Part -29
Situasi berubah genting. Kak Lily tampak berpikir cepat. Memutar otak mencari solusi yang tepat.
“Ayo ikuti aku! Kita akan aman disana,” kak Lily segera beranjak dari duduknya. Berlari cepat. Diikuti oleh Hanna dan Dhiva yang tergopoh-gopoh mengikuti langkahnya.
Sementara itu, alarm kebakaran masih terus berbunyi kencang. Kak Lily menggeser sebuah cermin yang tergantung di tengah-tengah perpustakaan. Hanna dan Dhiva menganga lebar. Tak menyangka cermin itu sebagai pintu masuk menuju sebuah ruang rahasia. Teringat kelakuannya yang suka bergaya di depan cermin ini sembari menenteng sebuah buku setiap kali ia berkunjung ke perpustakaan.
Ruangan itu cukup luas. Terdapat sebuah meja bundar yang dikelilingi beberapa kursi kecil. Di pojok ruangan itu, terdapat sebuah rak buku tua yang berdiri kokoh. Di dalamnya, berjejer rapi buku-buku berukuran tebal yang tampak tua, namun terawat dengan baik. Sedikit berdebu dimakan rayap. Disampingnya, berkas-berkas dalam map menjulang tinggi. Sebuah ranjang dengan ukiran kayu rumit, berada di pinggir ruangan.
“Ruangan apa ini?” Gumam Dhiva dalam hati.
Seakan mendengar pertanyaan Dhiva, kak Lily berucap pelan.
“Duduklah dulu di kursi, nanti aku akan menjelaskannya,”
“Kalian akan aman disini, ruangan ini telah di desain anti terbakar,” sambung kak Lily menenangkan, setelah melihat raut cemas yang masih bergelayut di wajah keduanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar