Part-03
Aku tiba di kantor kepolisian Turki dalam keadaan kedua tangan diborgol.
“Anda tentu tahu, mengapa kita berada disini. Ada yang ingin kau katakan untuk terakhir kali? Sedikit argumenmu mungkin?” Seseorang itu menatap dingin, intonasinya datar terkendali.
“Well, saya memang orang yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini. Namun, kalau saya boleh menjelaskan, saya pun masih menyelidiki siapa yang ada dibalik kasus ini. Karena saya baru saja sampai disini tadi malam,” jelasku panjang lebar.
Perdebatan itu masih berlanjut 30 menit kemudian. Hingga akhirnya pihak kepolisisan menerima argumenku.
“Baiklah, saya beri waktu seminggu untuk memastikan. Sementara ini anda kami bebaskan, namun anda tetap dibawah pengawasan kami.”Aku menarik napas lega.
“Tidak ada kemajuan berarti Hanim, CCTV itu tak merekam apapun pada hari itu. Ada yang sengaja mematikan fungsinya beberapa menit. Pun dengan pendeteksian sidik jari di seluruh penjuru ruang kerjaku, nihil. Penjahat itu hilang tak berbekas.” Abizard melaporkan pengamatannya tadi bersama beberapa penyidik kepolisian.
Aku menghela napas perlahan. Setelah berucap beberapa patah kata, kututup sambungan telefon dari Abizard.
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui, berilah petunjuk padaku…” Malam itu, aku bersimpuh sujud pada-Nya. Kubentangkan sajadah untuk bermunajat serta meminta jawaban melalui shalat istikharah kepada-Nya. Sebuah pelukan menghambur lembut. Seraya berbisik,
“Onemli degil askim, tenang, ada Allah bersamamu,” Zhafran berbisik menenangkan.
***
Itu seperti rekaman film yang diputar ulang.
Aku melihatnya. Sungguh. Namun, entah kenapa, aku hanya dapat berdiri diam. Tak kuasa mencegahnya.
Ada yang terbunuh. Entah siapa dan karena apa, aku tak tahu. Rekaman film itu terlalu cepat berputar. Seseorang itu tampaknya profesional sekali. Tak sampai semenit, ia berhasil melumpuhkan seorang teknisi pabrik dihadapanku, meninggal terkulai tak berdaya.
Tampaknya, ia tak punya banyak waktu. Ia segera menyembunyikan mayat itu di selokan. Sesegera mungkin seseorang misterius itu melepas baju mayat teknisi tersebut, dan buru-buru mengenakannya.
Dihadapanku, seseorang misterius berwajah asing itu sedang menyelinap di ruang kerja Sharaj. Langkahnya tenang penuh rencana. Awalnya ia hanya memandang sekitar, mengelilingi penjuru pabrik. Mengawasi, berhitung dengan keadaan. Hingga akhirnya ia berani memutuskan tindakannya. Setelah dirasa cukup aman, ia menuju komputer jaringan otak AP1. Secepat kilat, ia menyabotase jaringan itu lantas pergi, hilang tak berbekas.
Samar-samar, tampak seseorang yang tersenyum dari kejauhan. Remote jarak jauh, pengendali segala kelakuan orang asing dihadapanku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar