Sepatu Sial
"Sama-sama!" teriaknya sambil menaruh sesuatu di bangkuku. Sari langsung berlari keluar tanpa menghampiri aku yang duduk di pojok baca. Bel sudah berbunyi, tanda waktu pulang sudah tiba. Kubawa tas berisi seplastik gorengan yang tidak habis terjual hari ini. Tidak lupa aku juga membawa sepatu baru tadi yang kubeli dengan mentitipkan uang kepada Sari.
Hari ini aku tidur dengan bayang bayang betapa kerennya diriku esok memakai sepatu ini. Terbesit di pikiran bodohku ingin membuang sepatu lamaku. Tentu tak akan kulakukan, ibuku pasti akan mengoceh sampai satu semester. Sepatu baru ini saja kusembunyikan darinya.
"Bagus tuan putri, uang SPP yang ibu berikan setiap bulan kemana? Kenapa disini masih kosong?" ucapnya dengan mengangkat gagang sapu. Aku langsung merinding karena uangnya selama ini kusembunyikan untuk membeli sepatu baru impianku. Pagi yang cerah dengan diawali kemarahan ibuku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
thx mi fren
bagus adik, fb lb yes
Bagusss cintaa
Bagusss cintaa