Qonita Husna Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Part -07

Malam penuh bintang gemintang, bertaburan begitu indah. Namun sama seperti pelangi, ia tak pernah setia, segera pergi berlalu. Sedangkan pagi tak mau kalah, segera menunjukkan pesona mentarinya yang bersinar menakjubkan.

Pagi ini, aku berangkat ke kantor seperti biasa. Beruntung ketika sampai disana, semua sudah siap menunggu kehadiranku.

“Baiklah, mengenai kondisi perusahaan yang mulai terbentur masalah-masalah baru, adakah diantara kalian yang menemukan sebuah kejanggalan, ancaman, teror maupun ketidak nyamanan bekerja di perusahaan ini?” Aku langsung membahas pokok persoalan seusai mengucap salam.

Beberapa orang mengacungkan tangan.

Benarlah, sesuai pengamatan penyidik profesional, banyak ancaman yang datang disekitar mereka. Beruntung, semua nyaman dan senang bekerja di perusahaanku, namun beberapa memutuskan resign sebab tak kuat dengan berbagai ancaman dan teror.

“Kita harus meng-upgrade perusahaan kita. Jangan sampai perusahaan kita hancur karena ulah orang lain yang membenci, bekerja diam-diam melumpuhkan.”

“Yak, sebuah usulan mungkin?”

“Saya Hanim,” Heydar, ketua divisi pemasaran mengangkat tangan.

“Silahkan,” aku mengangguk, memberi kesempatan.

“Bagaimana jika kita mengadakan promosi produk AP1, dengan tambahan sedikit bonus menggiurkan, misalnya?”

“Sarana dan prasarana?” Aku bertanya lebih lanjut. Ide ini boleh juga.

“Kita bisa menggunakan beberapa strategi perdagangan. Dengan menaikkan harga dan menurunkan serendah-rendahnya, asal tidak jauh dari harga normal misalnya, atau menyebarkan brosur-brosur digital dan non digital, semoga itu cukup membantu.” Jelasnya panjang lebar.

“Good, usulan diterima. Koordinir karyawanmu secepatnya,”

“Baik.” Heydar mengangguk pasti.

“Disini, saya akan menawarkan kembali perpanjangan kontrak Zehra dan Rasheda, apakah kalian berdua bersedia?” Aku mencoba manarik kembali.

“Dengan senang hati,” keduanya menjawab serempak.

“Ini ujian kita bersama. Hanya ada dua pilihan. Terus maju, atau mundur. Mari kita kembangkan perusahaan kita bersama, semoga sukses,”

***

Bukan waktu yang sebentar untuk memulihkan keadaan menjadi normal kembali seperti sedia kala.

Dan aku bisa. Berkat semua orang, pendukung disekitarku. Namun tetap saja, aku lelah. Aku terlalu lelah menghadapi semua ujian ini. Hanya ada dua pilihan besar. Maju atau mundur. Dan kalian akan segera tahu, aku memilih apa.

“Rasheda, bisakah kau mengganti posisiku?” Petanyaanku di pagi buta itu membuatnya begitu terkejut.

“Berjanjilah kau akan kembali Madam,” Rasheda memotong.

“Doakan saja,” aku berucap ambigu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post