Part -37
Hanna mulai membuka kembali lembar-demi lembar halaman buku. Seperti malam itu.
“Ada tulisan baru?” Qilla bertanya setelah melihat raut kaget Hanna.
Hanna mengangguk dan menunjuk sebuah halaman.
Terimakasih sudah menjadi teman baik untukku
“Nah kan! Hantu Aisha seneng, kamu mau jadi temennyaa!” Hanna tersenyum puas. Senang tebakannya kali ini tak meleset.
Qilla tersenyum tanggung. Masih teringat kalimat kedua teman yang duduk disamping kanan dan kirinya sekarang. ‘Allah itu sesuai prasangka hambanya’. Apalagi kalimat Dhiva yang mengatakan ‘Ucapan itu doa’. Uh, baru kali ini dia berkesempatan mendengar kalimat sakti itu. Kenapa ngga tau dari dulu sih?
“Trus, truss? Ada lagi ngga?” Dhiva berteriak penasaran sekali.
Hanna kembali membuka halaman selanjutnya.
Semoga kalian dapat mengambil pelajaran dari seluruh kisah hidupku. Sekaligus masa laluku.
Hanna dan Dhiva mengamini dalam hati. Sedangkan Qilla bertanya keheranan.
“Maksudnya apa sih? Dia kan ngga pernah cerita apa-apa, cuma nulis di diary ini, itupun sebaris-sebaris perhalaman,” Qilla sedikit menggerutu sebal. Temenan sama hantu emang aneh! Sama anehnya dengan keputusannya malam itu. Berbaik hati menerima permintaannya sebagai teman. Yeah, meskipun dengan dua status yang jauh berbeda.
Hanna dan Dhiva mengangkat bahu. Teringat janjinya dengan kak Lily agar tak memberitahukan pada siapapun. Keduanya memutuskan tak memberitahu sedikitpun pada Qilla.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar