Kala Rindu Terhalang Covid-19
Pandemi Covid-19 saat ini telah membuat guru dan siswa tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau biasa disebut KBM secara langsung/offline. Kegiatan pembelajaran yang semulanya dilaksanakan secara langsung harus digantikan dengan proses pembelajaran lain. Proses pembelajaran yang semulanya dilaksanakan secara langsung harus digantikan dengan proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan jarak atau biasa disebut dengan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan menggunakan bantuan media online. Dimasa pandemi ini sekolah di liburkan, berbagai kegiatan sekolah harus diberhentikan. Seiring berjalannya waktu, keadaan tidak kunjung membaik. Hal ini membuat para siswa tidak bisa kembali pergi ke sekolah. Siswa pun dituntut untuk terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan cara diberikan tugas atau materi pembelajaran melalui media online yang telah disediakan oleh sekolahan.
Media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh pun sangat beragam. Diantaranya seperti aplikasi WhatsApp, Edmodo, Google Classroom, Google Meet, Google From, YouTube, E-Learning dan juga Zoom. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh, para siswa diminta untuk mengunduh aplikasi-aplikasi tersebut agar dapat mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan tatap muka yang biasanya dilaksanakan secara langsung kini dapat dilaksakan dengan bantuan virtual media yaitu dengan menggunakan aplikasi Google Meet ataupun Zoom. Proses pemberian materi pembelajaran dan juga berbagai tugas dapat dilaksanakan dengan bantuan media WhatsApp ataupun E-Leraning. Banyak siswa yang antusias untuk mengikuti pembelajaran ini. Hal ini membuat siswa merasakan hal yang berbeda dari biasanya dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pembelajaran jarak jauh bisa menjadi sangat membosankan karena siswa dituntut untuk terus berdiam diri dirumah saja dan tidak boleh bepergian jauh karena virus Covid-19 yang masih tinggi angka penyebarannya. Hal inilah yang menjadi alasan utama siswa merasa bosan, ditambah lagi banyaknya tugas yang diberikan dari guru, kerinduan untuk berkumpul bersama teman-teman, suasana sekolah dan kelas juga menjadi alasan pendukung lainnya. Belajar dari rumah saja dapat menyebabkan minimnya interaksi antar siswa. Akibatnya siswa tidak mengenal satu sama lain Siswa dituntut untuk melaksanakan berbagai hal secara mandiri. Mencari informasi tambahan, memahami materi pembelajaran semua dilaksanakan secara mandiri. Hal ini dirasa cukup berat. Seperti halnya anak kelas 7, semenjak memasuki madrasah mereka belum pernah merasakan seperti apa rasanya belajar di bangku sekolah bersama teman-teman, mereka tidak mengenali siapa teman ataupun guru mereka, mereka hanya dapat berkomunikasi melalui sosial media.
Belajar dari rumah bisa saja menjadi hal yang menyenangkan karena siswa dapat belajar sambil bermain. Akan tetapi bisa menjadi tidak terlalu menyenangkan dan lebih terasa membosankan karena kita tidak terlalu faham oleh materi yang di berikan guru. Hal ini terjadi karena materi pembelajaran tidak dijelaskan secara detail seperti saat melaksanakan pembelajaran di sekolah, banyak siswa yang merasa kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan secara online ini menimbulkan permasalahan tambahan. Banyak orangtua yang mengeluh tentang perilaku anaknya yang tidak bisa diatur, orangtua merasa kurang memiliki ilmu dan waktu yang cukup untuk mendampingi anaknya mengerjakan tugas terlebih lagi biaya untuk membeli paket internet. Begitu juga siswa, mereka merasa jenuh saat belajar di rumah dan kurang paham dengan apa yang dijelaskan oleh orangtuanya.
Pergilah Covid-19 dari bumi ini, kami ingin bebas. Kami ingin belajar lagi di sekolah.
Murid tak faham pelajaran tanpa adanya penjelasan dari guru.
Kami rindu, rindu bersama-sama lagi, rindu berbagi ilmu, rindu berkelakar dan rindu menimba
ilmu di sekolah seperti dulu.
Harapan kita semua, semoga Covid-19 segera berlalu dan sekolah dapat kembali di buka. Kuncinya, semua orang harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Disiplin menerapkan 5M. Yaitu memakai masker, menjaga jarak, menucuci tangan, membatasi mobilitas, dan juga menjauhi kerumunan.
Profil Penulis
Putri chakiki, biasa dipanggil kiki. Kiki lahir di kediri, 21 September 2008. Saat ini dia berumur 12 tahun. Hobinya adalah menggambar dan Cita citanya ingin menjadi seorang seniman.
Ayah kiki bernama Ali irfan dan Ibunya bernama Nurul Saidah. Ayahnya adalah seorang wirausaha di bagian pembuatan Onderdil senapan angin dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kiki adalah anak ke 7 dari 7 bersaudara. Saat ini dia sedang menempuh pendidikannya di MTsN 7 Kediri. Kiki juga aktif dalam kegiatan jurnalistik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren.. kak Kiki
Iya, terimakasih dek
Bagus kak tulisannya
Keren sih
Terimakasih
Terus berkarya yaa
Ya
bagus kak cerita nya, terus semangat ya kak, maaf baru baca hari ini
Iya, Terima kasih. Salam kenal ya