Qonita Husna Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Part -05

“Hoş geldiniz misafirler. Hari ini kita akan merayakan 3 tahun perusahaan AP1 berdiri sekaligus peluncuran AP1 terbaru versi 2.3. Semoga dengan acara ini perusahaan AP1 berkembang tersebar di berbagai penjuru dunia.” MC memulai acara meriah ini dengan penuh gembira.

“Baiklah, mari kita saksikan sambutan yang pertama yang akan disampaikan oleh CEO perusahaan AP1, waktu dan tempat kami persilahkan,” Aku berjalan menuju podium. Berucap beberapa patah kata penuh rasa syukur. Disana, dibarisan penonton, Zhafran hadir tersenyum penuh penghargaan.

Namun aku tak tahu, dikejauhan, sekali lagi ada yang memandang penuh kebencian.

“Gorecegiz, aku akan terus menghantui hidupmu. Dan menghancurkannya secepat mungkin,” Emosinya memuncak, tekadnya sudah bulat. Tak ada seorang pun yang dapat menghalanginya lagi.

Acara terus berjalan lancar, tanpa kendala apapun. Termasuk peluncuran produk terbaru AP1 versi 2.3. Dengan fitur yang lebih lengkap dan praktis, para pelangganku seketika membelinya tanpa syarat.

Bulan demi bulan terus berjalan, roda kehidupan terus berputar. Tak selamanya berada diatas. Ada kalanya harus jatuh sejatuh-jatuhnya. Ujian kehidupan seluruh insan di dunia.

“hanımefendi şimdiden özür dilerim, saya memutuskan, tidak bisa melanjutkan kerjasama lanjutan bersama anda,” pernyataan Zehra ini membuatku sedikit terkejut. Ada apa gerangan? Bukankah selama ini ia terlihat baik-baik saja?

“Apakah ada masalah yang memberatkanmu di outlet AP1 Istanbul?” Aku berusaha mengorek penjelasan.

“Tidak, tidak ada Hanim, aku baik-baik saja,” ia menggeleng meyakinkan.

“Benarkah?” Aku bertanya menyelidik. Berusaha mencari kejujuran di matanya. Tidak ada. Zehra jelas menyembunyikan sesuatu dariku, entah apa. Namun ternyata, ia buru-buru mengangguk mengiyakan.

Baiklah, aku tidak bisa memaksanya untuk melanjutkan kerjasama ini. Lagi pula, masa kontraknya berakhir persis hari ini. Akhirnya, aku mengangguk. Dengan berat hati.

“Ada apa askim? Kurasa ada sedikit masalah, sehingga kau tak mengindahkan pesan suami paling perhatian ini,” Zhafran yang tiba-tiba saja menelefonku, bertanya lembut..

Aku terdiam sejenak. “Entahlah, aku merasa sedikit sedih. Manajerku tak mau bekerjasama lagi, tiba-tiba ia menemuiku tadi untuk mengutarakan maksudnya,” aku mendesah pelan.

“Tenang askim, pasti ada pengganti yang lebih baik darinya,” Zhafran menenangkan. Beginilah aku, ia tahu aku selalu terbawa perasaan setiap menghadapi masalah.

“Harus ada yang diperbaiki lagi, mungkin ada perusahaan lain yang membuatnya jatuh hati, pasti ada cacat yang membuatnya merasa tidak nyaman, atau kau tidak memberinya gaji yang memuaskan?”

“Entahlah, aku selalu memberi gaji lebih sekaligus bonus-bonusnya. Mungkin ada faktor lain yang lebih masuk akal,”

“Well, kamu masih bisa menariknya kembali bukan? Kamu punya Allah, Yang Maha membolak-balikkan hati,” Zhafran kembali berucap menenangkan.

Aku mengangguk tanpa suara. Aku harus meningkatkan kekuatan doaku.

“Tok! Tok! Tok!” Seseorang mengetuk pintu.

“Masuk,”

“hanımefendi şimdiden özür dilerim, saya ingin mengutarakan maksud saya untuk tidak memperpanjang kontrak sebagai manajer perusahaan ini,” kejutan kedua, Azqila manajer outlet AP1 Ankara ikut mengundurkan diri sebelum aku sempat memintanya memperpanjang kontrak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post