01. Memasuki sanggar balet
Memasuki Sanggar Balet
Queenara Pitaloka, gadis kecil yang baru saja menginjak usia 15 tahun berkata pada sang ibu.
”Mom, Queen ingin kembali menjadi penari balet seperti dulu.” Ucap gadis itu. ”Apa maksudmu seperti dulu, sayang? Kau bahkan baru menginjak usia 15 tahun.” Ucap Ny.Pitaloka terhadap gadis kecil tersayang nya.
”Tapi, mom. Aku bukanlah anakmu, dulu aku adalah penari balet berkebangsaan Spanyol yang pergi ke sini. Namun, saat dalam perjalanan menggunakan pesawat, pesawat yang ku tumpangi jatuh di laut. Dan saat itu juga aku memasuki sebuah lubang hitam yang ternyata adalah perut, mom.” Ucap Queen mencoba menjelaskan. Ny.Pitaloka menanggapinya dengan tawa ringan. ”Haha, sayang. Kau ini pintar sekali mengarang. Bahkan, kau tidak mengakui bahwa aku ini ibumu. Sedih sekali” Ucap Ny.Pitaloka dengan sedikit bumbu drama didalamnya.
Malam harinya, tepat pada Sabtu malam, Queen menemui kedua orang tua nya. ”Mom, Dad. Queen ingin mengikuti sanggar balet.” Ucap Queen kepada ke-2nya. ”Kau ini, sangat tertarik dengan balet ya” Ucap Ny.Pitaloka seraya mengelus surai coklat yang dimiliki putrinya.
”Kau yakin, sayang? Kau bahkan baru berumur 15 tahun.” Ucap Tn.Pitaloka seraya tersenyum. Queen mengangguk kan kepalanya pertanda ia serius akan keinginannya mengikuti sanggar balet.
”Baiklah, kita akan pergi besok. Sekarang, kau kembali lah ke kamarmu. Sudah waktunya kau tidur, Queen.” Ucap Tn.Pitaloka kepada Queen. Queen tersenyum senang, ia kembali menuju kamarnya dan tertidur.
Keesokan harinya, hari dimana Queen akan mendaftar sebagai anggota sanggar disalah satu kotanya.
”Apa kau senang, sayang?” Tanya Ny.Pitaloka seraya mengelus surai milik putrinya. Queen mengangguk dengan senyum lebar diwajahnya, seraya berkata. ”Aku sangat senang, mom. Aku akan membuktikan bahwa ucapanku itu benar. Aku adalah seorang penari balet berkebangsaan Spanyol.” Ucap Queen tegas.
Ny.Pitaloka hanya diam, ia bingung harus menanggapinya dengan bagaimana. Haruskah ia mencari tahu tentang seorang penari balet terkenal itu?
Mereka kembali ke rumah, dan Queen tak henti² nya bersenandung menandai bahwa ia adalah orang paling bahagia untuk saat ini.
Malam hari pun tiba, seluruh anggota keluarga sedang berkumpul untuk menyantap makan malam yang ada.
”Queen, apa kau yakin akan mengikuti les sanggar itu bersamaku?” Tanya salah satu kakak sepupunya. Lexa.
Queen mengangguk sebagai jawaban, dan saat ia ingin mengatakan bahwa dirinya adalah seorang reinkarnasi dari penari balet terkenal, mom mendahuluinya dengan alibi menyuruhnya tidur.
”Ayo, Queen. Sudah waktunya kau tidur. Mari, mom antar ke kamarmu.” Ajak mom pada Queen. Queen mengikuti mom menuju kamarnya. Sesaat setelah sampai di kamar. Mom bukannya langsung pergi, tetapi hanya melamun entah memikirkan apa.
Queen POV
’Huh? Ada apa dengan mom? Tumben sekali, mom mengantarku sampai masuk kamar seperti ini? Dan, kenapa mom melamun di kamarku?’ Batinku. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya.
”Mom, apa yang kau pikirkan? Mengapa kau melamun di kamar ku?” Tanya ku seraya menatap heran ke arahnya. Mom segera tersadar, dia hanya menggelengkan kepala setelahnya mengelus kepalaku lembut. ”Ada yang ingin mom tanyakan padamu.” Ucapnya.
”Apa itu mom?” Tanya ku pada mom. Dia duduk di sisi ranjang ku dan berkata.
”Dari mana kau tahu tentang reinkarnasi, sayang?” Tanya nya padaku. Aku terlihat sedikit bingung. Aku pun bertanya. ”Memangnya kenapa? Apa kau sudah mempercayainya, mom?” Tanya ku sedikit berharap.
”Tidak sayang, bagaimana kau bisa tau tentang reinkarnasi? Agama kita tak mempercayai reinkarnasi, sayang. Bagaimana mungkin?” Ucap mom padaku. Aku tertunduk lemas.
’Apakah tidak ada yang bisa mempercayaiku?’ Batinku. Mommy mengelus kepalaku, dan berkata.
”Tidurlah, sayang. Kau pasti akan menjadi penari balet terkenal seperti yang kau mau. Tapi, jangan mengatakan bahwa kau bukan anakku. Sungguh, itu membuatku sedih, nak” Ucapnya seraya tersenyum kearah ku. Aku pun kembali menundukkan kepala ku.
Mommy kembali mengelus dan mencium kepalaku. Setelah itu, dia mematikan lampu kamarku, dan pergi meninggalkanku sendirian di kamar ku.
Aku tak langsung tidur setelah itu, bagaimana bisa aku tidur? Sedangkan orang-orang tak ada yang mempercayaiku. Apa aku terlihat terlalu kecil bagi mereka? Setelah lama memikirkan hal itu, rasa kantuk mulai menjalar ditubuhku. Lelah rasanya, dan tanpa kusadari, aku tertidur dengan lelap.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar