“Aku tahu!” kata Dhiva

“Sepertinya, penyusup itu punya maksud tertentu pada Amanda,”

Semua melongo tak percaya.

“Bagaimana mungkin?”

…

Pagi – pagi sekali, penghuni asrama dikagetkan oleh kedatangan sebuah mobil tak dikenal di halaman asrama.

“Permisi, saya tantenya Amanda. Mau menjemput dia pulang,” Seorang perempuan cantik memperkenalkan diri serta maksud kedatangannya pada ibu asrama kami.

“Oh, maaf ibu, Amanda sudah pulang beberapa hari yang lalu,” Ibu asrama kami memberi penjelasan.

“Hah? Bagaimana bisa?” Raut wajahnya tampak sangat kaget.

“Beberapa hari yang lalu, ia dijemput oleh pamannya. Ada suatu urusan keluarga yang harus diselesaikan katanya. Seharusnya hari ini adalah jadwal kembalinya ke asrama.” Ibu asrama berbaik hati menjelaskan.

Tante Amanda tampak gusar, ia segera menelpon seseorang diseberang sana.

“Ngga ada disini,” suaranya nampak begitu cemas.

Tante Amanda akhirnya memutuskan pulang beberapa saat kemudian. Meninggalkan tatapan penuh tanya para penghuni asrama.

“Amanda kenapa ya? Pasti terjadi sesuatu yang tidak beres,” Qilla berkata di sela-sela makannya.

“Entahlah, akupun merasakan sesuatu yang ganjal telah terjadi padanya.” Hanna menggelengkan kepalanya tak yakin.

“Apakah ini ada hubungannya dengan penyusup tempo hari?” Dhiva bertopang dagu. Nasi gorengnya dibiarkannya mulai mendingin.

“Kita akan tahu jawabannya sebentar lagi. Qilla, antar kami kembali ke Mall Kenanga,” Hanna mengambil keputusan selepas makan pagi usai.

Qilla segera menyanggupi tanpa banyak bertanya lagi. Jadilah, pagi itu mereka berenam kembali melanjutkan misinya menyelidiki keberadaan Amanda dimanapun ia berada.

Sret, “Kita berhenti disini,” Hanna memberi aba-aba.