Part -13
Hari itu, aku tinggal sendirian di rumah. Tiga hari ini, bunda dan ayah sedang pergi ke luar kota.
Aku melakukan aktivitas seperti biasa. Pembantuku datang tiap pagi, dan kembali ke rumahnya kala sore hari tiba. Dan malam itu, aku lapar mendadak, aku memutuskan untuk memasak mie. Aku menyalakan kompor dan mulai memasak.
“Kringgg!” Dering telefonku berbunyi nyaring.
“Ah! Telefon dari bunda!” aku melonjak kegirangan. Segera melangkah ke kamar untuk mengangkat telefon yang sudah sejak pagi kutunggu.
Menit terus berlalu. Aku lupa, setelah mengangkat telefon dari bunda, aku lanjut menonton film, dan ketiduran. Dan aku sungguh lupa, aku meninggalkannya.
Malam mulai larut, aku tak tahu, ditengah tidur lelapku, api berkobar ganas melahap seluruh isi rumahku.
“Mamaa! Zahida ada didalaaamm!” Farhana berteriak panik. Mendesak mamanya untuk segera menolongku.
Rumahku dikerubungi warga. Satu dua mulai membantu, dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
Tanpa pikir panjang, Mama Farhana masuk ke dalam rumahku. Menerjang api yang terus berkobar.
“Zahida, Zahidaa! Bangun nak! Kita harus segera keluar dari sini!” Mama Farhana mengguncang tubuhku keras.
Aku membuka mata perlahan, “Ada apa tante?” tanyaku bingung. Kesadaranku belum kembali sepenuhnya.
“Rumahmu kebakaran nak!” Mama Farhana berteriak cemas.
Mataku membulat kaget, “Ayo! Kita harus segera keluar dari sini!” Mama Farhana menarik tanganku cepat.
Api membumbung tinggi. Aku dan Mama Farhana terus berlari, melewati api-api besar yang terus berkobar ganas. Satu meter lagi, kami akan tiba di pintu masuk. Keluar dari gelombang api ini.
“Brukk!” Mama Farhana tersandung potongan kayu didepannya.
“Tantee!” Aku berteriak panik. Mama Farhana terjatuh dalam kobaran api yang besar.
“Cepat keluar dari sini!” Mama Farhana tak peduli lagi. Yang penting aku selamat.
Aku segera keluar dari rumahku. Mendapati Farhana yang berdiri gelisah menunggu.
“Mana mama?” Matanya mencari-cari sosok penyelamatku.
Aku menggeleng lemah.
“Mamaaaaa! Mamaaa!” Farhana berteriak kencang.
Aku tak tahu, mama Farhana berhasil menyelamatkan diri atau tidak.
Tiba-tiba, mobil pemadam kebakaran datang. Memadamkan api yang teralanjur membumbung tinggi. Aku menatap rumahku sedih. Hancur sudah. Tak tersisa apapun disana.
Aku menatap nanar. Farhana terdiam termangu, jatuh terduduk melihat jasad mamanya yang hampir tak dikenali.
Farhana menangis tanpa suara. Hatinya dipenuhi dendam dan amarah. Ia memandangku nanar. Tak sanggup berkata-kata lagi. Lalu pergi, tanpa pamit.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar