Pemuda sebagai generasi penerus bangsa serta ujung tombak masa depan bangsa, harus bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Dan juga selalu berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meraih prestasi. Kita harus dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar bisa menjadi pemuda yang aktif dan produktif. Harus menjadi pribadi yang tangguh, rajin, pekerjaan keras, kreatif, cinta tanah air serta bisa menghargai orang lain.

Tantangan utama generasi muda saat ini dalam era perkembangan dunia digital adalah untuk tidak hanyut dan menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi. Justru teknologi harus bisa menjadikan kita lebih kreatif, inovatif dan berprestasi. Karena dengan adanya teknologi kita akan lebih mudah mencari informasi yang kita perlukan. Ikuti akun-akun yang bisa memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita, karena apa yang kita ikuti akan membawa dampak dan berpengaruh bagi kesehatan mental kita. Kita juga harus mempunyai etika saat berkomunikasi di medsos. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

Untuk bisa mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan, wawasan serta bisa mengembangkan bakat kita, kita bisa mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolah yang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki. Ada banyak ekstrakurikuler yang bisa kita pilih, seperti ekstra Jurnalistik, Pramuka, PMR, Musik, Tata Boga, PORSIGAL, Rebana, Badminton, dan lain-lain. Di dalam semua kegiatan ekstrakurikuler kita dilatih untuk bisa bertanggungjawab, kerja sama, semangat pantang menyerah dan juga berkompetisi.

Dalam sebuah kompetisi kita akan belajar bagaimana kita harus bisa bekerja sama dalam sebuah tim. Bahu membahu dalam mengerjakan tugas yang diberikan untuk semua tim. Harus bertanggungjawab menyelesaikan tugas yang sudah di bagikan oleh pembimbing apa pun halangannya. Dengan seringnya kita berkompetisi dalam sebuah perlombaan kita akan bisa mempunyai tanggungjawab dan juga sportivitas yang tinggi. Karena saat kita berlomba selain kita berharap untuk jadi pemenang kita juga harus siap untuk kalah. Karena kalah menang dalam sebuah perlombaan itu hal yang sudah biasa. Saat mengikuti lomba kita juga akan bisa menambah pertemanan, pengalaman serta mengetahui dan memahami bagaimana keadaan di luar lingkungan sekolah kita. Dan itu akan membuat kita bisa menghargai orang lain.

Seperti halnya saat kemarin saya mengikuti lomba perang mading di Kediri. Beberapa hari saat akan menjelang acara perlombaan, beberapa peserta dari tim kami jatuh sakit. Tetapi kita harus tetap mengerjakan tugas kami masing-masing. Karena kita sudah diberi kepercayaan dan diberi tanggungjawab oleh sekolah sesuai kemampuan kita masing-masing. Dan tugas kami tidak bisa diwakilkan. Mesti dalam kondisi kurang fit kami harus mampu menyelesaikannya, karena acara puncak perlombaan sudah ada di depan mata. Dan justru dalam keadaan seperti itu ide-ide yang semula macet malah jadi lancar. Alhamdulillah Satu hari menjelang acara, kondisi kami sudah mulai membaik meski masih ada yang sedikit batuk pilek. Kami menyiapkan hal-hal yang perlu di tampilkan untuk acara besuknya, yaitu dengan latihan pertunjukan yel-yel dan juga menambahkan detail pada mading kami.

Hingga akhirnya hari yang telah kami nanti-nanti tersebut pun datang juga. Semua peserta wajib datang di hari jumat 16 September 2022 untuk penampilan yel-yel masing-masing sekolah. Saya berempat kebagian shift pagi, jadi harus tiba di pagi hari, sementara 8 anak lainnya menyusul pada sore hari. Setelah sholat maghrib tim kami tiba saatnya tampil, rasanya agak canggung berdiri di hadapan banyak penonton dari berbagai sekolah di kediri. Tetapi sebelum acara memang kami sudah di brifing untuk bisa tampil gila di hadapan para penonton untuk menguatkan mental kami. Dan Alhamdulillah penampilan kami tidak mengecewakan dan lancar. Acara hari ke -1 selesai pukul 21.30 WIB dan kami pulang dalam keadaan lelah.

Hari ke-2 acara, saya tidak bisa mengikuti acara dan tergeletak lemas di atas tempat tidur, karena badan saya tidak sanggup dibuat bangun. Rasanya agak menyesal karena banyak keseruan yang terjadi, dan hampir semua anggota tim berangkat ke sana. Hingga akhirnya hari ke-3 minggu 18 September 2022 acara puncak dari perlombaan. Ada 9 dari 12 anak dari tim yang berangkat. Banyak keseruan yang terjadi, hingga akhirnya sekitar pukul 22.00 WIB pengumuman juara tiap kategori. Awalnya sempat merasa down karena nama tim madrasah kami belum di sebut di beberapa kategori. Rasa lelah dan kantuk sudah menghinggapi semua tim. Dan tepat pukul 22.30 WIB nama tim mading kami diumumkan menjadi juara “The Best Content”. Alhamdulillah seketika rasa lelah kantuk yang menyelimuti tim kami hilang, berganti rasa gembira dan haru yang menyelimuti semua anggota tim kami termasuk para guru pembina, dan kerja keras tim kami selama kurang lebih 1 bulan pun terbayar, benar-benar usaha tidak akan pernah menghianati hasil.

Profil Singkat Penulis

Putri Chakiki, akrab disapa Kiki. Dia lahir di Kediri pada tanggal 21 September 2008. Saat ini dia berumur 14 tahun, dan sedang duduk di bangku kelas 9 MTsN 7 Kediri. Kiki memiliki cita-cita untuk menjadi seseorang yang sukses, dia juga memiliki hobi menggambar dan berjalan-jalan. Novel yang berjudul Pelangi Mimpi merupakan novel tunggal pertamanya. Sebelum itu, Kiki juga sudah pernah menulis empat belas buku antologi.

Kiki adalah anak ke 7 dari 7 bersaudara dan hidup di provinsi Jawa Timur. Saat ini Kiki masih aktif menulis di blog sasisabu dan teropong madrasah, dia juga aktif dalam kegiatan Jurnalistik.