Part -11
Wanita itu menoleh. Melepas moncong laras senjatanya, segera berhitung dengan situasi. Ia sendirian, dan harus segera pergi dari sini.
“DIAM DITEMPATT! JANGAN KABUR!” Salah satu polisi membentak. Sementara komandan G menghubungi pasukan yang berjaga diluar agar waspada.
Zhafran melirik jam tangannya sekali lagi. Tersisa dua menit. Zhafran semakin panik. pintu ini begitu kuat. Tak ada cara lain lagi, baiklah.
“GUBRAAKK!” Zhafran mendobrak pintu kencang. Nafasnya memburu. Satu menit lagi.
“Za..Zahidaa,” Zhafran terbata. Tak kuasa memandang tubuh istrinya terbaring kaku dihadapannya. Semoga masih ada keajaiban.
Ia menggotong tubuh Zahida perlahan,
Sementara itu, “Arrgh!” Mereka tertinggal satu lift lagi. Satu detik yang berharga.
Wanita itu terlalu gesit dan licik. Beberapa polisi berhasil menyusul. Belum tertinggal jauh.
“Berhenti! Jangan paksa kami membunuhmu ditempat!” Seorang polisi berseru kencang.
Mereka sudah tiba di lantai pertama. Ia masih terus berusaha kabur.
Namun, lihatlah. Ia telah kalah. Terkepung belasan polisi di depan, belakang, samping. Ia tak bisa lagi berkutik. Kepongahannya tadi menguap sudah. Belasan polisi itu bersiap atas segala kemungkinan. Menunggu perintah komandan G.
“Syuut,” tiba-tiba sebuah belalai panjang menarik tubuhnya cepat. Ia akan dibawa benda terbang yang tiba-tiba muncul entah darimana. Belasan polisi itu terkejut. Tak menyangka ia dapat lolos kabur, untuk kesekian kalinya.
Komandan G menggeram marah. “Dor!” ia melepas tembakan mematikan. Cepat, tak meleset sesenti pun. Ia berhasil melumpuhkannya, satu detik sebelum wanita itu sempurna masuk ke dalam benda terbang.
“Duarr!” Wanita itu meluncur jatuh tak bernyawa. Komandan G tepat menembak jantungnya. Membuatnya mati tak bernyawa.
“Elif! Segera antarkan aku ke rumah sakit terdekat!” Zhafran berseru panik ditengah semua ketegangan itu. Kepayahan menggotong tubuhku. Entah masih hidup atau tidak.
Zhafran berlari cepat disusul beberapa orang polisi, menuju mobil taktis yang terparkir persis di depan bangunan tua.
“Bisakah kau mengemudi lebih cepat?” Zhafran berseru cemas.
“Ini sudah diluar kecepatan rata-rata Zhafran,” Elif ikut berseru panik. Beruntung, mereka sedikit terbantu suara sirine, membuat yang lain segera menyingkir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar