semoga menyenangkan, sayang.” Ucap Tn.Pitaloka seraya mengelus dan mencium puncak kepala Queen. Queen tersenyum dan mengangguk menanggapi Tn.Pitaloka. “Dah, sayang. Dah, Lexa.” Ucap Tn.Pitaloka semakin menjauh. “Mari, ku antar.” Ucap Lexa mengajak Queen menuju letak loker. Lexa berjalan lebih dulu dari Queen.
“Huh, tidak bisakah kau menyamakan langkahmu denganku? Aku ini sepupumu. Mengapa kau begitu canggung dengan ku?” Tanya Lexa seraya membalikkan badannya. Queen hanya menunjukkan deretan giginya untuk menanggapi Lexa. Dia segera menyamakan langkahnya dengan Lexa. “Berapa nomor lokermu?” Tanya Lexa. “49.” Jawab Queen. “Benarkah? Kau tepat disampingku. Lihatlah, lokerku bernomor 44.” Ucap Lexa seraya menunjukkan nomor pada kartu lokernya. Queen tersenyum menanggapinya. “Haish… Mengapa kau begitu pendiam? Tidak bisa kah kau berbicara lebih banyak?” Tanya Lexa geram. “Maafkan aku, aku terlalu gugup untuk kembali berbalet.” Ucap Queen seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Apa maksudmu kembali? Bukankah kau baru mengikutinya sekarang?” Tanya Lexa. “Apakah kau akan percaya jika aku mengatakan bahwa aku adalah seorang reinkarnasi dari penari balet asal Spanyol?” Ucap Queen. Lexa yang mendengar ungkapan dari Queen menganga. “Bagaimana mungkin? Agama kita saja tak mempercayai adanya reinkarnasi.” Ucap Lexa menganggap ungkapan Queen sebagai candaan. Queen hanya dapat tersenyum. “Ya, memang tidak akan ada yang percaya padaku. Bahkan mommy sekalipun.” Ucap Queen dengan sedikit menunduk. “Sudahlah, tak perlu kau pikirkan. Ayo, kita ke ruang balet.” Ajak Queen mengakhiri pembicaraan.
~
“Baiklah, sekarang sudah waktunya kalian untuk pulang. Tolong dipelajari lagi point-pointnya. Terima kasih.” Ucap ma’am kepada seluruh penari balet disana. “Terima kasih, Ma’am.” Ucap kami serempak dengan membungkukkan setengah badan. Ma’am mulai berjalan meninggalkan ruangan.
“Huh, akhirnya.” Ucap Lexa menghela nafas panjang. Queen terkekeh pelan menanggapi sepupunya itu. “Kau mau pulang denganku?” Tawar Queen pada Lexa. Lexa menggeleng sebentar. “Aku ingin pergi ke rumah salah satu temanku untuk mengerjakan tugas.” Ucap Lexa memberi alasan. “Baiklah, kalau begitu. Aku duluan ya!” Seru Queen seraya melambaikan tangannya.
Queen pulang dijemput oleh daddy-nya. Saat tiba dirumah, waktu menunjukkan pukul 8.00 pm. Queen segera membersihkan dirinya dan pergi makan malam. Makan malam berjalan dengan sedikit candaan yang dilempar oleh Tn.Pitaloka. Setelah selesai makan malam, Queen segera kembali menuju kamarnya untuk mempelajari pelajaran esok. Tidak lama belajar, Queen sudah tertidur di meja belajarnya.
“Queen, apa kau sudah tertidur?” Tanya Ny.Pitaloka dari balik pintu. Ny.Pitaloka yang merasa tak dapat jawaban pun segera membuka pintu kamar itu. “Kau ini, jika sudah lelah mengapa harus dipaksa?” Tanya Ny.Pitaloka pada Queen yang tertidur. Ny.Pitaloka berusaha memindahkan Queen ke kasurnya. Dan yap, berhasil. Sekarang, Queen sudah tidur dengan nyaman dikasurnya. Ny.Pitaloka yang melihat hal tersebut tersenyum dan mencium pucuk kepala putrinya itu. Tak lupa menyelimuti dan mematikan lampu kamar, Ny.Pitalokan segera bergegas meninggalkan kamar putrinya itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar